Anjing!
meraba tiba-tiba
Siii... alaaaan... Lari kemanakau...
Dasar manusia mulut comberan
buta mata hati beku, hanya rasa serta nafsu menyalak ada di muka
heii bule! semut mini pecinta lodong...
jangan lalu begitu saja tunggulah aku
tanggalkan tawamu di sini saja
Aihhh Pudak si pembawa berita
yang slalu suka kemana membawa
tutur kata dengan tubuh nan manis  berkulit putih mata bulat melesak
sudahkah kau sampaikan salamku kepada Si Gonteng Geni Item dan lainnya kenapa masih mengulum senyum
gerangan apa membuatmu begitu gembira?
Wahai Rangrang pemimpin kita
bungah rasanya bila bertemu Ratu nantinya melebihi sukariaku saat ini
kerabat semut tlah kuberi kabar maafkan bila ada yang terlewat
semua akan hadir memenuhi panggilannya dan
Item sudah sulih nama menjadi Alan pun bergegas menyusulku.
Rangrang kudatang membawa gembira doaku senantiasa bersamamu
kulihat rombongan Item saling cium kemudian terbahak
geni yang menyapaku tadi juga lepas tawanya
apakah pudak jua saksikan seperti yang kulihat, Â sepertinya tubuhmu memerah karena tertawa juga...
Ohhh Gonteng yang penuh semangat dengan pancaran kepalamu
aku tlah banyak mendengarnya sukaria ini
kita tunggu Item datang kemudian berkemas seraya menunggu saudara lainnya...
perjalanan ini akan sulit jika tekadmu tidak bulat dan niatmu setengah hati
tak perlu bekal banyak karena di jalanan telah tersedia bisa kau ambil sesukanya
dengan porsi yang cukup tentunya
Heiii bule mini kemana lagi kau...
apa hadirku membuatmu sipu dengan mimik kamu itu
    Buang hajat kecil!
Berdiri atau jongkok?
aku taktau kau jantan atawa betina
cepatlah kembali masih ada tanya padamuÂ
Apa bedanya jantan dan betina?
sejujurnya semua makhluk kalo membuang hajat harus menghormati buminya
kalangan kami selalu sopan dengan berjongkok
tak berdiri atawa ngangkang seperti anjing.
semoga dikau juga sih Alan....
Selamat datang wahai Alan dan krabat Item semuanya
kekompakan dan semangat kerjamu memang luar biasa
kalian akan berada di barisan terdepan dan Alan jadi pembuka jalan
Gonteng senantiasa waspada akan slalu mendapingimu
Duhai sang pemberani yang terpilih
mengapa juga engkau memanggilku demikian
itu hanyalah ulah mulut busuk manusia ceroboh
menyembunyikan makanan yang bukan haknya
disimpan paling dalam namun penciumanku tidak demikian
hanya mengambil secukupnya lalu melangkah sebagai bekal
bolehkah diterangkan siapa Ratu kita ohh Rangrang...
Ratu sangatlah agung
tak bisa dijamah atau pun didekati
Ra bisa diartikan sebagai cahaya Tu adalah tunggal atau satu
kita akan menghadap keharibaannya melalui liku penuh cobaan
hanya kesabaran dan kepasrahan yang bisa memasuki pintu pintunya
Mendekati cahaya akan membakarku
manusia yang mencelakai tubuhku tersengat kepanasan
rasanya akan kutemui ajalku dengan riang gembira kiranya
semoga bisa berjumpa pintu kemilau itu
Sangat suka cita-citamu itu Geni
kan kubawa kalian semua menuju pintu cahaya
semua akan sama di hadapannya
bersama-sama pasti bisa
Bule mini sahabatku apakah kau sudah hafal kuncinya?
Kulantunkan lirih berulang kunci itu saudaraku
mari kita bergegas seraya senandung...
Sagan, 21 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H