Mohon tunggu...
Dimas AA
Dimas AA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profil dari Dimas A.A.

Seorang Mahasiswa Psikologi. Memiliki berbagai macam ketertarikan terhadap berbagai bidang keilmuan. Sedang mendalami fisika perkara teori dimensi lebih dari dimensi ketiga.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Deadly Inter-Generation Individualism: Bagaimana Individualisme antar Generasi Disalahgunakan Sebagai Justifikasi Kecatatan Kehidupan

2 Juli 2021   10:01 Diperbarui: 9 Juli 2021   18:36 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“Sangat disayangkan bahwa manusia kebanyakan memiliki lebih sedikit kebaikan dari anggapan atau keinginan mereka sendiri. Semua orang memiliki sisi gelap mereka, dan semakin sedikit sisi tersebut masuk ke dalam kehidupan seseorang secara sadar berarti makin gelap dan pekat kegelapan yang dimilikinya. Jika sisi buruk milik seseorang adalah suatu aspek inferioritas yang disadari, maka dia memiliiki kesempatan untuk memperbaiki aspek dan sisi tersebut. Perlu ditambahkan bahwa sisi gelap seseorang sering kali membuat kontak dengan berbagai aspek kehidupan sehingga akan terjadi perubahan seiring berjalannya waktu. Namun, bila sisi itu selalu ditekan dan tidak diperhatikan secara sadar, sisi itu tidak akan pernah dibenarkan.” Merupakan kutipan dari Carl Jung saat beliau membahas mengenai sisi gelap milik manusia atau dikenal sebagai Shadow menggunakan istilah psikologi yang juga dicetuskan oleh beliau.

Seiring berjalannya masa, baik zaman maupun waktu secara keseluruhan, dunia menngalami berbagai macam perubahan besar atau kecil, baik serta buruk, dan berskala luas atau hanya sampai pada tingkatan tertentu. Peradaban telah mencapai titik yang bisa dibilang maju.

Terdapat berbagai macam teknologi memudahkan kehidupan milik seluruh umat manusia. Hal paling lumrah pada masa kini akan menjadi sebuah bahan tertawaan pada saat dikatakan beberapa dekade lalu. Bila ada seseorang mengatakan pada tahun 90-an akan tiba masa untuk teknologi macam komputer bisa dibawa dengan mudah dan tidak memerlukan penataan berlebihan macam manajemen kabel dan pengeluaran tenaga listrik, maka orang itu akan dipanggil delusional dan dijadikan sebagai  lawakan.

Kenyataan berkata lain karena berjuta-juta orang kini membawa ponsel genggam yang memiliki fungsi dan kemampuan setara dengan komputer, pada beberapa kasus tidak jarang melampaui teknologi yang digadang-gadang menjadi perangkat paling mutakhir dari beberapa aspek. Sebelum itu, ide dari bisa melakukan panggilan dari mana saja menggunakan sebuah perangkat berukuran tidak lebih dari saku celana maupun pakaian sendiri sudah layak masuk ke dalam nominasi omong kosong paling bisa disebut sebagai candaan. Teknologi sudah berkempang pesat hingga ke titik orang-orang menganggap lumrah segala omong kosong fiksi ilmiah pada masa lampau menjadi bagian dari kenyataaan sehari-hari.

Bila dipikir demikian, tidak bisa disangkal bahwa ada sebuah kekuatan eksistensial luar biasa membayangi umat manusia. Hal tidak mungkin menjadi bagian dari budaya dan kebiasaan tanpa perlu waktu lama begitu dapat diterima serta diakui memiliki kegunaan praktis, menunjukkan bahwa betapa mudahnya manusia menyesuaikan diri mereka terhadap perubahan dan berbagai situasi.

Situasi-situasi yang ada pada masa sekarang jelas akan membuat semua orang dari masa lalu keheranan andai mereka mendapatkan kesempatan untuk melihatnya. Orang-orang yang masuk penjara pada kisaran tahun 80-an dan mendapatkan hukuman tahanan dengan masa sampai menyentuh angka dekade selalu dibuat terkejut bukan main oleh perubahan pada peradaban, masyarakat, dan dunia begitu dibebaskan. Mereka mengatakan semua berubah jauh dari masa mereka. Segala hal menjadi begitu mudah untuk diakses, dilakukan, dan sering kali begitu menakutkan karena hal paling sederhana menjadi begitu asing bagi mereka.

Selain kekuatan eksistensial, selalu ada sisi lain dari sebuah koin, dan itu adalah bagaimana manusia mudah dijangkiti oleh kelemahan eksistensial pada saat bersamaan. Segala hal yang baru menjadi asing dan tidak dapat diterima sebagai bagian dari kenyataan karena jalan pikir serta pengetahuan milik kebanyakan manusia tidak dapat menerimanya.

Beberapa orang menjadi aktif menolak kemajuan mengguanakan berbagai macam alasan. Mulai dari mengemukakan pendapat bahwa manusia memang maju dari segi teknologi tapi kemampuan individual dari umat manusia secara keseluruhan menurun atau mundur, mereka mengatakan bahwa teknologi telah menjatuhkan telak kompetensi dan kemampuan miliki generasi-generasi berikutnya.

Dari beberapa pandangan, memang benar bahwa ada perbedaan jauh mengenai kompetensi milik generasi lalu dan sekarang. Pendapat mereka memiliki kebenaran. Namun, pada saat bersamaan mengguankan alasan dan parameter yang salah. Mereka terlalu mengakarkan diri kepada masa lalu sehingga tidak mampu melihat bagaimana berbagai kemampuan dan kompetensi menjadi tidak relevan karena segala perkembangan mematikan mereka dan, sebagai gantinya, memunculkan berbagai bidang dan cabang pengetahuan serta keahlian baru yang memerlukan generasi baru pula. Pandangan milik mereka terbutakan oleh rasa kepentingan diri dan hak agar keberadaan milik mereka diakui sekaligus dipandang relevan hingga sekarang, sementara pada kenyataannya mereka harus mulai menyadari bahwa generasi sesudah mereka layak dan berhak untuk mendapatkan hak dan dianggap penting dengan alasan dan jasa dari mereka sendiri.

Di dalam Islam terdapat surat Al-Insyirah, dimulai dari ayat kelima hingga keenam memiliki arti sebagai berikut: “Karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.” Surat tersebut kurang lebih menyuarakan bahwa segala kemudahan setelah melampaui berbagai tantangan dan kesulitan dapatlah dianggap sebagai hadiah atas keteguhan dan kekuatan diri. Namun, kebanyakan orang dari generasi sebelumnya selalu membawa seberapa mudahnya segala hal menjadi bagi generasi penerus mereka. Serupa lingkaran setan, generasi penerus mereka lalu memebawa sentimen tersebut kepada generasi berikutnya setelah mereka juga, baik secara sadar maupun tidak karena mereka selalu mendapatkan perlakuan demikian.

Selalu dikatakan bahwa fusngi otak dan mental dari generasi ke generasi mengalami penurunan. Pernyataan tersebut dibawakan menggunakan berbagai macam bentuk rupa dan wujud budaya pada masyarakat menjadi penguat perkataan mereka. Pada zaman sekarang bermain video game, aktif di media sosial, dan berbagai macam aktivitas melibatkan interaksi menggunakan berbagai perangkat elektronik dianggap sebagai biang keladi pelemahan satu generasi secara menyeluruh. Betapa ironis pada saat berkaca kepada beberapa generasi sebelumnya dengan gaya hidupa hippie, glorifkasi dari gaya hidup rock n’ roll, dan gelombang gebrakan Punk yang melanda dari akhir tahun 70-an sampai awal 2000-an mengatakan bahwa generasi terdahulu memiliki wujud dari budaya yang dianggap melemahkan generasi mereka sendiri. Kedua generasi selalu menggunakan alasan sama antara satu sama lain untuk memandang buruk budaya trending dan masa kini, yakni bagaimana budaya tersebut meracuni moral dan menumpulkan kemampuan berpikir tanpa pandang bulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun