[caption id="attachment_198413" align="aligncenter" width="600" caption="sumber: Indopost.com"][/caption]
Rasanya semakin menarik dan mendebarkan mengamati eskalasi situasi politik aktual pilkada DKI putaran 2. Berdasarkan update terakhir, kekuatan dua kubu pasangan Foke-Nara, Jokowi-Basuki semakin jelas hitam putihnya. Dengan merapatnya PPP, Golkar dan sebentar lagi PKS, Foke-Nara adalah badak bagi Jokowi-Basuki yang hanya ayam kampung.
Bau tengik para petualang politik haus kekuasaan pun semakin menyengat dimana PPP dan Golkar yang pada putaran 1 sesumbar menyuarakan pembaharuan untuk DKI ternyata hanya isapan jempol. Untung Alex-Nono langsung KO di putaran 1. Bayangkan bila mereka menang, jargon 3 tahun bisa yang mereka gembar-gemborkan saat kampanye pastinya tak lebih dari pepesan kosong.
Setali tiga uang dengan PPP dan Golkar, PKS watak dan karakternya sama. Berbalut sorban partai dakwah, sepak terjang para politisi PKS selalu cenderung money-backed-up-power oriented dan mengalir ke ceruk yang secara finasial menguntungkan. Artinya “Ayo Beresin Jakarta” nya HNW-Didik juga akan berujung diketiak Foke.
Sehingga kini jelas peta pertarungan dalam pilkada putaran 2 adalah antara Foke and the Gang vs Jokowi + Rakyat.
Pada awalnya memang Jokowi-Basuki didaulat oleh PDIP dan Gerinda untuk maju menjadi Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta 2012-2017. Tetapi konstelasi politik yang telah menjadi realita dari hasil putaran 1, Jokowi-Basuki menang telak 42,60%, karena didukung oleh rakyat. Sebagaimana analisa para pengamat politik, partai ternyata tidak dominan perannya dalam kemenangan Jokowi-Basuki di putaran 1.
Alhasil, bila peta pertarungan putaran 2 kita ilustrasikan head to head, maka:
PERTARUNGAN PILKADA DKI PUTARAN 2
Foke and the Gang:
SBY dan Cikeas Circle
Partai Demokrat
Anas
Partai Golkar
Ical
PPP
Suryadharma Ali
PAN
Hatta Rajasa
PKS
Ustadz Hilmi
Said Agil
Sutiyoso
Ruhut Sitompul
Soetan Batugana
Rhoma Irama
Dan banyak lagi elit lainnya
vs
Jokowi + Rakyat
Kita tidak perlu gentar melihat peta kekuatan yang tak seimbang tersebut karena sejatinya Jokowi + Rakyat jauh lebih dahsyat kekuatannya untuk menghempaskan para politisi-politisi rakus dan korup, politisi yang ketika sudah meraih kursi hanya berjuang untuk kepentingan diri sendiri, keluarga dan kelompoknya dengan mengeruk kekayaan dan uang negara yang menyebabkan kesengsaraan rakyat banyak.
Di belakang rakyat ada kekuatan Tuhan karena suara rakyat adalah suara Tuhan. Maka Jokowi + Rakyat merupakan kekuatan paripurna untuk melawan kekuatan oligarki elit.
Genderang perang memang belum ditabuh, masih ada waktu untuk memperkokoh jaringan kotak-kotak berpadu dengan jarinagn rakyat menjelang 20 September 2012 mendatang. Sudah cukup bagi kita dikadalin oleh para elit politik. Cukup sudah kita memberi kesempatan kepada mereka, cukup sudah elit-elit tersebut menikmati gelimang harta dan kekuasaannya.
Saatnya rakyat bertindak untuk menghentikan ambisi para politisi tak bermoral tersebut dengan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang pro rakyat di putaran 2 nanti. Ingat "Putaran Kedua Pilkada DKI, Suara Rakyat Lebih Menentukan" kata JK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H