9. Jika bersuku tertentu, karier dan masa depan terjamin tanpa melihat performa dan Skill ;
10. Dunia di atas segalanya dibanding akhirat, karena dianggap akan hidup selamanya ;
11. Moral dan etika  bukan dianggap utama lagi, karena mendewakan kecerdasan ;
12. Hal tertentu bisa melebihi fanatisme terhadap agama, semisal konvoy rusuh penggemar sepakbola, konvoy mengerikan saat kampanye, merasa raja jalanan dengan kendaraan tertentu ;
13. Pemimpin yang baik selalu dicari cela, pemimpin yang tidak layak malah dijadikan idola beneran, hingga fanatisme muncul hingga pemimpinnya bertindak bodoh pun tetap dipuja-puja ;
14. Demonstrasi mahasiswa dianggap rusuh, tanp melihat yang tidak rusuhnya ;
15. Serta banyak anomali lainnya di sekitar kita. Â Memang tak ada orang yang menolak dengan perubahan, meskipun itu sulit. Perubahan bukan untuk tujuan menyengsarakan hingga menggadaikan negara, melainkan percaya pada masyarakat bahwa kita bisa jadi negeri superior.
Kita mungkin merindukan sosok Bung Karno yang tegas, sehingga bisa jadi negeri kelas atas. Kita rindu dengan sosok pemimpin Nabi Muhammad SAW yang mendunia. Kita juga rindu, untuk maju. Dimana produk-produk negeri sendiri lebih dihargai dan tenaga kerja kita menjadi tenaga kerja terbaik di dunia.
Semuanya, masih ada waktu Rubik berubah dengan keyakinan diri dan harapan dan asa yang masih terpatri. Ibu pertiwi menangis, jika melihat keadaan seperti sekarang.
Negeriku,
Kekasihku,
Tanah airku,