Mohon tunggu...
Meddy Danial
Meddy Danial Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Galaxy Note\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dua Film Indonesia yang Paling Saya Tunggu dengan Berdebar-debar

10 November 2010   09:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_72310" align="alignleft" width="490" caption="Sumber: http://image.tempointeraktif.com/?id=52074&width=490"][/caption] DUA FILM Indonesia yang paling saya nantikan dengan perasaan berdebar-debar adalah film yang berdasarkan seri ketiga dari novel cerdas dan heroik karya Andrea Hirata: Edensor. Satunya lagi adalah film berbasis keagamaan karya Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy) berjudul “Dalam Mihrab Cinta” yang dibintangi oleh Dude Herlino. Film kedua Andrea Hirata berjudul “Sang Pemimpi” sangat memuaskan saya sebagai penonton dan pecinta film Indonesia. Inilah film kedua yang bisa memuaskan saya setelah Ada Apa Dengan Cinta (AADC). Film Sang Pemimpi mampu menampilkan sirkumstansi yang jernih dan apa adanya dari sebuah kisah heroik anak-anak kampung yang jauh dari pusat kemajuan budaya dan pendidikan. Sedangkan film Ketiga Kang Abik yang disutradairai sendiri oleh dirinya adalah novel yang sangat bagus tentang anak muda yang berhasil menjadi orang sukses meskipun sempat dituduh sebagai orang dengan perangai buruk. Kedua film ini punya benang merah yang sama, kisah tentang: ANAK MUDA, HEROISME, PENDIDIKAN dan BERANI KELUAR DARI ZONA NYAMAN !!! Ya, dua anak muda brilian dari Indonesia. Kang Abik dan Mas Andrea. Dua sosok anak muda cerdas dan bermutu yang mampu mengharubiru pembaca Indonesia dan bahkan luar negeri mengenai sebuah perjuangan. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Semuanya harus dengan kerja keras dan dengan satu mimpi besar. Keduanya juga penulis sekaligus pelaku sebenarnya. Mereka sukses sebagai penulis sekaligus sebagai pelaku yang berhasil memberikan contoh dalam tindakan dan perbuatan. Bukan hanya berkoar-koar. Mereka bukan hanya menulis novel. Namun, mereka sendirilah pelakunya, tokoh riil yang benar-benar ada, bukan FIKSI. Sosok yang bukan hanya mampu menulis dan memberikan nasihat di atas laptop, namun mereka sosok yang hadir dan pelaku aktual yang sesungguhnya. Pelaku kehidupan sekaligus pejuang yang otentik. Hanya, Kang Abik selangkah lebih berani dalam pembuatan film ketiganya ini yang langsung disutradarai oleh kang Abik sendiri. Yang saya kagum, kang Abik tetap minta didampingi oleh sutradara senior Pak Chaerul Umam. Sebuah keputusan yang bijak, kalau tidak mau jeblok di pasaran seperti filmnya Opick yang sangat jauh di bawah standar. Pada akhirnya ,Ssaya juga berdebar-debar dengan tim kreatif Mira Lesmana dan Riri Riza tentang siapa penggati Ariel Peterpan? Hehehehe. Salam Film Indonesia -MD-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun