Mohon tunggu...
M Dimas Aditya Sukma
M Dimas Aditya Sukma Mohon Tunggu... Lainnya - kuliah

suka random

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Kebencanaan

5 April 2024   20:03 Diperbarui: 5 April 2024   20:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengetahuan konseptual yang diperlukan bagi petugas daerah terutama di bidang pendataan, analisis, dan alternatif dalam mitigasi bencana pada wilayahnya. Pengetahuan tersebut jelas berkaitan untuk mengatasi permasalahan dan penanganan problema bencana daerah. 

Pemanfaatan citra penginderaan jauh untuk keperluan kebencanaan daerah, bagi Sebagian daerah sering petugasnya belum siap. Problema pemanfaatan penginderaan jauh bagi pengelolaan kebencanaan bertolak pada data penginderaan, alat/peralatan, dan sumber daya manusia. Setiap problema diuraikan sebagai berikut ini:

1. Data wilayahnya umumnya tercatat berupa data statistik, dan kumpulan peta-peta baik peta dasar maupun peta tematik, yang disebut dengan data pokok untuk Pembangunan daerah, kadang tidak tahu harus diapakan untuk keperluan kebencanaan. Terbatasnya tema, kerincian, dan ketepatan data sering menjadikan kendala untuk penggunaan dalam kebencanaan, dan untuk keperluan pengembangan wilayah.

2. Alat ukur survey secara terestial untuk pembuatan peta belum melembaga di daerah. Perkembangan alat survey, pemetaan, dan pendataan wilayah telah jauh berkembang ke era digital dan serba computer. Alat canggih pemetaan, revisi peta, pendataan ulang daerah lebih cepat tepat dan akurat dapat dilakukan dengan pemrosesan citra digital dan system informasi geografis, walaupun sudah dikenal di daerah, namun penggunaannya masih terbatas. Pengenalan peralatan canggih sangat terbatas di beberapa wilayah.

3. Sumber daya manusia yang diperlukan daerah untuk survey, pemetaan, dan analisis kebencanaan di beberapa kabupaten/kota, masih sangat terbatas, bahkan sering masih langka. Tenaga sarjana umumnya di bidang ekonomi, sosial, politik, Teknik, pertanian, sedangkan sarjana tentang kebencanaan masih sangat terbatas.

Ketiga Problema tersebut sering menjadi kendala dalam penanganan kebencanaan daerah, terutama untuk menghadapi otonomi daerah dan adanya perkembangan wilayah. Provinsi/kabupaten/kota baru hasil pengembangan perlu mengetahui gambaran terbaru wilayahnya, termasuk wilayah yang rawan bencana. 

Di masa mendatang volume kegiatan di daerah semakin besar terutama dalam penanganan pengelolaan sumber daya lahan dan lautan, pemantauan perubahan, pemetaan, dan pengelolaan bencana yang mungkin terjadi di wilayahnya. Oleh karena itu pemanfaatan teknologi survey dan pengelolaan data spasial dengan memanfaatkan tekonologi penginderaan jauh serta sistem informasi geografis untuk aplikasi kebencanaan perlu dikembangkan. 

Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa teknologi penginderaan jauh bagi staf instansi ditingkat kabupaten/kota dengan cara pelatihan atau training. Pelatihan dapat dilakukan melalui jenjang akademik atau khusus, agar para lulusannya dapat menangani kegiatan perkembangan potensi dan pengelolaan data untuk wilayahnya, baik untuk pengelolaan sumber daya alam, lingkungan, dan kebencanaan.

Data penginderaan jauh merupakan hasil rekaman oleh satelit penginderaan jauh baik satelit sistem pasif maupun satelit sistem aktif, akan menghasilkan jenis dan karakteristik citra sesuai dengan Panjang gelombang yang digunakan dalam perekamannya. Citra multispectral mempunyai kepekaan menerima tanggapan spectral (pantulan) obyek di permukaan bumi yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya setiap saluran Panjang gelombangnya. 

Citra radar mempunyai kepekaan tergantung pada sinyal balik radar, panjang gelombang, kondisi dan arah obyek, serta polarisasi yang digunakan dalam perekaman radar. Pengguna citra radar disamping mengetahui karakteristik citra radar juga harus paham mengenai karakteristik obyek yang akan dianalisis menggunakan citra radar. 

Karakteristik obyek terutama adalah kondisi obyek yang berupa kondisi topografi wilayah, kekerasan permukaan obyek, kemampuan obyek dalam memantulkan dan meneruskan sinyal radar yang biasa disebut complexs dielektrict constant (CDC), Posisi obyek terhadap satelit radar yang merekam datanya. Berdasarkan hal tersebut, maka pengguna data penginderaan jauh harus mengetahui karakteristik data yang akan digunakan. Diungkapkan karakteristik data penginderaan jauh saat ini baik resolusi menengah maupun resolusi tinggi, antara lain citra NOAA-AVHRR 19, dan citra Aqua Terra Modis, Landsat 8 LDCM, citra SPOT 5, dan SPOT 6, citra Pleiades, citra Quickbird, dan citra Worldview 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun