Desertifikasi adalah kondisi dimana tanah semakin kering karena kekurangan air yang dipicu oleh ulah tangan manusia, pemanasan global dan perubahan iklim.
Luas lahan kering (dryland) atau ekosistem yang dicirikan oleh kondisi kekurangan air saat ini mencapai 40% lahan dunia, termasuk di dalamnya lahan garapan, padang rumput, sabana dan padang pasir.
Sebanyak 38% warga dunia atau 2,7 miliar penduduk tinggal di wilayah-wilayah ini. Mereka menyumbang separuh dari produksi ternak dunia.
Menurut Luc Gnacadja, Sekretaris Eksekutif dari United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD), sebanyak 75 miliar ton tanah subur rusak setiap tahun.
Kerusakan lahan dan kekeringan telah menyebabkan bumi kehilangan 12 juta hektar lahan produktif setiap tahun yang seharusnya bisa menghasilkan pangan sebesar 20 miliar ton. “Padang pasir buatan manusia ini tumbuh 23 hektar setiap menit,” ujar Gnacadja.
Untuk mengatasinya, dunia harus mengolah lahan dengan prinsip yang berkelanjutan. Prinsip ini harus menjadi ujung tombak dari konsep ekonomi hijau guna menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan mengurangi kemiskinan. “Saya berharap Konferensi Rio+20 di Brasil bisa mewujudkan konsep ini,” ujar Gnacadja.
Menurut Gnacadja, ada dua mekanisme yang bisa dilakukan untuk memerlambat penyusutan tanah subur ini. Yang pertama adalah dengan menjaga lahan yang belum rusak dengan cara mengolah lahan sesuai dengan prinsip ramah lingkungan. Yang kedua adalah dengan melakukan pemulihan kembali lahan yang telah kering.
Penurunan kualitas lahan dan desertifikasi saat ini berdampak pada 1,5 miliar penduduk. Sekitar 75% dari mereka masuk dalam kategori penduduk termiskin dunia.
Baru-baru ini Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjuk Leila Lopes, Miss Universe 2011 sebagai duta tanah kering untuk mengampanyekan pentingnya upaya menjaga lahan agar tidak mengalami kerusakan dan kekeringan.
Lopes berasal dari Angola, salah satu wilayah di Afrika yang terancam oleh desertifikasi. “Lahan kering bukanlah lahan terbengkalai yang tak bisa dimanfaatkan, kita harus mengembalikan kesuburannya,” tutur Lopes.
Redaksi Hijauku.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H