Mohon tunggu...
Ruang Filsafat (Pencerahan)
Ruang Filsafat (Pencerahan) Mohon Tunggu... Penulis - Penulis/Misi Pencerahan/Pengamat Realitas Kehidupan

Membaca dan tajamkan akal sehat dalam realitas kehidupan/ Menulis/ Tujuan dari semua tulisan ini untuk memberikan ilmu dan membawa pencerahan bagi semua manusia sebagai makhluk berpikir dalam dinamika kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menelisik Kebahagiaan di Balik Otak Manusia

1 Juni 2024   09:15 Diperbarui: 2 Juni 2024   09:27 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Sirilus Aristo Mbombo 

Kita hidup di dunia yang sering kali tidak sesuai dengan harapan kita. Ketika keinginan dan ekspektasi kita runtuh, kita mengalami krisis. Jika krisis ini terus berulang, kita cenderung merasa putus asa, menganggap hidup ini tidak bermakna dan tidak layak dijalani.

Namun jika kita merenungkan lebih dalam, hidup menawarkan kemungkinan tak terbatas. Setiap orang dapat mencapai apapun selama mereka memiliki komitmen untuk bekerja keras dan berpikir demi mewujudkan harapan serta keinginan mereka. Kemampuan penting untuk berpikir seperti ini sudah ada dalam otak kita sendiri. Rasa putus asa sebenarnya tidak perlu terjadi.

Penelitian terbaru dalam filsafat dan neurosains Begley, Davidson, Schwartz, menunjukkan bahwa perubahan dalam diri manusia itu mungkin. Perubahan ini bukan hanya dalam cara berpikir, tetapi juga dalam struktur biologis otak manusia. Konsep ini dikenal sebagai neuroplastisitas, kemampuan otak untuk terus berubah sepanjang hidup manusia. Otak bukanlah mesin biologis yang statis, melainkan sistem yang dinamis dan terus berkembang.

Neuroplastisitas adalah kemampuan otak manusia untuk mengubah jaringan saraf dan sel di dalamnya sepanjang hidup. Dahulu, ilmuwan dan filsuf beranggapan bahwa otak hanya bisa berubah pada masa muda. Mereka mengira pola jaringan otak orang dewasa sudah tetap dan tidak bisa diubah, terutama pada usia tua.

Pandangan ini berubah setelah berbagai penelitian menunjukkan bahwa dengan beberapa tindakan atau perubahan gaya hidup, struktur otak seseorang bisa berubah. Bahkan orang yang mengalami kerusakan otak, seperti akibat stroke atau penyakit lain dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja otaknya.

Dengan latihan yang sistematis, otak bisa menjadi sehat kembali meski sebelumnya mengalami kerusakan. Struktur dan fungsi otak kita sangat bergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Jika kita bermalas-malasan, jaringan sel saraf di otak akan membentuk pola tertentu. Sebaliknya jika kita terus belajar hal baru, jaringan saraf di otak kita akan menebal dan kesehatannya meningkat.

Penemuan ini penting bagi kehidupan manusia karena memberikan harapan nyata bahwa hidup kita bisa berubah. Krisis tidak akan bertahan selamanya. Luka dan sakit bisa disembuhkan jika kita mau bekerja keras. Nasihat semacam ini kini didukung oleh ratusan penelitian ilmiah berkualitas dari berbagai ilmuwan di seluruh dunia.

Pola pikir kita menentukan struktur dan kesehatan otak kita. Jika kita terus berpikir negatif, otak kita akan terbentuk sesuai dengan pola negatif, hal ini mempengaruhi kepribadian dan mutu hidup kita. Kebiasaan kita membentuk otak kita yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas hidup kita.

Saat mengalami depresi, seseorang hidup dengan pola pikir bahwa hidupnya penuh penderitaan dan tidak bermakna. Dengan pola pikir ini ia tidak bisa bekerja, berkonsentrasi atau mempertahankan hubungan sosial. Jika pola pikir ini terus dipertahankan, struktur otak dan kesadarannya akan mengikuti pola tersebut.

Dalam wacana ilmiah, ini disebut sebagai pikiran sirkuler atau pikiran berulang. Pikiran kita mengulang pola yang sama terus-menerus, membentuk struktur otak dan kepribadian kita secara umum. Namun keadaan ini bisa diubah jika kita mau belajar membentuk pola pikir baru yang akan mempengaruhi struktur otak dan kepribadian kita.

Mengubah pola pikir tentu bukan proses yang mudah. Dibutuhkan usaha dan motivasi yang kuat serta dukungan dari lingkungan sekitar. Namun proses ini sangat layak diperjuangkan karena dapat meningkatkan mutu hidup kita dan membantu orang lain yang terjebak dalam pola pikir yang mengundang penderitaan. Ada dua metode yang bisa diterapkan.

Metode pertama adalah hidup dalam kesadaran. Ini berarti kita hidup dengan penuh kesadaran setiap saat. Ketika kita makan, kita sepenuhnya fokus pada makan. Ketika kita berjalan, kita sepenuhnya fokus pada berjalan. Tubuh dan pikiran kita berada di tempat yang sama.

Metode kedua adalah meditasi yang berarti melihat kenyataan apa adanya tanpa analisis, konsep dan penilaian. Meditasi juga berarti mencerap kenyataan di sini dan saat ini apa adanya. Hidup dalam pola meditatif ini membuat otak kita tenang, jernih dan sehat, sehingga bisa digunakan untuk apapun.

Inti dari kedua metode ini adalah kembali ke saat ini. Sekarang adalah satu-satunya waktu yang kita miliki. Di sini adalah satu-satunya tempat yang bisa kita tempati. Dengan hidup sepenuhnya di sini dan saat ini, kita bisa membentuk pola berpikir baru yang menciptakan kesehatan dan kejernihan bagi otak kita, sekaligus meningkatkan mutu hidup kita.

Ini sebenarnya bukan ide baru. Filsafat Timur yang berkembang di India, Jepang, Cina, Korea, Sri Lanka, Thailand dan Indonesia telah mengetahui dan menerapkan hal ini selama berabad-abad. Fokus utama filsafat Timur adalah memahami hakikat pikiran manusia dan cara kerja otaknya untuk mencapai hidup yang penuh dengan kebahagiaan. Dari tradisi ini, Yoga dan Zen berkembang dan menyebar ke seluruh dunia.

Filsafat Timur tentang otak, kesadaran, pikiran dan kebahagiaan manusia jauh melampaui ilmu pengetahuan dan filsafat Barat. Di bidang kesehatan mental, para Yogi dan Ajahn di berbagai negara Asia telah menemukan cara untuk membangun hidup yang bermutu dan sehat, sehingga mereka bisa menolong orang lain dan makhluk lain di alam semesta. Penelitian terbaru tentang otak dan neuroplastisitas hanya menegaskan apa yang telah diketahui dan diterapkan oleh para master dalam filsafat Timur selama ribuan tahun.

Namun kita bisa yakin bahwa keadaan hidup kita sekarang bukanlah titik akhir. Semua bisa diubah jika kita memiliki motivasi dan terus berusaha. Ada berbagai metode yang bisa membantu. Namun semuanya kembali ke satu dorongan dasar semua makhluk hidup mencapai kebahagiaan dalam kehidupanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun