Setiap musim berganti, burung-burung bebas berterbangan tinggi, mengepakkan sayap perlahan, seperti layaknya gerak lurus beraturan, kecepatan konstan adalah patokan Matematis untuk mengukur kecepatan per jam, pada sekawanan burung bangau yang migrasi untuk mencari pakan atau mencari pasangan, guna kelangsungan hidup, populasi dan ornitologi. Bahaya sekali jika hanya mencari makan tanpa mencari pasangan, bisa dipastikan tidak ada regenerasi jika di dunia ornitologi ini disahkan undang-undang LGBT.
Untungnya berdasarkan kabar burung, otoritas perburungan menolak keras kasasi peng”halal”an tersebut. Alhamdulillah, suap-menyuap di Mahkamah burung ini diawasi oleh partai berkuasa yang bersih, sehingga setiap proses legislasi, dapat dipastikan sesuai dengan good governance. Tidak ada tipu-tipu atau conflict of interest sekalipun, karena whistleblowing pada dunia peradilan ini sangat ketat. Apabila terjadi gratifikasi dan sejenisnya, Anggota peradilan Mahkamah burung ini akan terkena penyakit flu yang mematikan, flu burung. Dengan shock theraphy seperti ini, nyali prodeo perburungan akan terancam jika macam-macam. Keren sekeles ya, ngehits ngets.
Dasqi, nama kecil, nama sebenarnya, namun sekarang tidak digunakan, adalah objek dalam tempurung kali ini. Dasqi suka matematika, sehingga bia dipastikan ia perhitungan sekali hehe. Perkara menambah, mengurangi, mengali, mengkuadratkan, hingga logaritma, kalkulus dan angka binom adalah makanan sehari-hari, tak terkecuali pembagian.
Jika bertemu operasi Matematik berbasis pembagian, ia selalu khawatir, karena takut tidak presisi bahkan takut tidak adil dengan pembagian yang berperikemanusiaan dan berperikeadilan. Hebat sekali ya Dasqi ini, meski pernah ikut Olimpiade matematika tingkat dunia di Athena, dia tak lupa diri dengan lingkungan sekitar yang mengajarkannya banyak hal dalam operasi matematika ini.
Pak Robby, seorang tukang becak, tak mengenyam pendidikan hingga level strata tapi bisa membagi rata semua rasa syukurnya hingga sebentar lagi ia akan berangkat ke tanah suci untuk bertemu dan bercengkrama dengan Rabb-nya lebih dekat di tanah Haram, Mekkah dan Madinah. Setiap rupiah penghasilannya, ia bagi rata betul, jatah untuk istrinya, investasi akhiratnya, tabungan hajinya hingga tak lupa untuk berbagi ke sesamanya. Berapa sih besaran penghasilan Pak Robby ini?
Tak ia sebutkan Detailnya berapa, namun ia tidak berkeluh kesah dalam menjemput Rizki, ia yakin betul semua sudah ada porsinya, tapi ia mafhum betul matematika itu berguna, apalagi jika tepat sasaran dan tepat perencanaan, asalkan yakin, seperti keyakinan awal beliau terhadap probabilitas ke tanah suci berbanding dengan penghasilan yang terbatas. Bukan penghasilan yang terbatas, tetapi niatnya yang suci, menambah kelancaran keberangkatan beserta semua alam raya mendukung akan setiap niat baik beliau.
Putra, nama samaran,seorang pengusaha terkenal di kota kecil di wilayah kota satelit. Menjalankan bisnis jual beli bantal, hobby menambah relasi, mengurangi kecurangan, mengalikan kebaikan orang, menyederhanakan hidup, mengeksponenkan keraguan serta pandai membagi kepada sesama. Bisnisnya lancar sekali, karena ia tidak tertarik dengan riba, baik riba repot ( dalam bahasa Jerman) atau riba bank. Keren sekali ya, grup perusahaannya berkembang luas, panti yatimnya semakin meluas ke pelosok nusantara, sekolah juaranya, menjadikan alumninya diterima di seluruh PTN favorit negeri ini Seperti Ganesha University, Salemba university, Bandung University, Yogya University serta menjadi Fellowship di Harvard,MIT, London Business School dan lain sebagainya. Taksiran kekayaan versi majalah Forbes menempatkan ia menjadi pengusaha pribumi terkaya di negeri ini, namun kontras sekali, ia hanya gemas menaiki Motor Butut supra X tahun 2001, Fortuner dan Sepeda MTB saja.
Ekspansi perusahaan mulai merambah ke beberapa benua, berkat rumus sederhana pembagian dalam matematika ini. Ia lebih familiar disebut pillow Dragon daripada taipan, karena meski sudah kaya, ibadahnya semakin total, hingga beberapa bisnis di kelompok usahanya, mewajibkan pembukaan kerja dengan tilawahnya, berhenti saat adzan berkumandang hingga mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan shalat sebagai Safety first. Keren sekali.
Di lorong gelap, Sbleng, bukan nama sebenarnya, adalah seorang anak ndeso yang mengadu nasib dengan modal otak saja. Ia adalah salah satu dari beberapa delegasi yang mendapatkan medali emas pada Olimpiade fisika IpHo dengan presentasi absolut, temuan terkenalnya adalah tentang refraksi jodoh dengan metode fisika quantum, sehingga menjadikannya orang Indonesia pertama yang menjadi best paper dan best presentation, melibatkan science dalam penentuan jodoh. Penasaran dengan metode temuannya?
Berikut ini jawaban singkat versi beliau:
1. Pertama-tama, refraksi ” refraksi ini disebutkan sebagai sebuah penyimpangan arah rambat gelombang, msl dr gelombang cahaya atau bunyi, pd batas dua medium yg berbeda sifat optisnya;
pembiasan;
2. Jodoh adalah rahasia Tuhan yang tidak bisa diukur dan tidak diketahui kapan menepi dan bertamu ;
3. Hasil regresinya tidak signifikan, tetapi R square tinggi.
4. Ditambahkan metode matematis dengan sedikit Pareto Principles, kemudian diregresi ulang.
5. Hasilnya, refraksi bisa dijadikan referensi dalam memilih metode terbaik jodoh dengan bantuan gelombang doa dan usaha yang tidak statis, tapi dinamis.