Mohon tunggu...
mdimas103
mdimas103 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waktu Terus Menua

3 Januari 2018   14:39 Diperbarui: 3 Januari 2018   23:25 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap akhir Desember artinya akan ada pergantian tahun, menunjukkan kuantitas waktu yang terus bertambah dan tidak pernah berkurang. Tahun merupakan satuan ukur terhadap waktu. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa standar ukur yang digunakan. Dua yang paling familiar adalah masehi dan hijriah. Pengukuran hijriah didasarkan pada revolusi bulan terhadap bumi, sama dengan satu bulan sementara masehi didasarkan pada revolusi bumi terhadap matahari, sama dengan satu tahun. Berdasarkan perhitungan masehi bumi telah memasuki nilai tahun 2018. Artinya telah terjadi revolusi bumi sebanyak 2018 kali sejak penanggalan masehi, yaitu sejak kelahiran Nabi Isa Al-Masih. Sebelum kelahiran Isa Al-Masih maka jumlahnya menjadi miliaran tahun.

Semakin besar nilai tahun artinya semakin banyak cerita yang telah berlalu. Mulai dari kehidupan primitif sampai kehidupan modern dengan teknologi yang sangat maju. Teknologi memiliki peran penting dalam peradaban. Malthus (1798) berhipotesis bahwa pertumbuhan penduduk selalu lebih besar daripada pertumbuhan sumber daya alam. Maka dalam jangka panjang manusia akan jatuh dalam jurang kemiskinan dan penderitaan. Untungnya secara empiris hal itu tidak terbukti karena ternyata pertumbuhan teknologi mampu meningkatkan produksi sumber daya alam yang lebih besar.

Berada di tahun 2018 adalah suatu nikmat, karena perekembangan teknologi yang sudah sangat maju. Perkembangan teknologi memberikan kehidupan yang lebih baik, dilihat dari produktivitas dan perdamaian. Steven Pinker (2011) mengungkapkan bahwa periode paling damai peradaban dunia adalah saat ini. Tingkat kematian dan jumlah konflik peperangan menurun secara drastis dari awal abad 20 hingga awal abad 21. Hal tersebut disebabkan peningkatan teknologi yang terus bertambah untuk memudahkan komunikasi dalam upaya perdamaian. Dalam game theoryoleh John Nash dijelaskan bahwa setiap orang atau kelompok akan mengambil keputusuan rasional yang memberikan kepuasan tertinggi baginya. Dalam kondisi para pemain tidak saling berkordinasi maka hasil kepuasan yang diterima oleh seluruh pemain tidak lebih besar dibandingkan apabila mereka saling berkordinasi. Itulah peran dari teknologi di waktu modern ini, untuk menghubungkan kordinasi antar pemain agar masing-masing mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi.

Pada tanggal 28 Juni 1914 putera mahkota Austria-Hongaria, Pangeran Franz Ferdinand dibunuh oleh ultra-nasionalis Serbia yang kemudian menjadi pemicu perang dunia 1. Dampak dari kejadian tersebut, pihak Austria-Hongaria mengeluarkan ultimatum berisi 10 tuntutan dan ancaman kepada Serbia. Serbia telah mengabulkan 9 dari 10 tuntutan tapi pihak Austria-Hongaria dengan angkuhnya menilai Serbia tidak koperatif dan menyatakan perang pada tanggal 28 Juli 1914. Disaat yang bersamaan tentara Russia, sekutu Serbia dan tentara Jerman, sekutu Austria-Hongaria memobilisasi tentaranya secara bersamaan yang berdampak pada timbulnya ketegangan diantara mereka. Kaiser Jerman telah berupaya mencegah terjadinya perang dengan berkomunikasi dengan Rusia. Pihak Russia juga meminta Jerman untuk menghentikan mobilisasi tentaranya. Namun tidak seperti di era modern dimana komunikasi diterima secara instan dan masif, saat itu media komunikasi utamanya adalah telegram yang membutuhkan jeda hingga hari bahkan minggu untuk menerima pesannya. Mobiliasi tentara Jerman dilakukan secara spontan tanpa perintah pusat dalam perencanaan yang dinamakan Schlieffen Plan. Rencana ini adalah taktik militer darurat untuk menghadapi perang melawan Perancis dan Russia di saat bersamaan. Tentara militer Jerman dari sejak akademi sudah dilatih secara intensif untuk mengeksekusi rencana ini. Sehingga ketika Franz Ferdinand terbunuh, seluruh angkatan bersenjata Jerman langsung menggerakan Schlieffen Plan ini secepat mungkin, dari jendral tertinggi sampai kopral terendah secara refleks tanpa perlu komando dari pusat. Ketika Kaiser Jerman mengirimkan pesan untuk menghentikan mobilisasi ini, semua sudah terlambat. Karena semua angkatan bersenjata Jerman telah berangkat ke medan tempur. Sang kaiser pun tidak dapat berbuat apa-apa hingga akhirnya mengundurkan diri dan menangis karena peperangan yang akan terjadi sudah tidak dapat dibendung lagi (Susanto, 2016).

Peperangan yang tidak dapat dibendung tersebut adalah hasil dari pilihan rasional masing-masing pihak yang tidak saling berkordinasi. Dalam game theorykondisi ini dinamakan nash equilibrium yaitu keadaan dimana para pemain tidak bisa mendapatkan kepuasan lebih tinggi dengan mengubah keputusannya. Contoh apabila tentara Jerman mengubah keputusannya dengan tidak memobilisasi tentaranya sementara tentara Russia tetap memobilisai tentaranya maka kepuasan Russia akan lebih besar karena perang yang akan dimenangkan Russia dan Kepuasan Jerman akan lebih kecil karena kemenangan yang akan didapatkan Russia, begitu pula sebaliknya. Padahal ada keseimbangan yang akan sama-sama memberikan kepuasan yang lebih besar kepada kedua belah pihak, yaitu apabila mereka saling berkordinasi untuk menghentikan mobilisasi tentara sehingga peperangan tidak terjadi. Teknologi di era modern inilah yang berfungsi sebagai media kordinasi dengan berbagai perangkat dan organisasi, yang pada era ini dinamakan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan peralatan komunikasi yang instan dan masif. Hal ini mendorong para pemain di dunia untuk dapat saling berkordinasi agar para pemain mendapatkan kepuasan yang tinggi bersama-sama, yaitu perdamaian dunia. Dengan meningkatnya perdamain dunia maka meningkat juga kesejahteraan manusia. Berdasarkan data World Trade Organization (WTO) tingkat produksi bruto dunia dan juga perkapitanya selalu meningkat sejak 1960-2017. Inilah manfaat berada di waktu yang sudah tua, dimana ia semakin berpengalaman dan memiliki banyak kemampuan.

Waktu akan terus menua tak terhenti lajunya. Ia mengikat apa saja yang melaluinya dan tersusun dalam kerangka masa lalu, kini, dan masa depan. Dalam teori relativitas yang diungkapkan Albert Einstein dikatakan bahwa ruang dan waktu adalah pembengkokan terhadap medan gravitasi yang menjadikan waktu adalah ilusi dimana masa lalu, kini, dan masa depan terjadi secara bersamaan. Hal tersebut terjadi karena adanya dilatasi waktu, perbedaan waktu yang terjadi akibat pergerakan relatif suatu benda. Sederhananya waktu di luar angkasa yang memiliki medan gravitasi lebih tinggi akan terasa lebih lambat dibandingkan di bumi. Contohnya adalah film Interstellar (2014) yang menggambarkan fenomena tersebut. Sebelum Cooper (tokoh utama) pergi ke luar angkasa ia berusia 34 tahun dan Murphy (anaknya) berusia 10 tahun. Ketika Cooper kembali menemui Murphy, usia Cooper tetaplah sama sementara Murphy telah berusia lebih dari 90 tahun. Hal tersebut diakibatkan ruang yang ditempati oleh Cooper memiliki medan gravitasi yang sangat besar dan mengorbit mendekati kecepatan cahaya sehingga waktu terasa lambat.

Perbedaan usia yang terjadi menunjukkan waktu bersifat relatif sehingga masa lalu di planet bumi bisa jadi kini atau masa depan di planet lain. Hal menarik lainnya dalam film Interstellar adalah ketika Cooper masuk ke dalam lubang hitam (black hole) dimana ia menemukan ruang 5 dimensi yang berisikan hologram waktu yang tersimpan dengan rapih dalam ruang yang dinamakan tesseract. Kemudian ia dapat berinteraksi dengan gaya gravitasi kepada Murphy dan dirinya sendiri. Secara ilmiah memang lubang hitam adalah misteri yang tidak pernah terjelajah oleh apapun. Sehinnga ruang tesseract dan interaksi tersebut adalah imajinasi bebas produser film. Tetapi secara ilmiah hal tersebut dapat menjelaskan tentang pernyataan Einstein bahwa waktu adalah ilusi dimana masa lalu, kini, dan masa depan terjadi secara bersamaan berdasarkan teori relativitas. Hal tersebut karena adanya dilatasi waktu antara Cooper yang ada di ruang dan waktu yang berbeda dengan Murphy. Dalam Quran juga disampaikan tentang fenomena dilatasi waktu, "Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun" (QS. Al-Ma'arij: 4).

Waktu dan ruang saling mengikat satu sama lain, hilang salah satunya maka hampa. Manusia sendiri adalah ruang 3 dimensi yang melaju secara kontinyu dengan dimensi waktu. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan makhluk yang tidak memiliki dimensi seperti Tuhan. Stephen Hawking pada wawancara tahun 2014 menyatakan Tuhan tidak ada. Karena ia tidak menemukan keberadaan-Nya dalam ruang dan waktu manapun dan mengungkapkan bahwa adanya hukum alam seperti gravitasi maka semesta dapat mencipta dirinya sendiri secara teratur tanpa perlu bantuan Tuhan. Memang mencari eksistensi Tuhan memerlukan disiplin imu tersendiri yaitu agama. Ada ungkapan terkenal dari Einstein yaitu, "lmu tanpa Agama Buta, Agama Tanpa Ilmu Lumpuh." Sehingga keberadaan-Nya yang tidak ditemukan bukan berarti Ia tidak ada melainkan keterbetasan yang dimiliki oleh manusia itu sendiri. Seperti halnya menjawab keadaan singularitas, asal muasal waktu, atau keadaan sebelum dentuman besar (big bang). NASA sekalipun dalam websitenya hanya menjawab sebagai sebuah misteri yang masih diteliti hingga saat ini. Terkait dengan Tuhan Shihab (2013) mengatakan, "Allah berada di luar dimensi waktu, sehingga bagi-Nya, masa lalu, kini, dan masa yang akan datang sama saja." Konsekuensinya adalah Allah tidak terikat dengan ruang, waktu dan hukum apapun seperti dari newton, relativitas, kuantum, dan sebagainya.

Waktu yang terus melaju menjadikan kuantitas yang akan terus bertambah, yang saat ini telah sampai pada tahun 2018. Keterikatan manusia dengan waktu mendorongnya untuk selalu beraktivitas. Sebagaimana hukum inersia menyatakan sebuah benda akan diam sampai ada gaya luar yang memengaruhinya. Begitupula dengan manusia melalui waktu. Ada banyak sekali insentif yang mendorong manusia beraktivitas. Secara biologis ada dua bahan kimia utama yang menginsentif manusia melakukan sesuatu yaitu endorfin dan dopamine. Dalam hadist pun disampaikan, "Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya" (HR. At-Tirmidzi). Sehingga antara masa lalu, kini dan, masa depan adalah hal yang saling berkorelasi, memengaruhi, dan menginsentif satu sama lain.

Waktu yang menua juga akan menemui titik akhirnya. Dalam puisi Sapardi Djoko Darmono disampaikan, "Waktu yang fana, Kita abadi." Bumi terikat dengan waktu maka juga termasuk dalam kefanaan. Banyak asumsi yang diungkapkan oleh ilmuwan tentang hal-hal yang dapat mengakhiri kehidupan bumi. Hal tersebut seperti bencana volkano, ancaman asteroid, senjata nuklir, bumi yang membeku, bumi yang menjadi bola api, tersedot lubang hitam, kerusakan ekosistem yang parah, matahari yang membesar, tabrakan antar bintang dan berbagai kemungkinan lainnya. Namun yang pasti waktu akan berakhir, seperti yang ditegaskan dalam Quran, "Sesungguhnya hari kiamat benar-benar akan datang tidak ada keraguan di dalamnya" (QS. Ghafir: 59). Sementara kita abadi. Gambaran kumpulan waktu pada film Interstellar di lubang hitam bisa jadi benar. Ketika kita dapat menyaksikan segala peristiwa waktu masa lampau yang telah terlalui. Lalu dengan cara apakah kita ingin menyaksikannya? Mungkin ditemani segelas anggur (minuman surga) dan kacang rebus akan menjadi hal yang menarik sebagai teman untuk menonton.

Daftar Referensi:

Hawking, Stephen. 2014. https://www.cnet.com/news/stephen-hawking-makes-it-clear-there-is-no-god/.

Malthus, T. Robert. 1798. An Essay of The Principles of Population.

Pinker, Stephen. 2011. https://www.wsj.com/articles/SB10001424053111904106704576583203589408180.

Shihab, M. Quraish. 2013. https://www.tongkronganislami.net/mengenal-waktu-dalam-al-quran/.

Susanto, Marcel. 2016. https://www.zenius.net/blog/12638/penyebab-perang-dunia-1-i-pertama.

World Trade Organization. http://stats.areppim.com/stats/stats_tradexgdp_48x12.htm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun