Mohon tunggu...
Mboten Wonten 2
Mboten Wonten 2 Mohon Tunggu... pegawai negeri -

ATEIS-SEPILIS-MENULIS-EKSIS email : mbotenmboten@yahoo.com sms an : 0821 2300 xxxx

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keluarga Nomor Satu, Presiden Nomor Dua

6 Juni 2014   17:43 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:01 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_309942" align="aligncenter" width="225" caption="Family, sumber foto:gadis.co.id"][/caption]

Keluarga adalah Nomor 1, bukan tuhan, agama dan negara. Kalau ada yang berpendapat lain itu urusannya sendiri. Walaupun prioritas nomor 1 karena keluarga adalah fondasi masyarakat, akan tetapi kita tidak harus mengabaikan urutan prioritas berikutnya.  Tapi jika harus mengabaikan yang lainnya tidak mengapa asalkan bisa memastikan keluarga kita baik-baik saja dan tak menyumbang penyakit sosial terhadap masyarakat.

[caption id="attachment_309943" align="aligncenter" width="261" caption="pilih presiden nomor 2"]

1402025811361804791
1402025811361804791
[/caption]

Berkaitan dengan kewajiban bernegara, tidak dianjurkan untuk tidak memilih di antara dua capres yang ada walaupun itu Hak bukan Kewajiban. Untuk memilih presiden yang urusan nomor 2 dapat diberi petunjuk seperti ilustrasi di atas, buka kertas suara, letakkan di meja, kemudian tangan kiri menutup wajah capres nomor 1, dan tangan kanan mencoblos capres nomor 2 dengan alat bantu yang tersedia, terakhir lipatlah kertas suara dan masukkan ke kotak suara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun