Mohon tunggu...
Muhammad Catur Nugraha
Muhammad Catur Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Young Engineer dan Tukang Ngelayap

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendaki Gunung Merapi Tanpa Harus Cuti

31 Oktober 2014   20:23 Diperbarui: 4 April 2017   16:40 3768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_370907" align="aligncenter" width="560" caption="Para Pendaki Berusaha Menggapai Puncak"]

14147362611259882018
14147362611259882018
[/caption]

Jam 05.45 kami belum sampai puncak kami namun matahari sudah menampakan wajahnya dari arah timur. Kami berhenti terlebih dulu untuk menyaksikan pemandangan indah tersebut.

[caption id="attachment_370906" align="aligncenter" width="560" caption="Sunrise di Gunung Merapi"]

14147362301615794690
14147362301615794690
[/caption]

Akhirnya setelah 2,5 jam berjalan atau tepatnya jam 07.00 kami sampai di Puncak Merapi. Alhamdulillah terbayar sudah. Kami bisa berdiri di atas puncak Gunung Merapi. Pemandangan begitu indah ditambah cuaca yang sangat bersahabat, kami bisa melihat Gunung Merbabu dengan jelas, kawah Merapi, liuk – liuk sungai lahar di arah selatan, garis horizon, ah pokoknya bagus sekali tak cukup kata – kata ini menggambarkannya.

Salah satu hal yang saya sukai dari mendaki adalah keakraban dengan sesama pendaki, begitu juga dengan kami, pada saat dipuncak kami akrab sekali dengan beberapa pendaki lain salah satunya kelompok pendaki dari Pekalongan. Kami berfoto bersama disini, dan beruntung mereka membawa bendera merah putih jadinya bisa berpose dengan gaya nasionalis.

[caption id="attachment_370908" align="aligncenter" width="560" caption="Penulis di Puncak Merapi"]

1414736312979931254
1414736312979931254
[/caption]

[caption id="attachment_370909" align="aligncenter" width="560" caption="Penulis Bersama Pendaki Dari Pekalongan"]

1414736334164287186
1414736334164287186
[/caption]

30 menit menikmati puncak kami pun turun kembali ke Watu Gajah. Jam 09.00 kami sampai di Watu Gajah lalu masak untuk sarapan, setelah sarapan kami langsung membongkar tenda dan membereskan perlengkapan kami ke dalam keril kami masing – masing.

Jam 10.30 kami pun turun kembali menuju New Selo, dibutuhkan waktu 2,5 jam untuk sampai New Selo. Lalu kami mencari tukang ojek untuk mengantarkan kami ke Pasar Selo. Dengan ongkos Rp 10000 sampailah kami di Pasar Selo. Namun setelah menunggu 30 menit tidak ada bus yang ke Pasar Cepogo. Akhirnya kami lambaikan tangan ke mobil bak terbuka yang melintas dan beruntung si sopir berhenti dan bersedia untuk ditumpangi dengan ongkos Rp 4000 sampai di Pasar Cepogo.

Dari Pasar Cepogo kami naik mikrobis ke Terminal Sunggingan, Boyolali dengan ongkos Rp 4000, sampai di Terminal Sunggingan melanjutkan lagi naik Bus Patas tujuan Terminal Tirtonadi, Solo dengan ongkos Rp 10000. Dari Terminal Tirtonadi kami naik becak dengan ongkos Rp 20000 untuk sampai Stasiun Solo Jebres.

Karena masih ada waktu 30 menit kami singgah dulu ke angkringan di depan stasiun untuk membeli minum dan makan nasi kucing.

Jam 16.45 Kereta Api Brantas yang kami tumpangi pun berangkat menuju Stasiun Pasar Senen dan tiba di Pasar Senen jam 03.00

Pada jam 09.00 masing – masing dari kami sudah siap berhadapan kembali dengan layar computer di meja kerja.

Sahabat Kompasianer ingin mencoba juga kah?

Pendakian dilakukan pada tanggal 22- 24 Agustus 2014

Temukan Indahnya Indonesia di http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun