[caption id="attachment_324564" align="alignnone" width="278" caption="Owo, sumber gambar:indonesiakatakami.wordpress.com"][/caption]
Owi dengan posisi sebagai Presiden RI terpilih 2014-2019 melontarkan tantangan terbuka kepada Owo, bila masih berhasrat ingin menduduki kursi RI 1, jalan satu-satunya adalah bertarung ulang melawan Owi pada 2019
. Tidak ada cara lain. Karena sudah kalah resmi dari Owi lewat keputusan sidang Mahkamah Konstitusi mengenai PHPU (perselisihan hasil pemilihan umum) tanggal 22 Agustus silam, maka Owo lebih baik menyiapkan stamina agar lima tahun lagi masih segar bugar di usia 67 pada tahun 2014 dengan banyak banyak mengkonsumsi telor bebek setengah matang. Lima tahun lagi bukan waktu yang lama. Akan lebih bermanfaat bagi Owo untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi. Jangan gunakan cara-cara ala kampanye hitam, jangan pula berkoalisi lagi dengan PKS yang tidak membawa apa-apa selain mudharot saja. Tidak ada faedahnya, mengatur siasat dengan hendak 'mengepung' kekuasaan Owi lewat merebut kursi Ketua DPR. Tidak ada manfaatnya pula, hendak merebut 31 kursi Propinsi melalui Pilkada dipilih oleh DPRD. Rakyat akan menilai, itu sama saja dengan cara-cara licik orde baru yang berbusa-busa bicara demokrasi, namun hasilnya Loe Lagi Loe Lagi yang bercokol di kekuasaan. Reformasi sudah dua windu berlalu, mustahil membalikkan lagi dari pemilu langsung ke pemilu rekayasa wakil-wakil rakyat. Hentikan itu semua, kembali saja ke kondisi yang sesuai realitas; Owo sudah kalah, mari menerima kekalahan dengan gagah. Tidak elok, sudah kalah masih congkak, hendak mengatur siasat licik seperti merencanakan melengserkan Owi setelah setahun menjabat. Lebih mulia bila Owo segera menemui Owi untuk mengucapkan selamat. Bila berbondong-bondong pemimpin dunia sudah menyampaikan ucapan selamat ke owi, kenapa Owo masih enggan?
Kata kunci mengapa Owo masih tidak bisa menerima kekalahan lalu mempersiapkan diri lebih baik untuk maju lagi pada pilpres 2019 adalah slogan arogan Owo sendiri 'kalau bukan sekarang kapan lagi'. Kata-kata sombong inilah yang menjadi bumerang, berbalik menerpa Owo. Perlahan-lahan barisan Koalisi Merah Putih (KMP) yang sebenarnya adalah Koalisi MUMET PUSING kocar kacir satu persatu. PPP sudah main mata dengan PDI Perjuangan, begitu pula dengan PAN yang dengan malu-malu anjing juga mulai merapat. Diprediksi Golkar tak lama lagi juga tergoda. Kalau Demokrat sudah jelas tidak mau diperdaya Owo. Akhirnya, tinggalah PKS dan Gerindra saja yang asyik sendiri dengan khayalan kekuasan yang merasa mereka genggam. Ini sesuai dengan ucapan LHI presiden PKS yang tersandung sapi impor, yang bercakap tidak masalah hak politiknya dipangkas oleh Vonis pengadilan tinggi, khan di penjara dia masih bisa jadi King Maker. Pertanyaannya; siapa King Maker hasil dari pengaruh LHI?
Mungkin yang dimaksud adalah Presiden2an si Owo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H