Di malam hari ke-3 saya melakukan isolasi mandiri dan orang tua saya di rumah sakit, malamnya Saya merasa gelisah dan memiliki firasat kepada ibu saya, karena di malam itu saya tidur sendiri dan dimimpikan oleh ibu saya, beliau bilang bahwa beliau sudah sembuh dan bisa pulang.Â
Di pagi harinya saya melakukan rutinitas pemulihan dan juga bersih-bersih, kemudian salah satu tetangga saya bertanya apakah sudah mendapatkan kabar dari ayah saya, di situ saya tidak tahu maksud dari kabar itu apa, sehingga saya menelpon ayah saya, namun beliau tidak mengangkat telepon dari saya, di situ perasaan saya sudah mulai tidak tenang. Kemudian beberapa menit kemudian saudara saya datang dan memberikan kabar bahwa ibu saya sudah meninggal di pagi itu.Â
Saat itu saya merasa sesak dan lemas mendengarkan kabar tersebut, saya tidak bisa melakukan apa-apa, namun saya hanya bisa berdoa agar segala amal ibadah almarhumah ibu diterima oleh Allah SWT. Selang beberapa waktu ayah saya menelpon dan memberikan semangat kepada saya, agar keadaan saya tidak semakin parah, padahal di situ saya juga tahu bahwa ayah saya pasti juga sangat merasa terpukul karena kepergian almarhumah.Â
Di rumah, saya menunggu kabar jenazah almarhumah ibu , karena masih menunggu urutan  untuk dilakukan pemandian di rumah sakit. Rencananya almarhumah ibu akan dimakamkan di dekat rumah kami.Â
Setelah jenazah almarhumah ibu saya tiba dipemakaman, saya datang untuk melihat beliau terakhir kalinya walaupun jenazah berada di dalam peti dan saya tidak bisa melihat wajah beliau untuk terakhir kalinya, namun saya yakin bahwa almarhumah sudah bahagia dan tidak merasakan sakit lagi. Setelah proses pemakaman selesai saya pun kembali ke rumah untuk melakukan isolasi mandiri lagi selama 2 minggu dan ayah saya masih berada di rumah sakit dikarenakan beliau tidak boleh pulang terlebih dahulu selama dua Minggu.Â
Setelah melakukan isolasi selama dua minggu ternyata kami sudah dinyatakan negatif, dan akhirnya boleh melakukan aktivitas kembali, dan ayah saya bisa pulang ke rumah. Itu adalah pengalaman saya terkena Covid-19.Â
Wabah tersebut memang benar adanya, karena kami sudah merasakan terkena Covid-19, untuk orang-orang yang tidak percaya akan adanya wabah ini, dan berpikir bahwa hal tersebut hanyalah permainan belaka semua itu salah, karena kami sudah merasakannya. Namun kami sudah ikhlas mengenai peristiwa tersebut dan kami yakin bahwa hal tersebut akan ada hikmah dan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Nama: Meby Risma Sektiorini
NIM: 2130022023
Prodi: S1 Kesehatan Masyarakat
Universitas: Nahdatul Ulama Surabaya