Ini mengingatkan saya dengan sebuah film fiksi populer tahun 2001 yang berjudul Artificial intelligence dimana ada salah satu quote nya yaitu AI berkata bahwa “Saya sering merasa iri pada manusia, pada hal yang mereka sebut roh. Manusia telah menciptakan sejuta penjelasan tentang makna hidup dalam seni, puisi, dan rumus matematika. Tentu saja, manusia harus menjadi kunci makna keberadaan.”
Ya, manusia diciptakan dengan roh. Dan roh adalah sesuatu yang menjadi urusan Allah SWT. Sampai kapanpun kita tidak akan pernah tahu apakah roh itu, namun bagaimana kita bisa mengenali Allah SWT, jawabannya adalah Qalbu. Qalbu lah yang akan membawa kita kepada cahaya iman. Qalbu adalah detektor cahaya, dan Al-Qur’an adalah cahaya dari segala sumber cahaya.
“Al-Qur’an itu diturunkan oleh al-Rūh al-Amīn pada qalb-mu” (QS al-Syu’arā’: 193-194)
Namun hanya qalbu yang peka yang dapat menangkap sebanyak mungkin cahaya. Qalbu semacam itu disebut dengan Qalbun salim. Untuk mencapainya kita harus menjaga aqidah, membersihkan hati dari segala penyakitnya dan selalu mengingat Allah SWT.
Allah SWT telah memperingatkan kita di dalam Al-Qur’an:
“Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada” (QS al-Hajj: 46)
“Sesungguhnya di dalam hal itu ada peringatan bagi orang yang memiliki qalb”. (QS Qāf: 37)
Wallahu a’lam bisshawab
