Mohon tunggu...
Ruang Filsafat (Pencerahan)
Ruang Filsafat (Pencerahan) Mohon Tunggu... Penulis - Penulis/Misi Pencerahan/Pengamat Realitas Kehidupan

Membaca dan tajamkan akal sehat dalam realitas kehidupan/ Menulis/ Tujuan dari semua tulisan ini untuk memberikan ilmu dan membawa pencerahan bagi semua manusia sebagai makhluk berpikir dalam dinamika kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemantik di Balik Topeng Kejujuran dan Kepercayaan dalam Kehidupan Manusia

28 Mei 2024   13:47 Diperbarui: 28 Mei 2024   19:18 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Sirilus Aristo Mbombo

Dalam menyadari waktu yang terus berpola dalam lamunan kehidupan manusia, saya terinspirasi untuk menulis sebuah coretan kecil mengenai Topeng Kejujuran dan Kepercayaan dalam Kehidupan Manusia. Saya berpikir terkadang manusia terjebak dalam dua kata yang sangat berdampak bagi kehidupanya, yakni diantara kata menunggu atau melanjutkan. Melalui dua kata ini manusia dapat memulai sebuah perjalanan yang menarik dalam pemikiran akan ide dan gagasan. 

Dan di sisi lain dalam pemahaman yang lebih kompleks dua kata sederhana yakni kejujuran dan kepercayaan secara tidak langsung membuka pintu ke dalam kerumitan eksistensi manusia dan cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Pada permukannya tampak ada keterkaitan erat antara keduanya, sebuah asumsi bahwa kejujuran menghasilkan kepercayaan. Saya mengajak kita untuk menelisik lebih mendalam di antara kedua pandangan ini.

Kejujuran pada dasarnya adalah melibatkan kesediaan untuk menyampaikan kebenaran tanpa menyembunyikan apapun. Ini adalah keberanian untuk mengakui kenyataan apa adanya tanpa cela apapun. Di sisi lain kepercayaan adalah keyakinan yang teguh pada suatu hal, meskipun tanpa bukti yang konkret. Dalam konteks ini kita bisa melihat bagaimana keduanya tampaknya saling bertentangan. Kejujuran menuntut transparansi dan ketidakpastian sementara kepercayaan meminta keyakinan yang kuat pada sesuatu yang belum tentu dapat dibuktikan.

Ketika kita mencoba untuk menjadi jujur, kita menyadari bahwa pada hakikatnya kita tidak tahu segalanya. Pengetahuan kita hanyalah sekumpulan perkiraan yang didasarkan pada pengalaman, observasi dan informasi yang kita terima sepanjang hidup. Jika kita menerima hal ini dengan jujur maka kita membuka diri untuk belajar lebih banyak untuk menjelajahi dunia dengan pikiran yang terbuka. Dunia pun menjadi tempat yang penuh dengan misteri dan menarik untuk dipecahkan.

Namun kepercayaan memiliki dinamika yang berbeda. Mereka yang memiliki keyakinan cenderung untuk tidak bertanya-tanya. Mereka menerima apa yang dikatakan oleh otoritas atau figur berpengaruh tanpa banyak tanya. Kepercayaan memiliki kecenderungan untuk membekukan pikiran dan menghentikan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin merangsang pertumbuhan intelektual. Dan hal ini yang harus diperhatikan secara lebih mendalam dalam dimensi kehidupan manusia zaman ini.

Ketika kita melihat lebih jauh pada hakikatnya kejujuran dengan mengakui ketidaktahuan kita yang sebenarnya merupakan langkah awal dalam mencari pengetahuan. Hal ini mendorong para pemikir awal untuk merenungkan tentang alam semesta dan kehidupan dengan menggunakan akal sehat mereka. Dari sinilah muncul ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita nikmati saat ini. Seni dan kebudayaan yang agung juga lahir ketika manusia secara jujur mengakui keterbatasan pengetahuan mereka tentang inti dari kehidupan itu sendiri.

Di sisi lain kepercayaan dapat menjadi awal dari ketidaksempurnaan dalam berpikir. Ketika seseorang telah mempercayai sesuatu mereka mungkin menolak mendengar sudut pandang lainnya. Mereka menjadi fanatik dan tuli terhadap sudut pandang orang lain. Perilaku semacam ini dapat menyebabkan ketegangan, diskriminasi dan bahkan konflik atau perang dengan mereka yang memiliki pandangan berbeda.

Ketidaktahuan sebenarnya adalah kecerdasan alami manusia. Di dalam ketidaktahuan tersebut terdapat kesempatan untuk memahami inti dari kehidupan dan alam semesta dengan lebih baik. Ketidaktahuan ini melahirkan rasa rendah hati dan kagum pada kebesaran dunia yang ada di sekitar kita. Ketidaktahuan yang jujur adalah fondasi dari kebijaksanaan yang sejati.

Agama dan ideologi meskipun pada awalnya dapat memberikan arah dan makna pada kehidupan seringkali berubah menjadi bentuk kepercayaan buta yang menghambat pemikiran kritis dalam pergaulan sosial. Dan sebaliknya ketidaktahuan membawa kedamaian dan kasih sayang. Inti spiritualitas dan religiositas manusia sejati terletak pada kesederhanaan dan kerendahan hati di hadapan kebesaran alam semesta yang tidak pernah sepenuhnya bisa dipahami oleh akal manusia. Dari sini segala sesuatu bermula dan ke sinilah semua akan kembali.

Gambaran Pena Pencerahan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun