Mohon tunggu...
Muhammad Catur Nugraha
Muhammad Catur Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Young Engineer dan Tukang Ngelayap

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mencoba Berkenalan dengan Semeru

13 November 2014   18:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:53 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ranu Kumbolo dari atas tanjakan cinta/Dok Pri.

Gunung Semeru, siapa yang tak kenal gunung tertinggi di tanah Jawa ini terlebih semenjak keluarnya Film 5 Cm yang menambah populer gunung ini dan banyak orang – orang yang ingin menjejakan kakinya kesana. Namun sebelum film tersebut keluar saya bersama teman – teman dari satu jurusan sudah mencoba untuk meninggalkan jejak dari Ranu Pane hingga Kalimati bahkan target kami sampai ke titik tertinggi Mahameru!

SURABAYA – RANU PANE

Perjalanan dimulai dari kosan teman saya di Semolowaru, dia sudah mencharter angkot untuk mengantarkan kami ke Terminal Purabaya atau Bungurasih. Sesampainya di terminal kami lanjutkan naik bus menuju Terminal Arjosari, Malang, dengan ongkos 10 ribu per orangnya. Sampai di Terminal Arjosari kami sudah ditunggu oleh Pak Imam sopir angkot yang sudah dicharter oleh Arda, yang akan mengantarkan kami hingga Tumpang.

Sekitar 1,5 jam dari Terminal Arjosari sampailah kami di Tumpang, kami berhenti di sebuah rumah dimana pemilik rumah adalah penyedia jasa antar jemput bagi para pendaki yang akan ke Gunung Semeru, ada 2 pilihan yaitu naik truk atau naik mobil hardtop. Kami memilih naik truk karena lebih murah 50 ribu ketimbang hardtop, ongkos sewa dari Tumpang ke Ranu Pane menggunakan truk 400 ribu.

Kami pun berangkat menuju Ranu Pane, dikanan kiri terdapat perkebunan tebu dan Apel yang saat itu bukan pada saat musimnya, jalan yang dilalui terus menanjak dan udara dingin mulai terasa. Akhirnya jam 4 sore sampailah kami di Resort Ranu Pane yang memiliki ketinggian 2200 mdpl. Resort ini merupakan pos perijinan dan pengecekan bagi pengunjung yang akan menuju atau memasuki kawasan Gunung Semeru.

Salah satu teman saya menyerahkan segala berkas yang dibutuhkan yang sebelumnya sudah kami kumpulkan waktu di Tumpang, setelah beres, kami istirahat sejenak untuk sekedar makan untuk menghangatkan tubuh.

RANU PANE – RANU KUMBOLO

Jam 17.15 kami memulai pendakian. Jalur pertama yang kami lalui adalalah Landengan Dowo 2270 mdpl, lokasi jalur pendakian pertama menuju ranu kumbolo, kawasan berupa hutan ini didominasi oleh pepohonan jenis akasia. Jalur ini sudah diberikan jalan setapak yang terbuat dari semacam bata block, jadi sangat mudah dilalui. setelah Landengan Dowo, kita masuk ke Watu Rejeng 2300 mdpl, yang akan kita lihat disini adalah panorama alam berupa dinding batu dengan ketinggian lebih dari 100 m.

Jalur yang paling berat yang saya rasakan ialah ketika memasuki pos tiga, pos tiga saat itu kondisinya sangat mengenaskan karena runtuh akibat longsor. Dibelakang pos itu kita mulai rasakan beratnya perjalanan, jalur mendaki dan hanya bisa dilalui oleh satu orang, harus berhati – hati karena jika tidak kita akan terjatuh.

Setelah 4 jam berjalan sampailah kami di Ranu Kumbolo, disini kami akan ngecamp semalam sebelum keesokan harinya kembali melanjutkan perjalan ke Kalimati

RANU KUMBOLO – KALIMATI

Pagi itu Ranu Kumbolo sangat dingin namun karena sang mentari sudah berani menampakkan dirinya memberikan kehangatan nan sejuk membuat kami sangat – sangat bersyukur bisa berada disana melihat pemandangan yang begitu indahnya.

Sunrise di Ranu Kumbolo/Dok Pri.

Suasana Ranu Kumbolo di Pagi hari/Dok Pri.
Suasana Ranu Kumbolo di Pagi hari/Dok Pri.
Suasana Ranu Kumbolo di Pagi hari/Dok Pri.

Tenda - tenda di tepian Ranu Kumbolo
Tenda - tenda di tepian Ranu Kumbolo
Tenda - tenda di tepian Ranu Kumbolo/Dok Pri.

Setelah sarapan pagi jam 10 pagi kami lanjutkan perjalanan kembali menuju Kalimati. Kami memulai dengan perjalanan mendaki. Ya, yang harus kami lalui pertama kali dalam perjalanan ini adalah berupa tanjakan yang terkenal dengan sebutan Tanjakan Cinta. Tanjakan ini memiliki mitos mengenai tidak dibolehkan pendaki untuk menengok kebelakang kita melewati tanjakan ini.

Foto bersama di Ranu Kumbolo/Dok Pri.
Foto bersama di Ranu Kumbolo/Dok Pri.
Foto bersama di Ranu Kumbolo/Dok Pri.

Ranu Kumbolo dari atas tanjakan cinta/Dok Pri.
Ranu Kumbolo dari atas tanjakan cinta/Dok Pri.
Ranu Kumbolo dari atas tanjakan cinta/Dok Pri.

Setelah Tanjakan Cinta maka bertemulah kami dengan padang savanna yang sangat luas, Oro – oro Ombo namanya, disini terdapat padang rumput yang luas berupa rumput merakan yang mana pada saat musim hujan ia akan berwarna ungu, namun karena saat itu sedang kemarau jadinya rumput sedang berwarna coklat.

Oro - oro Ombo/Dok Pri.
Oro - oro Ombo/Dok Pri.
Oro - oro Ombo/Dok Pri.

Foto bersama di Oro - oro Ombo/Dok Pri.
Foto bersama di Oro - oro Ombo/Dok Pri.
Foto bersama di Oro - oro Ombo/Dok Pri.

Jalur Oro – oro ombo dengan mudah kami lewati dan tidak memakan waktu yang lama dan tibalah kami ke sebuah tempat yang didominasi oleh pepohonan berupa Cemara Gunung. Namanya Cemoro Kandang 2500 mdpl. Jalur ini lumayan berat karena mulai mendaki, dan banyak dahan pohon yang runtuh.

Selesai dari Cemoro Kandang maka kita akan berjumpa dengan Jambangan 2700 mdpl, alam pegunungan dengan vegetasi dominan berupa pohon Mentigi dan padang rumput, Puncak Gunung Semeru mulai terlihat dari tempat ini. Subhanallah, indahnya. Kami berhenti dan beristirahat disini, mengabadikan diri kami masing – masing di plang yang bertuliskan Jambangan dan keterangan mengenai Jambangan.

Gunung Semeru dari Jambangan/Dok Pri.
Gunung Semeru dari Jambangan/Dok Pri.
Gunung Semeru dari Jambangan/Dok Pri.

Kami lanjutkan perjalanan lagi, dan tibalah kami di Kalimati 2700 mdpl, tempat ini merupakan base camp peristirahatan para pendaki sebelum dini hari berikutnya mendaki puncak Mahameru. Angin disini berhembus kencang dan terasa sangat dingin. Segera kami mendirikan tenda setelah menemukan tempat yang tepat, dan seperti waktu di Ranu Kumbolo kami berbagi tugas yang sama, mendirikan tenda dan memasak. Ada juga yang mencari air di sumber mata air yang dikenal dengan sebutan sumber mani. Selesai semuanya, kami pun beristirahat.

Gunung Semeru nampak dari Kalimati/Dok Pri.
Gunung Semeru nampak dari Kalimati/Dok Pri.
Gunung Semeru nampak dari Kalimati/Dok Pri.

MENUJU MAHAMERU

Jam 2 dini hari, kami kompak bangun bersama dan menyiapkan segala hal untuk melakukan summit attack. Setelah berdo’a kami pun memulai summit attack ini. Satu jam dari Kalimati , kami sampai di Pos Arcopodo yang merupakan pos terakhir di pendakian Gunung Semeru. DariArcopodo terusjalan semakin menanjak ditambah dengan debu – debu yang berterbangan karena pijakan pendaki di depan. Akhirnya sampailah kami di batas vegetasi, disini mulailah pendakian yang sebenarnya, jalur kini berubah menjadi pasir – pasir maupun batuan dari ukuran kecil hingga besar. Naik 3 langkah turun 2 langkah istilah itu sangat familiar dikalangan pendaki Gunung Semeru dan hal itulah yang saya alami bersama teman – teman, saling memberi semangat agar terus maju namun setelah setengah perjalanan saya menyerah karena kondisi fisik saya yang tidak memungkinkan, begitu juga dengan teman yang lain, dari 12 orang dikelompok kami hanya 3 orang saja yang berhasil menggapai puncak.

Kami pun terun kembali ke Kalimati, di Kalimati saya melihati terus Puncak Semeru dan dalam hati saya berjanji, “Mahameru saya pasti kembali”

Gagahnya Gunung Semeru/Dok Pri.
Gagahnya Gunung Semeru/Dok Pri.
Gagahnya Gunung Semeru/Dok Pri.

Temukan indahnya Indonesia di

http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun