Mohon tunggu...
Muhammad Catur Nugraha
Muhammad Catur Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Young Engineer dan Tukang Ngelayap

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendaki Gunung Merapi Tanpa Harus Cuti

31 Oktober 2014   20:23 Diperbarui: 4 April 2017   16:40 3768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya saya telah menuliskan cerita pendakian Gunung Merbabu, maka kali ini saya akan menceritakan pendakian saya dan seorang teman pada saat mendaki gunung di sebelah Gunung Merbabu yaitu Gunung Merapi.

Kami telah merencanakan pendakian ini satu bulan yang lalu dan menyusun pendakian ini sendiri tanpa harus mengikuti pendakian yang diadakan EO atau Travel Agent. Jadinya mulai dari cara bagaimana sampai di sana, jalurnya, sumber airnya sudah kami pelajari sebelum pendakian ini dimulai.

Untuk mendaki Gunung Merapi ada dua jalur pendakian yang biasanya dilalui oleh para pecinta alam, yaitu Jalur Selo (utara) dan Jalur Babadan (barat), kami pun memilih Jalur Selo karena berdasarkan referensi yang kami baca jalur ini merupakan jalur terpendek untuk sampai puncak dan dibutuhkan waktu kira – kira 4 jam untuk sampai puncak.

Setelah paham dan semua peralatanserta logistik telah siap kami pun berangkat. Dari Jakarta kami naik Kereta Jaka Tingkir jurusan Stasiun Pasar Senen – Stasiun Purwosari Solo dengan harga tiket Rp 95000, berangkat dari Stasiun Pasar Senen jam 23.30 dan tiba di Stasiun Purwosari Solo jam 09.00, kemudian dari Stasiun Purwosari kami keluar jalan kaki ke arah Simpang Kerten dimana biasanya terdapat bus – bus yang akan ke Semarang menunggu penumpang.

Kebetulan ketika kami sampai di Simpang Kerten ada Bus Safari tujuan Semarang yang sedang ngetem kami pun naik bus tersebut membayar Rp 10000 untuk sampai di RSU Boyolali. Kami turun dari sana kemudian naik lagi mikro bis tujuan Pasar Cepogo dengan ongkos Rp 4000. Dari Pasar Cepogo dilanjutkan lagi dengan naik mikro bis tujuan Pasar Selo dengan ongkos yang sama, Rp 4000

Sampai di Pasar Selo kami mampir dulu ke sebuah warung untuk sarapan (yang sudah telat) lalu sekalian membeli nasi bungkus untuk dimakan ketika mendaki nanti. Dari Pasar Selo kami jalan kaki menuju basecamp Bara Meru Merapi, kira – kira 30 menit kami berjalan sampailah di basecamp tersebut, lalu kami mendaftarkan nama kami serta membayar karcis masuk Taman Nasional Gunung Merapi sebesar Rp 5000.

[caption id="attachment_370898" align="aligncenter" width="560" caption="Dari Sini Harus Berjalan 30 Menit Untuk Sampai Basecamp"][/caption]

[caption id="attachment_370899" align="aligncenter" width="560" caption="Basecamp Bara Meru Merapi"]

14147359532112387680
14147359532112387680
[/caption]

Akhirnya, pendakian pun dimulai dari Joglo II dimana disini terdapat plang tulisan NEW SELO berukuran besar seperti tulisan HOLYWOOD di California. Diawal pendakian kami melewati jalan setapak yang kanan kirinya merupakan tanah pertanian penduduk yang didominasi tanaman tembakau.

[caption id="attachment_370900" align="aligncenter" width="560" caption="Penulis di New Selo"]

1414735994168195941
1414735994168195941
[/caption]

[caption id="attachment_370901" align="aligncenter" width="560" caption="Awal Jalur Berupa Jalan Setapak"]

14147360311129779756
14147360311129779756
[/caption]

[caption id="attachment_370902" align="aligncenter" width="560" caption="Tanaman Tembakau Yang Mendominasi Perkebunan Di Merapi"]

1414736058611340465
1414736058611340465
[/caption]

1 jam 15 menit berjalan sampailah kami di sebuah pos dimana terdapat juga gapura Selamat Datang di Taman Nasional Gunung Merapi. Istirahat sebentar, kami pun melanjutkan pendakian menuju Pos 1.

1 jam dari pos tadi, akhirnya kami sampai di Pos 1 yang ditandai dengan adanya batu besar dengan celah ditengahnya. Kami istirahat disini dan memakan nasi bungkus yang kami beli tadi. Setelah makan kami lanjutkan perjalan kami.

[caption id="attachment_370903" align="aligncenter" width="560" caption="Pos 1"]

1414736097971364920
1414736097971364920
[/caption]

[caption id="attachment_370904" align="aligncenter" width="560" caption="Puncak Merapi Dari Pos 1"]

14147361261846273322
14147361261846273322
[/caption]

Ditengah perjalanan kami jumpai 2 jalur, ke kanan (ada plang bertuliskan jalur evakuasi) dan ke kiri, lalu kami bertanya kepada pendaki yang kami temui sedang turun, katanya lebih baik lewat jalur kanan karena lebih landai dan langsung tembus ke Watu Gajah, kalau ke kiri jalan menanjak dan curam nantinya akan sampai di Pos 2. Kami ikuti saran pendaki tersebut dan memang benar jalurnya cukup bersahabat yaitu datar dan diselingi dengan tanjakan.

[caption id="attachment_370905" align="aligncenter" width="560" caption="Persimpangan ke Pos 2 atau Melalui Jalur Evakuasi"]

14147361591430603782
14147361591430603782
[/caption]

Jam 17.30 atau 4 jam dari New Selo kami sampai di Watu Gajah, sebenarnya kami ingin melanjutkan sampai di Pasar Bubrah tapi ketika akan melanjutkan kesana kami dihalangi oleh kabut yang cukup tebal sehingga kami putuskan untuk membuka tenda di Watu Gajah sana. Pada saat itu baru 1 tenda saja yang berdiri dan memang baru kami ketahui bahwa para pendaki lebih senang mendaki Gunung Merapi di sore hari atau malam hari.

Keesokan paginya tepatnya jam 04.30 kami memulai lagi pendakian untuk menuju Puncak Merapi. 30 menit dari Watu Gajah sampailah kami di Pasar Bubrah, dari sini para pendaki harus menyiapkan fisik dan mental yang prima untuk melanjutkan pendakian karena jalur kini menjadi sulit dengan kemiringan yang sangat terjal serta jalur berupa pasir dan bebatuan yang menyulitkan para pendaki untuk melangkah naik.

[caption id="attachment_370910" align="aligncenter" width="560" caption="Pasar Bubrah"]

1414736393910478933
1414736393910478933
[/caption]

Kami pun melanjutkan mendaki menuju Puncak Merapi, sangat sulit sekali, melangkah naik 3 langkah maka turun 2 langkah.

[caption id="attachment_370907" align="aligncenter" width="560" caption="Para Pendaki Berusaha Menggapai Puncak"]

14147362611259882018
14147362611259882018
[/caption]

Jam 05.45 kami belum sampai puncak kami namun matahari sudah menampakan wajahnya dari arah timur. Kami berhenti terlebih dulu untuk menyaksikan pemandangan indah tersebut.

[caption id="attachment_370906" align="aligncenter" width="560" caption="Sunrise di Gunung Merapi"]

14147362301615794690
14147362301615794690
[/caption]

Akhirnya setelah 2,5 jam berjalan atau tepatnya jam 07.00 kami sampai di Puncak Merapi. Alhamdulillah terbayar sudah. Kami bisa berdiri di atas puncak Gunung Merapi. Pemandangan begitu indah ditambah cuaca yang sangat bersahabat, kami bisa melihat Gunung Merbabu dengan jelas, kawah Merapi, liuk – liuk sungai lahar di arah selatan, garis horizon, ah pokoknya bagus sekali tak cukup kata – kata ini menggambarkannya.

Salah satu hal yang saya sukai dari mendaki adalah keakraban dengan sesama pendaki, begitu juga dengan kami, pada saat dipuncak kami akrab sekali dengan beberapa pendaki lain salah satunya kelompok pendaki dari Pekalongan. Kami berfoto bersama disini, dan beruntung mereka membawa bendera merah putih jadinya bisa berpose dengan gaya nasionalis.

[caption id="attachment_370908" align="aligncenter" width="560" caption="Penulis di Puncak Merapi"]

1414736312979931254
1414736312979931254
[/caption]

[caption id="attachment_370909" align="aligncenter" width="560" caption="Penulis Bersama Pendaki Dari Pekalongan"]

1414736334164287186
1414736334164287186
[/caption]

30 menit menikmati puncak kami pun turun kembali ke Watu Gajah. Jam 09.00 kami sampai di Watu Gajah lalu masak untuk sarapan, setelah sarapan kami langsung membongkar tenda dan membereskan perlengkapan kami ke dalam keril kami masing – masing.

Jam 10.30 kami pun turun kembali menuju New Selo, dibutuhkan waktu 2,5 jam untuk sampai New Selo. Lalu kami mencari tukang ojek untuk mengantarkan kami ke Pasar Selo. Dengan ongkos Rp 10000 sampailah kami di Pasar Selo. Namun setelah menunggu 30 menit tidak ada bus yang ke Pasar Cepogo. Akhirnya kami lambaikan tangan ke mobil bak terbuka yang melintas dan beruntung si sopir berhenti dan bersedia untuk ditumpangi dengan ongkos Rp 4000 sampai di Pasar Cepogo.

Dari Pasar Cepogo kami naik mikrobis ke Terminal Sunggingan, Boyolali dengan ongkos Rp 4000, sampai di Terminal Sunggingan melanjutkan lagi naik Bus Patas tujuan Terminal Tirtonadi, Solo dengan ongkos Rp 10000. Dari Terminal Tirtonadi kami naik becak dengan ongkos Rp 20000 untuk sampai Stasiun Solo Jebres.

Karena masih ada waktu 30 menit kami singgah dulu ke angkringan di depan stasiun untuk membeli minum dan makan nasi kucing.

Jam 16.45 Kereta Api Brantas yang kami tumpangi pun berangkat menuju Stasiun Pasar Senen dan tiba di Pasar Senen jam 03.00

Pada jam 09.00 masing – masing dari kami sudah siap berhadapan kembali dengan layar computer di meja kerja.

Sahabat Kompasianer ingin mencoba juga kah?

Pendakian dilakukan pada tanggal 22- 24 Agustus 2014

Temukan Indahnya Indonesia di http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun