Kegiatan mahasiswa membangun desa (MMD) merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diluncurkan oleh Universitas Brawijaya. Kegiatan pengabdian ini menyasar pada seluruh desa di Jawa Timur. Salah satu desa yang menjadi mitra pengabdian program MMD adalah Desa Sidonganti, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Dengan peluncuran program MMD ke Desa Sidonganti, diharapkan adanya inisiasi terkait pemanfaatan yang optimal terkait dengan sumber daya alam yang dimiliki desa.
Desa Sidonganti merupakan salah satu desa di Kecamatan Kerek yang kegiatan ekonominya masih berfokus pada pertanian. Desa ini memiliki lahan sawah yang luas sekitar 38,3 Ha. Lahan yang luas tersebut mayoritas ditanami jagung oleh petani setempat. Oleh karena itu, jagung menjadi komoditas unggulan dari desa ini. Namun, dengan kayanya sumber daya alam tersebut, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengakselerasi perekonomian desa.
Kelompok 933 MMD UB diterjunkan ke Desa Sidonganti dengan membawakan beberapa program kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan desa. Salah satunya adalah sosialisasi terkait dengan pemanfaatan limbah jagung kepada kelompok tani di Desa Sidonganti. Eko Harianto, ketua kelompok tani Loh Jinawe menyambut baik program kerja sosialisasi ini karena dirasa penting bagi desa ini untuk bisa menambah nilai sisa hasil panen. "Selama ini limbah jagung, janggel jagung hanya dibakar dan dijadikan pupuk untuk tanam jagung selanjutnya. Belum ada pemanfaatan janggel jagung untuk menambah pendapatan masyarakat."Â Berbasis kepada permasalahan tersebut, kelompok 933 MMD UB menginisiasi kegiatan sosialisasi terkait pemanfaatan janggel jagung sebagai briket sebagai bentuk ide bisnis bagi masyarakat Desa Sidonganti. Selain itu, kegiatan sosialisasai ini dipadukan pula dengan sosialisasi mengenai pemasaran dan juga praktik pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari cucian air beras. Narasumber dari kegiatan ini adalah mahasiswa dari rumpun ilmu pertanian yang juga merupakan bagian dari kelompok 933 sendiri, yakni Helga Ikhsannudin, Fauziah Fajridayana, dan Rusyda Sabilan.
Koordinator kelompok 933 Desa Sidonganti, Michael Hans, menyatakan bahwa program ini memang sesuai dengan kebutuhan desa. Dengan sosialisasi ini, pada dasarnya diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Sidonganti untuk dapat memanfaatkan limbah jagung tersebut dan siap untuk bersaing di pasar. "Adanya program 3 in 1 ini: pembuatan briket arang, pupuk organik, dan juga pemasaran. Diharapkan dapat membantu desa ini secara komprehensif dari segi pertanian, sehingga kekayaan alam ini sendiri dapat berkontribusi kepada perekonomian desa, peningkatan pendapatan masyarakat desa contohnya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H