Mohon tunggu...
M.D. Atmaja
M.D. Atmaja Mohon Tunggu... lainnya -

Teguh untuk terus menabur dan menuai. Petani.\r\n\r\neMail: md.atmaja@yahoo.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tetap Survive ala Surprise

12 April 2011   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:54 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetap Survive Ala SURPRISE
Oleh M.D. Atmaja

Pagi itu, benteng putih kabut tergelar begitu rapat menutupi pandangan. Kesenyapan menyeluruh, terdengar jelas ketika dentang lonceng menjalar dari tembaga beku. Kedinginan merasuk lewat kaca cahaya waktu. Pagi yang teramat pucat, senyuman mentari ditenggelamkan kelamnya lautan. Sampai bayangan hitam muncul dari dalam kabut mengobarkan semuanya. Seperti menemukan petunjuk dalam pencarian panjang, si pelacak jejak bergegas ke anjungan mencermati sepi, menguji diri. Akhirnya, kebijaksanaanlah yang menyelamatkan nyawamu, ketika kabut memercikkan cahaya dan peluru berdesing memacu waktu.Gambaran seperti itu, telah memulai ketegangan sebelum peperangan dimulai. Adegan awal dari filmMaster and Commander” yang seringkali saya putar ulang. Film klasik yang mengisahkan perjalanan tugas Kapten Jack Aubrey dengan HMS SURPRISE-nya. Film yang bagi saya pribadi memberikan banyak manfaat dalam proses pengajaran jiwa sebagai petarung. Meskipun bercerita menyoal peperangan, namun perjalanan pelayanan tugas HMS SURPRISE menawarkan kehidupan tersendiri. Hal seperti ini yang saya senangi, menghadapi media yang memberi lebih banyak manfaat ketimbang ketidak-bermanfaatan.

Mungkin aspek seperti ini yang seringkali dipesankan leluhur agar saya dan keluarga memilah dan memilih laku hidup, karena apa yang kita tonton (baca) dapat menjadi pembentuk jiwa. Ah, saya langsung teringat dengan almarhum Simbah, yang seumur hidupnya dikenal sebagai Setyaki. Memori kenangan ini menuju ke sana karena saya dan almarhum sama-sama menyenangi Wayang; yang selain memberikan tontonan (hiburan) juga memberikan tuntunan (ajaran hidup). Hal yang sungguh jarang kita temui dalam khasanah hiburan manusia modern.

Lain cerita dalam esensi persoalan yang sama, film “Master and Commander” memberikan saya tontonan dan tuntunan itu. Pokok yang paling besar dapat saya raup adalam mengenai nilai penting dari kepemimpinan. Bisa juga orang berpendapat kalau film itu dijadikan legalitas atas sistem feodalisme, terserah saja. Namun dalam pokok penulisan saya ini, sebagai manusia Jawa saya akan melihat hubungan dan sekaligus keterkaitan dengan aspek kepemimpinan diri. Sekitar tentang bagaimana kita menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan mencapai apa yang namanya keselamatan.

Dalam adegan pembuka film “Master and Commander” kepemimpinan diri yang menghasilkan kebijaksanaan seorang pemimpin menyelamatkan mereka (HMS SURPRISE) dari kehancuran. Sebagai pemimpin, dalam menghadapi keraguan dan simpang-siurnya informasi dari bawahan dapat saja marah dan memberikan sanksi, namun tidak bagi Jack Aubrey. Keraguan itu dihadapi dengan baik meskipun melihat keraguan yang begitu nyata. Tetap ia menyiapkan pasukan dan persenjataan, dan hasil dari kebijaksanaannya membawa HMS SURPRISE terhindar dari kehancuran saat mendapat serangan dari kapal perang Prancis (Acheron) yang muncul dari dalam kabut.

Sikap untuk mau mendengarkan orang lain, meskipun orang itu berada jauh di bawahnya, dapat dipandang sebagai nilai kebijaksanaan. Nilai yang seringkali susah ditemukan di dalam jiwa manusia modern. Jarang sekali yang mau mendengarkan suara sumbang dari “akar-rumput”. Apalagi kalau yang berbicara adalah manusia yang masih dianggap sebagai anak kecil. Akantetapi, bukankah Tuhan dapat saja memberikan pengetahuan itu pada siapa saja, tanpa melihat usia, jabatan pun kedudukan, dan harta kekayaan? Tentu saja tidak, karena Tuhan tidak diskriminatif dan memandang rendah manusia. Hanya setan saja yang memandang rendah manusia.

Acheron yang muncul tiba-tiba, tidak membuat Kapten Jack Aubrey terburu melangkah. Kekalahan pertamanya memberikan pengajaran, bahwa ia tidak boleh kalah untuk kedua atau ketiga kalinya. HMS SURPRISE pun diperintahkan untuk melahirkan diri dari tekanan pengejaran Acheron. Di hadapan pasukannya, Kapten Jack Aubrey berani mengakui kekalahannya saat itu. sehari penuh diburu untuk menyelamatkan hidup dan belajar agar dapat mencapai apa yang namanya kemenangan.

Dalam perang (dalam kehidupan maksud saya) kekalahan dan kemenangan itu hal yang wajar. Tidak perlu malu menghadapi kelemahan diri, apalagi ketika menghadapi kenyataan yang paling dibenci. Kekalahan hendaknya membawa kita ke dalam ruang koreksi diri. Berhadapan dengan diri sendiri untuk saling bertelanjang agar kita dapat meraih mutiara dari dalam reruntuhan. Tapi menghadapi kelemahan diri di hadapan orang lain, apalagi orang yang dianggap berada di bawahnya, bukanlah pekerjaan yang mudah. Ditambah kalau selama hidup telah terlanjur menunjukkan diri sebagai orang yang paling berkuasa (serba sok tahu, maksud saya).

Menerima kekalahan dengan menyadari posisi diri, saya anggap sebagai langkah untuk belajar mencapai kemenangan. Langkah kebijaksanaan dalam rangka mengasah diri, mencari kelemahan yang tersembunyi kemudian menjadikan kelemahan itu sebagai kekuatan.

Dalam cerita tersebut, setalah HMS SURPRISE berusaha menghindar dari tekanan Acheron, Jack Aubrey memanfaatkan kondisi, sampai akhirnya dari yang terburu menjadi pemburu. Pengejaran dilakukan sampai ke tengah badai, di sana jatuh seorang korban. Tragedi itu menjadi pukulan hebat bagi si kapten, mengingat Acheron dimitoskan sebagai kapal hantu di perairan itu. Acheron adalah kapal yang tidak terkalahkan, juga memiliki struktur kecanggihan perang yang jauh berada di atas HMS SURPRISE.

Pelaksanaan dari tugas sebagai pengabdian dan jalan hidup Jack Aubrey. Demi terlaksananya tugas (kewajiban), Jack Aubrey berprinsip “Whatever the cost” karena tugas adalah segalanya. Itulah harga diri, jati diri yang sekaligus menjadi identitas bagi seorang prajurit (juga penulis/ penyair) yang merupakan sebagai aktivitas yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Unsur kepemimpinan diri harus ada sebagai suatu bangunan struktur yang tidak dapat dipisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun