Setetes embun,
di ujung daun yang rimbun,
jatuh di antara semut semut yang berkerumun.
Meresap cepat ke liang lahat, tanpa terlihat,
seketika...
padahal nisan belum terpahat.
Setetes madu,
dari sarang lebah di pucuk pohon randu,
jatuh di atas kepala burung yang berkicau merdu.
Tetap melekat,
tak mau jatuh karna terikat cairan pekat yang nampaknya tak bisa lepas dari sang kodrat.
Setetes mani,
bergerak cepat dengan berani menuju tahta permaisuri
di bawah pohon seruni menjadi cikal bakal insani.
Tak mau berhenti sebelum mati,
karna hanya satu yang pasti,
dan yang lain mati,
hanya senyum yang mengantar kepergian mereka dengan sangat berarti.
Setetes tinta,
dari ujung pena bertahta,
menggoreskan mutiara cinta meski tak pernah dipinta.
Menjadi saksi yang tak pernah sangsi,
menjadikan catatan berisi yang tak perlu ditangisi,
mengubur ambisi mengalahkan sejuta intuisi.
# 28 Mei 2013, Cempaka Putih Jakarta
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI