Semarak Merdeka Belajar adalah euforia yang harus disambut dengan rasa syukur yang teramat dalam.
Karena program merdeka belajar ini adalah jawaban dari masalah sistem pendidikan yang ada di Indonesia salah satunya adalah kurangnya buku bacaan yang bermutu di sekolah.
Pada episode ke 23 program merdeka belajar diangkat lah sebuah grand issue dari sistem pendidikan yang ada di Indonesia yakni "Buku Bacaan Bermutu Untuk Literasi Indonesia".
Pada program ini pemerintah berkomitmen memberikan bantuan buku kepada semua sekolah agar bisa mengisi perpustakaan mereka dengan bacaan yang bermutu.
Bantuan itu dihadirkan dalam bentuk fisik ataupun bisa diakses melalui jaringan internet dengan harapan bisa dijangkau semua kalangan.
Program merdeka belajar episode ke 23 ini harus disemarakkan oleh setiap sekolah yang ada di Indonesia agar kiranya ada kemajuan dan peningkatan minat siswa terhadap literasi.
Seperti yang kita ketahui bersama, bacaan bermutu sangatlah penting bagi murid untuk meningkatkan kepekaan sosial, daya kritis, sampai dengan pola berpikir.
Seperti yang dikatakan oleh aktivis mudah Soe Hoek Gie manusia itu terbentuk dari hal yakni buku bacaan, lingkungan sekitar, dan pengalaman di masa lalu.
Program merdeka belajar ini menjadi rahmat sekaligus tantangan bagi setiap sekolah dan guru-guru di Indonesia.
Menjadi  rahmat karena akhirnya sekolah diberikan kemudahan untuk mendapatkan akses pada buku - buku bermutu, namun menjadi tantangan karena guru harus lebih kreatif agar program ini bisa berjalan dengan semestinya.
Namun tantangan ini tidak boleh disambut dengan muka murung dan rasa pusing di kepala. Tantangan ini harus dijawab dengan solusi.
Berikut ini beberapa tips yang bisa dipakai oleh guru dan sekolah dalam mengimplementasikan program merdeka belajar episode ke 23 tentang Buku Bacaan Bermutu Untuk Literasi Indonesia serta menumbuhkan minat baca murid di sekolah.
1. Biasakan diri untuk Berdiferesiensi
Salah satu kunci dari suksesnya program merdeka belajar terletak pada lihainya guru-guru dalam menerapkan diferensiasi pada proses penciptaan metode belajar untuk menarik minat para siswa dan siswinya.
Sistem pendidikan yang kurang pas yang sudah tertanam sejak lama mempengaruhi pemahaman dan minat para siswa terhadap buku.
Untuk meretas kekurangan sistem itu dibutuhkan guru yang lihai, sabar, dan gigih untuk mencapai perubahan.
Guru harus mengenal muridnya lebih dari murid itu mengenal dirinya sendiri. Dengan begitu guru akan dengan mudah mencari celah untuk mengajar sesuai dengan kebutuhan setiap muridnya.
2. Belajar Itu Bisa Di Mana Saja Â
Saya teringat semasa masih duduk di bangku SMA, saya sangat berminat untuk pergi ke  perpustakaan karena di sana saya bisa bertemu dengan guru favorit saya, Pak Apri namanya.
Beliau tidak seperti guru lainnya yang hanya fokus di kelas, dan enggan menyempatkan waktu memahami anak muridnya.Â
Di perpustakaan itu saya banyak berdiskusi, belajar, dan meminta saran dengan pak Apri selama waktu istirahat.
Saya berdiskusi tentang saya harus masuk kuliah jurusan apa, tentang keagamaan, tentang buku dan banyak lagi.
Sampai sekarang saya sangat berterima kasih kepada Pak Apri karena beliau lah saya bisa di posisi sekarang dan tak menyesali jurusan kuliah yang saya pilih.
Di perpustakaan itu saya merasakan kemerdekaan dalam belajar yang sesungguhnya, saya merasa saya bebas tanpa tekanan, dan ilmu - ilmunya saya ingat sampai sekarang.
Pak Apri bisa menjadi inspirasi untuk semua guru yang ada di Indonesia. Sebagai sosok yang menjalankan Merdeka Belajar sebelum program itu sendiri lahir.
3. Programkan Membaca BersamaÂ
Untuk mengimplementasikan program merdeka belajar "Bacaan Buku Bermutu Untuk Literasi Indonesia".
Sekolah harus empatik dan kreatif agar menarik minat baca seluruh muridnya.
Empatik bahwa tidak semua murid bisa mengakses bacaan secara online karena terbatasnya kuota ataupun tidak ada hp, terutama murid yang berada di daerah 3T.
kreatif dalam menyampaikan pentingnya membaca kepada siswa dan siswinya dengan berbagai program wajib.
Salah satu caranya adalah dengan menjadwalkan membaca buku bersama untuk anak Paud dan SD.
Sebagai contoh saya sudah membaca buku yang berjudul The Recycling Competition, secara online dari situs yang di rekomendasikan oleh Kemendikbud yakni letsreadasia.org.
Buku ini sangat menarik, storytelling-nya sangat pas, dan tentunya bermanfaat untuk meningkatkan daya kritis siswa dan siswi.
saya sejenak membayangkan jika itu dibacakan oleh guru dengan gaya mendongeng, disampaikan dengan 2 bahasa, Indonesia dan Inggris, tentu akan sangat bermanfaat bagi muridnya.
Shane Snow seorang ahli storytelling pernah berkata " Great stories can build relationships and make people care".
Cerita yang bagus bisa membangun hubungan dan membuat orang peduli.
inilah yang harus dilakukan oleh para guru di era modern sekarang ini, mereka harus terhubung dengan muridnya sehingga murid merasa terhubung.
Setelah terhubung itulah murid akan merasakan beragam manfaat positif diantaranya adalah :
Pertama minat membaca murid pasti akan meningkat, karena mereka terbiasa membaca buku setiap harinya.
Kedua karena bacaannya berkualitas maka terjadi kemajuan positif pada pola berpikirnya.
ketiga mereka akan mulai terbiasa dengan bahasa Inggris yang mana merupakan salah satu bahasa yang banyak dipakai di dunia.
Dengan segala manfaatnya maka terimplementasilah program merdeka belajar ini dengan sangat baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H