Mohon tunggu...
David IndraCahya
David IndraCahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar Setiap Saat

Sedang dalam tahap belajar membaca dan menulis mohon bimbingannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keliatannya Aja Seneng, Aslinya Lagi Bersedih, Yuk Kenali Eccedentesiast

14 November 2021   12:38 Diperbarui: 14 November 2021   12:42 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita selalu mendeskripsikan, jika seseorang yang sedang tersenyum atau sedang tertawa berarti tandanya seseorang itu sedang bahagia.

Tetapi perlu diketahui bahwa seseorang yang tersenyum atau tertawa belum tentu benar bahwa orang itu sedang bahagia. Akan tetapi adakalanya seseorang itu sedang menutupi luka atau masalahnya dengan cara tersenyum.

Orang yang seperti ini biasanya disebut sebagai Eccedentesiast.

apa itu Eccedentesiast?
Eccedentesiast adalah suatu istilah dalam psikologi dimana seseorang menyembunyikan rasa sakit (dalam konteks luas) mereka dibalik senyumnya.

Kita ambil contohnya saja kalau sedang berbalas chat dengan doi, lalu doi membalas chat dengan berdalih "gpp kok" ditambah dengan emot tersenyum, meski kenyataannya ia tidak sedang baik-baik saja, tetapi dia berusaha menutupi semuanya dengan senyuman. Mungkin kita sudah mengetahui kalau doi membalas chat seperti itu pertanda bahwa keadaan sedang tidak baik-baik saja.

Tetapi keadaan ini juga sering kita dengar dengan sebutan smiling depression. Smiling depression ini merupakan istilah untuk seseorang yang sebenarnya mengalami kesedihan mendalam. Namun, perasaan tersebut mereka sembunyikan di balik topeng kebahagiaan. Mereka tampak bahagia dan ceria dari luar, tetapi sebenarnya hal itu dilakukan untuk menutupi rasa sedih dan putus asa yang dirasakan.

Masih ingat dengan tokoh film Joker tahun lalu? Nah tokoh tersebut selalu membawakan dengan karakter smiling depression ini.

Dan mengapa banyak orang yang lebih memilih tersenyum walaupun sebenarnya dia sedang dirundung kesedihan?

Itu mungkin bisa terjadi akibat dari suatu lingkungan sosial kita yang melihat bahwa kesedihan adalah hal yang tabu. Ketika orang sekeliling melihat orang yang sedih, mereka akan menuntut orang itu untuk terlihat bahagia yaitu dengan paksaan tersenyum.

Ada juga alasan lainnya, seorang Eccedentesiast memiliki sifat mandiri, mereka terbiasa menghadapi masalah yang mereka miliki sendiri karena mereka pandai mendapatkan sebuah penerangan.

Hebatnya, seorang eccedentesiast adalah penghibur yang sangat baik. Semakin orang terluka, semakin pandai dia menyenangkan orang lain. Walau dia tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah yang besar miliknya, dia dapat dengan mudah menyelesaikan masalah kecil orang lain. Dengan tersenyum memang tidak membuat seseorang terlepas dari masalahnya. Akan tetapi dengan tersenyum membuat seseorang merasa yakin bahwa dirinya akan baik-baik saja.

Mereka tersenyum namun hati mereka merasa sedih, mereka tertawa namun hati mereka menangis, mereka bahagia namun hati mereka terluka, mereka layaknya oranglain yang tak mempunyai masalah.

Dan menurut para ahli, seseorang yang mempunyai kebiasaan akan meninggalkan dampak negatif terhadap kesehatan mental diri. Jadi jangan biasakan dirimu yaa.

Sumber & referensi

-pingpoint,co,id/berita/hidup-dibalik-topeng-kenali-ciri-ciri-eccedentesiast/
-duapah,com/senyum-itu-tak-selalu-berarti-seseorang-bahagia-terkadang-hanya-membuatnya-merasa-cukup-menghadapi-masalah/
-m.fimela,com/lifestyle-relationship/read/3767001/senyum-bisa-dipalsukan-tapi-kebahagiaan-tidak
-youtube channel satu persen-sering tersenyum-bukan-berarti bahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun