Hujan, semakin tinggi curahnya versi otoritas cuaca negeri ini. Pertanda tingkat pengharapandan kebaperan semakin tinggi. Kok bisa? Karena banyak orang berdoa dikala waktu istimewa ini, berharap nasib baik dan mujur bisa ditemui. Bagai pencarian sinyal di daerah pedalaman, perlahan tapi pasti lagi-lagi waktu adalah makhluk-NYA dalam setiap jawaban atas doa yang selama ini kita panjatkan tiap hari dan di setiap waktu. Tak pelak, Tuhan hanya ingin melihat sejauh mana hamba-NYA bersungguh-sungguh meminta, jika memang sudah waktunya tiba, tak bisa ditahan ataupun tak bisa dipungkiri, probabilitas adalah sebuah garansi resminya.
Langit sore, sesekali berwarna keemasan, pertanda waktu pulang, waktu untuk menilai sejauh mana aktivitas ini bermakna atau hanya sekedar numpang lewat saja. Menghabiskan waktu tanpa nilai, bahkan dengan semua kesia-siaan yang Semu saja.
Mungkin saat pulang dari suatu tempat atau kegiatan lainnya, sesekali melihat motivasi yang kadang tidak disengaja datangnya. Semisal tulisan di belakang truk, ” kaulah idolaku”, ” sopir juga manusia”, ” manusia setengah baper”, ” sepatu aja sepasang, masa kamu enggak”, ” tak kan lari, gunung dikejar” dan banyak lagi hingga fokus ini membuncah, melihat dan menemukan jodoh positif.
Jodoh positif adalah lawan dari jodoh negatif, sepupu jodoh pasti bertemu, kakak dari semoga jodohnya, tetangga jemputlah jodohmu dan muara dari kata Jodoh itu sendiri. Trending topic worldwide bisa jadi dengan hastag #jodohpositif, karena negeri ini salah satu negeri teramai dalam berkicau di sosmed. Wajar saja setiap kata bisa jadi trending topic, layaknya #bomthamrin, #kamitidaktakut #polisiganteng hingga #cekigkitasis. Lumrah dan bukan prestasi yang mentereng sebenarnya, sehingga yang menjadi PR, goesto#samawa adalah momen dan hastag yang selalu digumamkan dalam doa.
Pernahkah berpikir, bahwa setiap mome indah hidup kita selalu menjadi rahasia?
Pernahkah kita berpikir bahwa seberapa banyak nikmat yang jika dikonversi ke satuan mata uang, tak ternilai harganya? Pernahkan kita berlari terbirit-birit menggoda waria karena perawakannya yang maskulin? Atau pernahkan kita berpikir, siapa sih jodoh positif kita itu?
Jawabannya sederhana, antara pernah dan tidak pernah. Lalu mengapa pula momen istimewa selalu dirahasiakan datangnya?
Lalu kemudian mengapa ada dan kita pernah dipertemukan dengan orang yang salah sebelumnya? Semua masih dan layak kita jawab sendiri, karena momen-momen tersebut hanya bentuk dan bagian dari kata “sabar” Tuhan kepada kita, agar kita sendiri mempersiapkan versi terbaik dari diri kita yang layak dijadikan Partner hidup.
Jika pernah sakit hati, wajar saja. Karena milyaran orang di dunia inipun, pernah merasakannya. Tak perlu lebay, hingga nekat gantung diri di pohon toge atau sengaja meminum air kelapa agar bisa bunuh diri. Karena memang tidak berpengaruh sama sekali hehe.
Entah sayapun sendiri masih merasa misterius dengan hal itu semua. Karena yang bisa kita lakukan hanyalah mengupayakan yang terbaik, bukan memaksakan yang memang bukan untuk kita. Sadari, mengapa magnet hanya ada utara dan selatan? Mengapa ban mobil kanan berpasangan dengan ban mobil kiri, mengapa ada laki-laki dan perempuan, dan hellow, di luar sana masih banyak yang memaksakan kehendak untuk pasangan sesama jenis , LGBT, Samsu*nx, hingga Sex Bebas. Pasti dibalik itu semua ada khazanah yang mesti digali lebih dalam, agar kita berfikir, bahwa Blueprint hidup kita sudah luar biasa, hanya kita saja yang memang tak tahu diri. Merasa kurang, merasa gagah, merasa cantik, merasa pintar, merasa kaya, merasa dan merasa lainnya.
Jodoh positif itu,
Adalah kita dan semua kekurangan kita. Kita dengan segala kecongkakan kita, kita dengan segala keegoisan kita,
Kita dengan segala-gala kita
Yang mencoba berusaha mengupayakan semuanya dengan positif bahwa memang, semua sudah ada skema terbaik, hingga daun jatuh pun sudah diperhitungkan dengan presisi terbaik. Kita yang layaknya kutub magnet yang saling melengkapi, tarik menarik hingga menemui titik temu.
Jodoh positif itu,
Hanya sebuah harapan pemuda/i dengan perilaku yang positif,
Berpikiran positif,
Bertindak positif,
Bergerak aktif,
Bersifat konstruktif,
Tak banyak naif,
Karena memang bukan eksekutif,
Tak banyak khilaf,
Hanya ingin menjadi seorang yang mantaf *agak maksa dikit hehe
” men sana in corpore sano,
Kamu di sana, aye disono
Era et labora,
Sabar waktunya akan tiba
Man Jadda wajada,
Banyak-banyak bertakwa
Alhamdulillah ala kuli haal,
Jangan kebanyakan nakal dan binal
Jodoh positif itu pasti bertemu,
Bertamu
dan meramu formula terbaik untuk masa depan.
Jodoh positif itu,
Utarakan sesukamu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H