Mohon tunggu...
Dimas AA
Dimas AA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profil dari Dimas A.A.

Seorang Mahasiswa Psikologi. Memiliki berbagai macam ketertarikan terhadap berbagai bidang keilmuan. Sedang mendalami fisika perkara teori dimensi lebih dari dimensi ketiga.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Deadly Inter-Generation Individualism: Bagaimana Individualisme antar Generasi Disalahgunakan Sebagai Justifikasi Kecatatan Kehidupan

2 Juli 2021   10:01 Diperbarui: 9 Juli 2021   18:36 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Fakta selalu berkata lain. Mendengarkan lagu dari The Clash, Guns n Roses, Nirvana, dan berbagai band yang dikenal dekat akan simbol perlawanan dan berbagai hal yang dianggap tabu lainnya tidak pasti membuat seseorang membangkang dan menjalankan sebuah perlawanan demi menggulingkan suatu pemerintahan atau memicu kerusuhan umum. Video Game bertema kekerasan dan tembak-menembak tidak selalu membuat para pemain memiliki ketertarikan untuki melukai orang lain sekadar demi kesenangan. Membaca berbagai buku pada bidang ilmiah maupun filsafat tidak dapat merubah pandangan seseorang dengan mudah bila mereka memiliki pegangan tersendiri terhadap kehidupan.

Berbagai hal kembali kepada individu. Bagaimana tiap individu pada masing-masing generasi tidak bisa dipukul sama rata antara satu sama lain hanya karena mereka berbagai waktu kelahiran. Keinginan memberikan kritik, nitpicking, dan kecenderungan untuk selalu mencoba memberikan glorifikasi pada masa lalu adalah bentuk mematikan dari individualisme suatu generasi. Proses pemberian dan pemastian identitas dari mereka didasarkan kepada mengangungkan masa-masa susah yang mereka lalui sepanjang kehidupan, suatu proses individuation secara kolektif. Tanpa mereka sadari, mereka telah menjebak diri di masa lalu dan tidak bisa lepas dari sana. Sangkar itu sudah disusun begitu rumit pada generasi berikutnya dan akan diwariskan kepada penerus mereka. Begitu dan akan terus begitu.

Bagaimana tiap generasi tumbuh sendiri tidak bisa disamatakan antara satu sama lain. Mereka memiliki pengalaman dan gaya hidup yang berlainan dan bisa begitu jauh saat disandingkan. Cara mereka dibesarkan memiliki faktor penting untuk membentuk pribadi, perilaku, sifat, dan keadaan kesehatan milik mereka. Faktot-faktor asupan keseharian milik mereka memiliki pengaruh tersendiri pada kala membahas soal tumbuh kembang, dan semakin berjalannya waktu pasti tercipta perbedaan dari aspek macam itu sekalipun karena adanya kemunculan tren dan berbagai inovasi baru mulai diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari, layaknya invoasi yang sudah sempat dibahas sebelumnya.

Pola makan memiliki pengaruh jauh lebih krusial ketimbang sekedar memenuhi perut untuk menghilangkan rasa lapar. Makanan yang dilahap oleh anak-anak sepanjang masa tumbuh kembang milik mereka memiliki pengaruh kepada perkembangan mereka, mulai dari kesehatan kekuatan tubuh hingga sesuatu yang sering kali dilalaikan oleh kebanyakan orang tua, kali ini tanpa perlu memandang generasi manapun, yakni otak dan pengaruhnya kepada bagaimana seseorang memberikan reaksi pada saat dihadapkan pada suatu situasi tertenu.

Makanan memiliki pengaruh kepada hormon milik tubuh. Namun, perlu diketahui bahwa hormon sendiri tidak mengubah perilaku milik seseorang begitu saja, lebih tepatnya hormon memberikan sinyal kepada otak agar cenderung memilih suatu perilaku tertentu pada saat dihadapkan pada suatu situasi secara spesifik.

Berbagai zat di dalam makanan tidak hanya memberikan energi saja, melainkan berubah menjadi sel-sel yang membantu anak pada saat pertumbuhan mereka. Protein, vitamin, dan berbagai kandungan lain membentuk pondasi dari tubuh sehat dan kuat, tetapi konsumsi makanan bisa memicu peningakatan hormon bila diberikan secara tidak tepat, baik kurang maupun berlebihan, dan pengaruhnya bisa mencapai kepada otak milik anak. Ketidakseimbangan hormon memicu berbagai macam masalah jangka panjang, dan perilaku bukanlah pengecualian.

Banyak gula membuat otak mengeluarkan hormon dopamine dan serotonin yang lalu memberikan ketenangan serta rasa senang, tetapi menimbulkan kecenderungan untuk menjadi malas dan lebih memilih untuk menikmati lebih banyak makanan manis. Itu adalah salah satu contohnya.

Kafein pada kopi melepaskan stres pada hormon di otak dan menaikkan hormon insulin kepada tubuh sehingga memiliki pengaruh kepada pola makan, fokus, dan secara keseluruhan memberikan energi lebih. Sebagai gantinya detak jantung naik dan sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kopi membuat adrenalin milik peminumnya.

Itu tadi adalah beberapa contohnya. Dari segi pola makan antar generasi tidak sama karena pasti ada suatu keadaan dari suatu bahan makanan dari generasi sebelumnya menipis atau dianggap tidak cocok lagi untuk jangka panjang sehingga diganti. Perbedaan asupan mereka sudah memiliki pengaruh terhadap perbedaan mereka ketimbang sekadar membandingkan mudahnya suatu makanan didapat oleh generasi tertentu.

Pola makan adalah bagian dari pola asuh dan bagaimana anak berkembang hingga mencapai kedewasaan dipengaruhi oleh lebih banyak faktor lagi. Bagaimana mereka diperlakukan, keadaan dari lingkungan mereka, keamanan dan perhatian, dan lain-lain lagi memiliki pengaruh kepada bagaimana seseorang begitu menginjak usia dewasa.

Bagaimana mereka berkembang pasti berbeda karena jalannya waktu membuat segala hal berubah. Argumen-argumen yang berusaha membandingkan masa kecil suatu generasi dengan yang lain menjadi tidak terlalu memiliki beban pada saat dihadapkan pada keadaan dan waktu serta masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun