Mohon tunggu...
Markus Budiraharjo
Markus Budiraharjo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mengajar di Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sejak 1999.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sogok Untuk Bapak/Ibu Guru

30 Maret 2010   17:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:05 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jangan hanya menyalahkan para pelaku korupsi saja yang ramai-ramai melakukannya secara berjamaah sehingga bisa saling tutup-lindungi satu sama lain. Soal sogok-menyogok (bribery) telah menyebar ke mana-mana. Harus diakui, soal sogok-menyogok ini pun telah menjadi bagian tak terpisahkan dengan sekolah. Selama karir delapan tahun aktif mengajar, saya sudah mengoleksi sejumlah barang: baju lengan panjang satu, baju lengan pendek warna putih satu, lukisan wajah diri saya bersama anak-istri ukuran 100x120 cm satu, bahan batik sarimbit satu, bahan baju batik ... itu yang saya ingat. Untungnya, untuk dikatakan benda-benda itu sebagai buah sogok-menyogok sebenarnya kurang pas. Soalnya, benda-benda cinderamata itu diberikan sesudah anak-anak lulus pendadaran skripsi. Semua urusan kuliah sudah beres, dan mereka datang ke rumah atau sekedar mampir di kampus. Beberapa bahkan sampai menitikkan air mata penuh keharuan ketika menyampaikan kenang-kenangan tersebut.

Memberi kenang-kenangan buat bapak/ibu guru memang sah-sah saja. Dan bahkan, bila tujuannya memang untuk mengungkapkan kasih sayang serta penghormatan, hal tersebut tentu bukan sesuatu yang berlebihan. Perjalanan sejarah memang membuktikan bahwa telah terjadi komersialisasi yang berebihan dalam hal pemberian kenang-kenangan untuk para bapak/ibu guru ini. Semula, ketika kesederhanaan masih merupakan nilai yang dijunjung tinggi, buah kasih siswa ditunjukkan dengan sebuah apel segar. Namun sekarang? Mari kita baca data-data berikut berdasarkan survey yang dilakukan oleh The Association of Teachers and Lecturers (ATL) yang melibatkan 1,000 anggota. Ditemukan bahwa: 93% dari peserta survey mendapatkan kenang-kenangan. Didasarkan ranking popularitasnya, apa saja yang menjadi pemberian dari para siswa? 85%: coklat (oke lah!) 53%: bunga atau tanam-tanaman (peduli lingkungan?) 49%: alkohol (wow!!!) 48%: "toiletries" (no comment) Dan jangan kaget: ada yang benar-benar wah ...

Gelang Tiffany

(contoh di bawah ini dgn harga: $425)

Tas Mulberry

(contoh di bawah ini dengan harga: $295)

Namun, ada juga yang mendapatkan hadiah yang mengenaskan. Dari survey itu juga terungkap bahwa: a. ada yang mendapat hadiah coklat yang sebagian telah dimakan b. guru lain mendapatkan buku yang sejumlah halamannya sudah dirobek c. yang lain lagi mendapatkan foto album bekas, yang "diwarnai" dengan rontokan bulu anjing di sana-sini.

***

Jadi, kenang-kenangan macam apakah yang pantas untuk ibu/bapak guru tercinta? Kapan sebaiknya kenang-kenangan itu diberikan?

Sumber gambar: gelang Tiffany dan Tas Mulberry

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun