Mohon tunggu...
MBKMRiset KeilmuanYAI
MBKMRiset KeilmuanYAI Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Persada Indonesia YAI

Kami merupakan mahasiswa Universitas Persada Indonesia YAI yang berasal dari berbagai jurusan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sistem Rantai Pasok Beras Organik di Indonesia

30 Juni 2022   17:28 Diperbarui: 30 Juni 2022   19:31 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan munculnya kesadaran masyarakat akan kesehatan membuat masyarakat memilih untuk mengkonsumsi bahan makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang sehat pula, salah satunya dengan mengkonsumsi beras organik dimana proses pembudidayaan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia dan lebih menggunakan bahan-bahan organik yang ramah lingkungan.

Salah satu kelompok tani yang membudidayakan beras organik adalah Kelompok Tani Paguyuban Mandiri yang terletak di subang. Kelompok Tani Paguyuban mandiri mendapatkan sertifikasi beras organik pada tahun 2016.

Tentunya harapan setiap komoditi adalah dapat melaksanakan sistem rantai pasoknya dengan baik. Dimana mulai dari sistem yang berada di dalam lingkungan petani hingga sampai ke tangan konsumen.

Sistem rantai pasok yang digunakan oleh Kelompok Tani Paguyuban Mandiri dimana para petani yang terdaftar dalam data base, ketika ingin melakukan panen akan melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke Kelompok Tani Paguyuban Mandiri, setelah melakukan konfirmasi Kelompok Tani Paguyuban Mandiri akan melakukan persiapan mulai dari tempat penjemuran padi, moda transportasi untuk mengantarkan beras ke tangan konsumen.

Dokpri
Dokpri
Penulis merupakan mahasiswi Universitas Persada Indonesia Y.A.I bekerja sama dengan LPDP dalam kegiatan riset keilmuan kampus merdeka dimana kami sebagai Tim dua dengan anggota Ami Nurul Salsabilla selaku mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Cherryl Armetty Dichiara selaku mahasiswi Manajemen Universitas Persada Indonesia Y.A.I, dan Rubby Halim Surya Wijaya selaku mahasiswa Teknik Universitas Persada Indonesia Y.A.I yang didampingi oleh para Dosen yaitu, Sularso Budilaksono, Febrianty dan Woro Harkandi Kencana yang mengunjungi Kelompok Tani Paguyuban Mandiri dan bertemu dengan Bapak Dedy Mulyadi selaku koordinator Internal mengungkapkan kendala yang dihadapi oleh kelompok Tani Paguyuban Mandiri.

Dimana kendala tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu online dan offline. Bapak Dedy mengatakan bahwa untuk permasalahan secara online terjadi karena adanya bobot yang melebihi kapasitas saat pengiriman beras keluar pulau Jawa yang mengakibatkan harga ongkos kirim menjadi lebih mahal, sedangkan untuk permasalahan secara offline dirasakan dengan kuantitas baik dalam bagian distribusi maupun transportasinya.

Dokpri
Dokpri
Selain itu kendala yang dihadapi bagi perusahaan dari segi rantai pasok adalah karena tidak adanya yang dapat memprediksi hasil dari produksi mereka yang diakibatkan oleh cuaca, Bapak Dedy mengharapkan para petani untuk dapat lebih pandai dalam mengatur jadwal panen antar sesama perusahaan, jika ada perusahaan yang belum cukup untuk memfasilitasi hasil panen petani apabila terjadi sistem panen raya yang dilakukan oleh para petani.
Dokpri
Dokpri
Harapan yang disampaikan oleh Bapak Dedy selaku Koordinator Internal kelompok Tani Paguyuban Mandiri adalah para petani dapat aktif membuat jadwal panennya, sehingga saat hari panen datang tempat penjemuran yang terbatas dapat dipergunakan dengan maksimal. Selain itu dapat memaksimalkan pendistribusian dan juga transportasi yang dimiliki sehingga produk dapat sampai di tangan konsumen dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun