Mohon tunggu...
Ahmad Akmal
Ahmad Akmal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya adalah seorang tukang halu yang memiliki hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ambisi (Pesan Tak Tersampaikan #5)

2 Juli 2023   07:29 Diperbarui: 2 Juli 2023   07:34 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia terlahir dengan keistimewaannya masing-masing. Keistimewaan-keistimewaan inilah yang kelak akan menentukan kemana hidup kita akan mengarah. Lalu kita tumbuh dan dapat menentukan tujuan hidup kita sendiri. Tujuan yang berhasil membuat kita memacu diri kita sendiri lantas membuka keistimewaan baru. Ambisi. 

Takaran ambisi tiap-tiap individu terbatas dari berbagai faktor pada individu itu sendiri. Seberapa keras upaya kita menginginkan sesuatu, sebesar itu juga takaran ambisinya. Ambisi serta kerasnya upaya menjadi tiang pemandu utama alur hidup yang disebut dengan "tujuan."

Banyak orang yang berambisi untuk menjadi kaya, terkenal, hidup senang, berpendidikan dan lain sebagainya. Padahal, hidup bisa sesederhana hidup tenang. Tak jarang dari kita kurang tertarik untuk menghabiskan energi pada sesuatu yang sebetulnya penting, hingga membuang waktu dengan tidak melakukan apa-apa, lantas menyesal dikemudian hari. 

Tak sedikit orang juga memiliki banyak ambisi pada banyak hal dalam hidupnya. Banyak juga dari kita yang bahkan tidak memiliki satupun ambisi untuk diperjuangkan. Tapi bagaimana jika sepersekian orang yang memilih hidupnya tanpa ambisi, adalah orang-orang yang menentukan hidupnya untuk berjalan memang seperti itu. Tanpa harapan berlebih, tanpa ketakutan berlebih, tanpa waktu terbuang berlebih, serta hal-hal berlebihan lainnya. Serta, bagaimana jika seandainya orang-orang dengan banyak ambisi dalam hidupnya, adalah mereka yang justru paling sering tersesat dalam menentukan pilihan. Terlalu banyak ambisi, terlalu banyak yang perlu dikejar, begitu banyak juga yang menjadi tanggung jawab.

Kita dapat apapun yang kita inginkan, sebanyak apapun yang kita mau. Kita juga diizinkan untuk tetap diam di tempat tanpa melakukan banyak hal. Semuanya akan kembali pada pertanyaan sederhana.

"Apa yang sebenarnya kamu kejar?"

"Apa yang sebenarnya kamu ingin?"

Banyak dari kita yang melakukan sesuatu, bukan atas dasar keinginan sendiri. Sedikit-banyak juga yang diam di tempat, melawan cibiran orang lain, namun sepenuhnya sadar jika itu adalah apa yang ia ingini. 

Jadi coba tanyakan lagi pada dirimu sendiri. Ajak hati kecilmu bicara kembali. Apa yang sebenarnya Kamu dan ia inginkan dalam hidup? Apakah semua yang terjadi, sudah seperti apa yang kamu inginkan? 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun