Mohon tunggu...
mcDamas
mcDamas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Orang biasa (seperti kebanyakan rakyat Indonesia) yang sok ikut kompasiana meskipun terbata-bata. Bila teman bersedia, klik juga http://kitabiza.com, http://lampungsae.com, http://inacraftmart.comdan http://englishsolutioncenter.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bakrie Masuk, Pengguna Path Mengancam Eksodus

14 Januari 2014   21:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13897109191799909294

[caption id="attachment_306010" align="aligncenter" width="564" caption="gambar: kompas.com"][/caption] Beberapa hari berselang publik tanah dikejutkan oleh masuknya keluarga Bakrie dalam jajaran pemegang saham Path. Menggunakan Bakrie Global, keluarga Bakrie menggelontorkan dana USD 25 juta atau setara dengan Rp 304 miliar. Pendanaan dari kelomok Bakrie ini menambah total investasi di Path sebesar USD 65 juta atau setara dengan Rp 790,4 miliar, setelah sebelumnya bberhasil mendapatkan suntikan dari Greylock Partners, Kleiner Perkins, Index Ventures, Insight Venture Partners, Redpoint Venture Partners, dan First Round Capital yang menanamkan investasi disana. Dalam sebuah jumpa pers, Anindya Novyan Bakrie, CEO Bakrie Global, menyatakan bahwa pihaknya tertarik menanamkan investasi di Path karena social media ini sangat diminati pengguna Indonesia; dimana Indonesia merupakan pengguna Path ketiga terbesar di dunia. Saat ini, Path memiliki 20 juta pengguna aktif di dunia; 7 juta pengakses aktif datang dari Indonesia dimana trafik Path dari Indonesia per hari mencapai ¼ trafik dari pengguna Path secara global. Kata Dave Morin, pendiri Path, saat berkunjung ke Indonesia mengatakan bahwa jumlah pengguna Path di Indonesia lebih besar dari pengguna di Amerika Serikat dan sekitar 4 juta diantaranya adalah pengguna aktif. Tetapi masuknya Bakrie ke Path oleh banyak pihak, terutama para pengguna, dikhawatirkan bakal menurunkan jumlah anggota Path. Mereka mengkhawatirkan pendanaan dari Bakrie Global senilai USD 25 juta tersebut sebagai strategi untuk memanfaatkan Path sebagai ajang kampanye pencapresan Abrizal Bakrie untuk pilpres 2014 ini. Jadi, alih-alih mendapatkan sambutan hangat dari publik Indonesia karena memiliki investor asal Indonesia, Path justru mendapatkan kecaman. Melalui social media Twitter, sejumlah pengguna berniat menutup akun mereka. "I just deleted my Path account permanently cause @Path is using and accepting Bakrie's money," twit Gloria Martie melalui akun @hellowglow. Di tengah hangatnya kicauan para pemilik Path “memprotes” masuknya group Bakrie, pengguna lain juga menyusul protes dengan mengkaitkan niat penutupan akun mereka dengan kasus bencana Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Bencana yang terjadi sejak tahun 2006 yang dipicu oleh kesalahan pengeboran tambang anak usaha Bakrie, Lapindo Brantas, telah menenggelamkan 14.000 rumah. Alhasil, aksi korporasi yang dilakukan oleh Path dengan menggandeng grup Bakrie bagai memakan buah simalakama, atau ibarat dua sisi mata uang; di satu sisi membawa angin segar bagi Path karena mendapatkan dana segar untuk pengembangan bisnisnya; di sisi lain, investasi tersebut ternyata menimbulkan goncangan pengguna Path karena nama Bakrie yang kontroversial oleh banyaknya kasus yang membelitnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun