Mohon tunggu...
Markus Budiraharjo
Markus Budiraharjo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mengajar di Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sejak 1999.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Resolusi 2016: Mulai Ngompasiana (lagi)

2 Januari 2016   03:27 Diperbarui: 2 Januari 2016   04:16 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, kisah nyata yang diangkat oleh Isabel Allende ini mengangkat adanya tradisi patriarkal yang menempatkan kaum pria sebagai penentu segalanya. Tradisi main kuasa. Itulah intinya. Pelaku kekerasan dalam kisah Jenny adalah kaum pria. Namun dalam banyak hal, pelaku kekerasan tidak mengenal jenis kelamin. Sering kali kekerasan, main kuasa, kecenderungan untuk menang sendiri demi kepentingan diri sendiri dan kelompoknya, lebih merupakan diktum budaya. Artinya, begitu seseorang berada dalam lingkaran kekuasaan, yang mengemuka adalah sikap arogansi. Tidak peduli apakah seseorang itu pria atau wanita, bukan tidak mungkin, dia akan muncul sebagai seorang yang menerapkan kebenaran tunggal. Dia tidak memiliki kemampuan untuk mendengarkan. Ciri dari kegagalan pemimpin macam ini ditandai dengan kesibukan dalam dirinya sendiri. Tidak cukup konsentrasi dalam diskusi. Sibuk dan asyik dengan apa yang dipikirkannya sendiri, dan pada waktu yang sama enggan untuk hadir dan menikmati kebersamaan dengan orang lain. Dalam rapat, orang macam ini akan sibuk dengan gadgetnya sendiri. Pikirannya melayang pergi, sehingga sekalipun secara fisik hadir, tetapi secara mental menjauh.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun