Mohon tunggu...
Muhammad Catur Nugraha
Muhammad Catur Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Young Engineer dan Tukang Ngelayap

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menggapai Puncak Arjuno 3339 mdpl

1 November 2014   06:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:58 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di akhir bulan Maret 2014 terdapat hari libur di hari Senin karena adanya Hari Raya Nyepi tepatnya tanggal 31 Maret 2014, hal itu membuat saya dan teman – teman membuat rencana untuk mendaki Gunung yang terletak di Malang, Jawa Timur

Bukan Gunung Semeru, kawan. Karena sudah banyak pendaki yang kesana, tujuan kami adalah Gunung Arjuno.

Setelah melakukan ajakan di berbagai media social terkumpulah 20 orang termasuk saya, dari Jakarta kami berangkat menggunakan Kereta Matarmaja tujuan Stasiun Pasar Senen – Stasiun Malang. Kami sampai di Stasiun Malang tepat pada jam 07.00

[caption id="attachment_370946" align="aligncenter" width="560" caption="Sampai Malang Jam 07.00"][/caption]

Sebelum melanjutkan perjalanan kami sarapan terlebih dahulu di warung depan stasiun. Selesai sarapan kami mencharter 2 angkot untuk mengantarkan kami ke Tretes dengan biaya Rp 200000 per angkotnya.

Sekitar 2 jam perjalanan dengan angkot sampailah kami di Pos Ijin Pendakian Tretes, lokasinya ini persis diseberangnya Hotel Tanjung Plaza. Kami pun langsung mendaftarkan rombongan kami lalu membayar Karcis Masuk Taman Hutan Raya Raden Soerjo sebesar Rp 5000 per orangnya.

[caption id="attachment_370948" align="aligncenter" width="560" caption="Pos Ijin Pendakian Tretes"]

14147433981716140441
14147433981716140441
[/caption]

Rupanya rombongan kami juga ditemani oleh kelompok pendaki dari Surabaya yang menjadi pemandu bagi rombongan kami karena mereka sudah pengalaman mendaki Gunung Arjuno berkali – kali.

Jam 12.30 kami pun memulai pendakian,setelah 50 menit berjalan sampailah kami di Pos 1 atau dikenal juga dengan sebutan Pos Pet Bocor, di pos ini terdapat warung dan dikala libur akan ramai yang menjajakan makanan. Oh iya, disini juga tersedia sumber air untuk perbekalan pendaki.

[caption id="attachment_370949" align="aligncenter" width="560" caption="Pos Pet Bocor"]

14147434341235078282
14147434341235078282
[/caption]

Lepas dari Pos Pet Bocor kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Pos Kokopan. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai sini yaitu 4 jam, mungkin karena jalur yang berbatu sehingga agak sulit ketimbang jalurnya berupa tanah. Dibuat berbatu karena jalur pendakian Tretes juga digunakan oleh mobil – mobil Hardtop pengangkut belerang.

Karena hari sudah gelap kami pun istirahat disini yang digunakan untuk memasak untuk makan malam, oh iya, di Pos Kokopan ini terdapat sumber air serta memiliki tempat yang cukup luas untuk mendirikan tenda dan pemandangan dari sini juga indah, kita bisa melihat Gunung Penanggungan dengan jelas serta city light di malam harinya.

[caption id="attachment_370950" align="aligncenter" width="560" caption="Pos Kokopan"]

14147434631820147867
14147434631820147867
[/caption]

Setelah makan malam kami pun beranjak menuju pos selanjutnya yaitu Pos Pondokan, dibutuhkan fisik dan mental yang kuat ketika mendaki di malam hari ini, kami berjalan beriringan agar tidak ada satu pun kawan kami yang tertinggal. Akhirnya jam 00.30 kami pun sampai di Pos Pondokan dimana terdapat bangunan seperti rumah yang dibuat dari jerami yang merupakan tempat beristirahat bagi penambang belerang.

Kami pun langsung mendirikan tenda lalu beristirahat untuk memulihkan fisik kami.

Pagi harinya setelah sarapan tepatnya jam 11.15 kami melanjutkan kembali pendakian ini menuju Puncak Arjuno. 45 menit dari Pos Pondokan kami sampai di Lembah Kidang, lembah yang hijau didominasi oleh rerumputan dan pohon pinus, jika beruntung kita akan menemui kijang yang sedang mencari makan. Di Lembah Kidang ini terdapat sumber air dan sebaiknya ketika melanjutkan ke puncak pendaki mengisi persediaan airnya disini karena sampai puncak nanti sudah tidak ada lagi sumber air. Di Lembah Kidang ini kami berjumpa dengan pendaki dari KOMPASS (Komunitas Pendaki Anak Sindoro Sumbing) lalu kami pun berfoto bersama (padahal tidak saling kenal sebelumnya) inilah indahnya mendaki semua pendaki yang kita jumpai adalah saudara.

[caption id="attachment_370951" align="aligncenter" width="560" caption="Foto Bersama di Pos Pondokan"]

14147435031841740388
14147435031841740388
[/caption]

[caption id="attachment_370952" align="aligncenter" width="560" caption="Lembah Kidang"]

14147435341026777424
14147435341026777424
[/caption]

[caption id="attachment_371213" align="aligncenter" width="672" caption="Foto Bersama Kompass"]

14148230151190913371
14148230151190913371
[/caption]

Perjalanan  menuju puncak menurut saya pribadi sungguh memberatkan karena kami harus melewati jalur yang terus menanjak tanpa ada bonus, saking menanjaknya ada kawan perempuan kami yang kepayahan dan harus dibantu.

Akhirnya jam 19.30 kami sampai di tempat yang lapang sebelum puncak, tempatnya ditandai dengan gundukan – gundukan batu berjumlah 5 buah yang menyerupai makam (saya belum tahu persis apakah itu makam atau bukan). Kami mendirikan tenda disini lalu masak – masak untuk makan malam, setelah itu kami kembali istirahat untuk mencapai puncak besok pagi.

Jam 05.00 kami sudah terbangun dan bersiap menuju puncak, namun mentari sudah menampakan dirinya dari arah timur sehingga kami lebih memilih diam untuk menyaksikan sunrise terlebih dahulu. Ketika matahari sudah berada diatas dan memberikan sinar hangatnya kami lanjutkan ke puncak yang sudah nampak itu.

[caption id="attachment_370953" align="aligncenter" width="560" caption="Sunrise di Gunung Arjuno"]

14147435651071826765
14147435651071826765
[/caption]

Jam 06.00 kami sampai di Puncak Arjuno atau disebut juga Puncak Ogal Agil ada juga yang menyebutnya Puncak Ringgit. Rasanya sangat bersyukur dan puas sekali bisa berada disini karena pemandangan yang disajikan begitu indahnya, disini kita bisa melihat Gunung Welirang, Gunung Penanggungan, Gunung Panderman, bahkan Gunung Semeru.

[caption id="attachment_370954" align="aligncenter" width="560" caption="Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan"]

1414743611108743803
1414743611108743803
[/caption]

[caption id="attachment_370955" align="aligncenter" width="560" caption="Gunung Semeru dari Puncak Arjuno"]

14147436592068110836
14147436592068110836
[/caption]

Keadaan puncak berupa batu – batuan berukuran besar sayang banyak sekali tangan – tangan jahil yang mencoret – coret di batu – batu itu untuk mencoba eksis bahwa mereka sudah berada disana. Di puncak berkibar bendera merah putih, bendera negeri ini. Ada plang berwarna hijau bertuliskan Puncak Gn. Arjuno 3339 Mdpl. Saatnya kita mengabadikan foto disini, kelak ini akan menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan.

[caption id="attachment_370956" align="aligncenter" width="672" caption="Foto Bersama di Puncak Arjuno"]

1414743709183978949
1414743709183978949
[/caption]

[caption id="attachment_370957" align="aligncenter" width="414" caption="Penulis di Puncak Arjuno 3339 mdpl"]

14147437561613048110
14147437561613048110
[/caption]

1,5 jam kami menikmati Puncak Arjuna lalu kami turun melewati Jalur Lawang. Jika melewati jalur ini maka kita akan memasuki kawasan yang didominasi oleh hutan pinus atau biasa disebut Alas Lali Jiwo yang konon katanya merupakan tempat angker di Gunung Arjuno.

Setelah Alas Lali Jiwo sampailah kami di Pos Nggombes, disini kami bertemu pendaki yang akan naik ke puncak lalu saling memberi semangat. Kami lanjutkan lagi perjalanan menuju Pos Mahapena, di pos ini terdapat tadahan air yang airnya bisa digunakan untuk minum, namun sayang karena hujan sudah lama tidak mengguyur disana pada saat kami ambil air berwarna hijau yang tidak layak untuk diminum.

[caption id="attachment_370958" align="aligncenter" width="560" caption="Pos Nggombes"]

14147437991646688226
14147437991646688226
[/caption]

[caption id="attachment_370959" align="aligncenter" width="560" caption="Pos Mahapena"]

1414743845699086572
1414743845699086572
[/caption]

Lepas dari Pos Mahapena, kami masuk ke wilayah Sabana disini kami bisa memilih apakah melewati sabana (jalurnya lebih panjang) atau melewati Gunung Lincing (potong jalur), namun karena kami membawa keril maka kami putuskan untuk melewati sabana saja karena lebih aman.

[caption id="attachment_370960" align="aligncenter" width="560" caption="Sabana"]

14147438721509635432
14147438721509635432
[/caption]

Setelah selesai dengan jalur sabana sampailah kami di Pos 2, di pos 2 ini terdapat anak sungai kecil yang airnya bisa dijadikan minum bagi para pendaki namun untuk mengambilnya harus hati – hati karena harus turun dengan kondisi sangat curam.

[caption id="attachment_370961" align="aligncenter" width="560" caption="Pos 2"]

14147439111349550367
14147439111349550367
[/caption]

Lanjut dari Pos 2, pos selanjutnya adalah Pos Kebon Teh. Dari Pos Kebon Teh ini masih dibutuhkan 1 jam lagi untuk sampai ke Pos Lapor Lawang.

[caption id="attachment_370962" align="aligncenter" width="560" caption="Pos Kebon Teh"]

14147439361797782700
14147439361797782700
[/caption]

Akhirnya jam 17.00 kami pun sampai di Pos Ijin Pendakian Lawang dan melapor kepada petugas yang jaga bahwa kami sudah turun dengan selamat dan kekurangan apapun.

Sungguh perjalanan yang sangat luar biasa dan sangat menempa diri dan memberikan saya banyak pelajaran terutama mengenai kebersamaan di alam.

Pendakian dilakukan pada tanggal 29 – 31 Maret 2014

Temukan Indahnya Indonesia di http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun