Mohon tunggu...
Muhammad Catur Nugraha
Muhammad Catur Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Young Engineer dan Tukang Ngelayap

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai Penyabong, Satu Lagi Pantai Indah yang Ada di Belitung

19 Juni 2015   10:41 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Destinasi pantai yang ada di wilayah Belitung seolah tidak ada pernah habisnya, Pulau ini dikelilingi oleh pantai – pantai cantik salah satunya adalah Pantai Penyabong yang terletak di Kecamatan Membalong. Pantai ini bisa kita jadikan opsi untuk menyempurnakan liburan anda saat di Belitung.


Untuk mencapai Pantai Penyabong kami harus menempuh perjalanan sejauh 70 Km dari Tanjung Pandan. Rutenya adalah dari Tanjung Pandan melalui Jalan Sudirman arah bandara lalu nantinya akan ada penunjuk jalan ke arah Membalong yaitu belok kiri, ikuti saja jalan tersebut.

 

Perjalanan selama lebih dari satu jam itu kami disuguhi dengan jalan beraspal bagus yang sangat sepi, tidak ada mobil lain selain mobil yang kami tumpangi, motor pun hanya bisa dihitung dengan jari. Di kanan kiri jalan terdapat banyak pepohonan buah – buahan seperti manggis, rambutan dan jambu yang di tanam di depan pekarangan rumah penduduk sekitar, selain itu kebun kelapa sawit juga mendominasi pemandangan yang dilihat.

 

Menurut keterangan sopir yang membawa kami, wilayah Membalong dulu sedikit tertinggal dibandingkan dengan daerah Belitung lainnya, hal ini karena daerah ini bukanlah wilayah penambangan timah namun semenjak kenaikan harga komuditas lada di tahun 1990-an diikuti dengan pembukaan perkebunan sawit standar kehidupan dari banyak keluarga di wilayah ini menjadi lebih baik.

 

Sebelum sampai Pantai Penyabong, mata kami terkesima ketika melihat 2 buah batu granit berukuran sangat besar dan menjulang tinggi menyeruak dari balik hutan lebat. Batu itu memiliki nama Batu Beginde.  Batu Beginde diceritakan dalam sebuah legenda sebagai asal mula Pulau Belitung. Legenda tersebut bercerita tentang potongan Pulau Bali yang hanyut hingga ke Sumatera. Sehingga nama Belitong berasal dari Bali Terpotong yang kemudian berubah menjadi Belitong. Benar atau tidak? Setidaknya menambah kekayaan akan cerita asal – usul sebuah nama daerah – daerah di Indonesia.

 

Akhirnya kami sampai di pantai cantik ini. Saat kami tiba keberadaannya masih sangat sepi hanya terparkir 2 mobil wisatawan saja selain itu tidak ada tiket masuk yang dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung ke pantai ini.  Sepinya pantai ini mungkin karena letaknya yang lumayan jauh dari kota Tanjung Pandan serta lokasinya yang terpencil padahal keindahan pantai pasir putih dan bebatuan granitnya tak kalah dengan pantai lainnya selain itu pepohonan di Pantai Penyabong begitu rindang sehingga begitu sejuk berada disini, sembari jalan – jalan menikmati pantai di bawah rimbunya pepohonan kita juga bisa belajar nama – namanya dari papa yang bertuliskan latin pada pohon tersebut. Salah satu bentuk apresiasi hasil KKN mahasiswa UGM di pantai ini.

 

 

Untuk fasilitas yang ada di pantai ini sudah cukup lumayan yaitu terdapat toilet serta tempat bilas, sebuah mushalla yang terbuat dari papan sehingga bagi yang muslim tetap bisa menjalankan ibadah shalat. Jika kelaparan tidak perlu khawatir karena disini juga ada warung – warung sederhana yang menjajakan makanan ringan, air kelapa dan pasti tentunya makanan seafood, sembari asik menikmati semilir angin pantai kita bisa memesan makan di warung tersebut, harganya pun tidak mahal sebagai contohnya untuk 2 ikan bakar, 1 cumi goreng tepung, 2 sayur tumis dan 2 bakul nasi yang kami pesan hanya dikenakan Rp 200.000 saja atau apabila di bagi per orangnya hanya Rp 25.000. Murah bukan?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun