Tendensi di dalam karya sastra dapat digunakan untuk membangun paradigma berpikir masyarakat. Nilai humanistik untuk menyerahkan kebenaran hanya pada pembaca tersebut, Idrus menuangkan dalam dua pandangan berbeda. Yaitu mengenai mereka yang percaya pada keyakinan agama atau percaya pada kualitas teknologi manusia. Ini sisi humanisme sastra, tidak melakukan penghakiman atas benar atau salah, akantetapi memberikan pendidikan dengan cara memberikan gambaran mengenai sesuatu yang nyata di antara berbagai pilihan kemudian menggambarkan keadaan idealisnya kehidupan.
Tendensi yang digunakan untuk membangun paradigma berpikir masyarakat, atau untuk mempengaruhi, serta menggerakkan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki sastrawan. Tendensi tidak melulu pesan moral atau politik, akantetapi segala nilai kehidupan yang dapat menjadikan sastra sebagai sarana pedagogis dengan memberikan informasi atau sekedar suatu pemikiran yang dianggap benar oleh sastrawan.
Unsur dasar dari karya sastra adalah hubungan perkembangan sejarah dengan kondisi realis di dalam kehidupan manusia. Karya sastra tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari kehidupan realitas, sehingga pengkajian karya sastra hendaknya dijalankan secara holistik. Hubungan karya sastra dengan masyarakat, atau dengan kata lain, antara idealisme dan materialisme adalah satu hubungan yang saling terkait dan hubungan yang interaktif. Melihat hubungan dengan cara seperti ini memungkinkan adanya kesengajaan sastrawan untuk memasukkan kepentingan individual dan komunal di dalam karya yang dihasilkan. Meskipun demikian, karya sastra tetap sebagai media yang bersifat pedagogis dan humanis. Tidak ada yang lebih humanis ketimbang agama dan sastra.
Studio SDS Fictionbooks, Jumat Pahing 25 Maret 2010
http://phenomenologyinstitute.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H