Doc pribadi
“Selamat ya Willie”, itu yg kami ucapkan pada keluarga Willie Wagtail.
Mereka mempunyai tiga anak yg lucu. Ini merupakan keluarga ke empat yg dibesarkan di teras belakang rumah.
Tahun lalu keluarga pertama membangun sarang diatas pegangan lampu dan tahun ini keluarga kedua membangun sarang diatas kabel kontroler. Tiap sarang dipakai dua kali. Semua terjadi pada bulan Desember, pada waktu udara panas.
Pada awalnya kami khawatir ketika melihat willie wagtail membuat sarang di teras belakang rumah, karena biasanya burung yg mempunyai anak yg baru menetas, akan sangat agresif. Kami khawatir aktifitas kami akan terganggu dan takut akan mendapat serangan setiap kali kami keluar ke belakang rumah, misalnya, mau ke kebun, menjemur pakaian dan membersihkan halaman belakang, atau sekedar duduk-duduk di teras belakang menikmati pemandangan.
Tetapi ternyata tak separah yg saya bayangkan. Memang dia akan mengeluarkan suara "warning" ketika melihat saya di teras belakang, tetapi tidak menyerang saya, seperti yg dia lakukan bila bertemu dengan burung lain “musuh” nya.
Sarangnya terdiri dari dua bagian: bagian luar terbuat dari campuran rerumputan yg dirajut, kemudian dibalut dg sarang laba-laba, supaya bisa terekat kuat. Bagian dalam dilapisi dengan bahan yg empuk dan lembut. Semacam bulu. Kalau merek tidak bisa menemukannya di sekitar properti, maka Willie akan mencabut langsung dari yg empunya bulu, seperti domba, kucing, anjing dan alpaca.
Sekarang sudah hari ke 13 sejak telurnya menetas, kelihatan sarangnya sudah tidak cukup lagi untuk menampung tiga ekor anak mereka. Minggu depan mereka pasti akan keluar dari sarang dan belajar terbang; orang tua masih akan mencari makan untuk anaknya.
Saya pikir, pinter juga burung ini, dengan membangun sarang di sekitar rumah orang, akan menjadikan anak-anak aman dari serangan binatang lain, seperti ular, tikus, burung yg lebih besar.
Dulu kami juga pernah kenal dengan keluarga Willie Wagtail. Waktu kami tinggal di negara bagian selatan, ada keluarga Willie yg membuat sarang diatas pohon di pekarangan tetangga belakang rumah. Mereka selalu datang ke kebun kami setiap hari untuk cari makan. Mereka makan earwig (sejenis serangga kecil) yg tinggal dibawah bebatuan atau tumpukan bata. Kami sering mengamatinya dan mereka seakan tak merasa terganggu.
Ternyata Willie Wagtail sangat cerdas, entah karena sudah merasa mengenal kami dengan baik atau gimana, maka setiap kali kami berada di belakang rumah, jemur pakain atau hanya berkebun, dan menikmati kebun. Dia selalu datang, bernyanyi sebentar untuk mencari perhatian kami, setelah kami say hello, lalu dia seakan memberi tanda kepada kami untuk mengikuti dia. Sungguh... lucu sekali...
Dia tahu dimana makanannya, maka langsung berjalan ke tempat itu, sambil berkicau (ngomong) apa kami tak mengerti, tetapi kami tahu maksudnya, bahwa dia perlu makanan di bawah bebatuan itu untuk anaknya. Jadi kami mulai mengangkat batu satu persatu mencari earwig sampai kami melihat serangga itu. Begitu melihat dia langsung mengambil beberapa earwig, dijepit diparuhnya sambil mengatakan “thank you” dg kicauannya, lalu terbang pulang.
Mereka sangat ramah kepada kami, bahkan pernah sekali ketika saya duduk di kebun, dan tiba2 dia datang sangat dekat, sambil berkicau, seakan-akan menceritakan sesuatu kepada saya, saya pura2 tahu saja apa yg dia katakan, lalu saya bilang, “how are your babies?” Dia berkicau lagi, nyaring suarannya, lalu saya pasang jari telunjuk saya, eehh tanpa saya duga, dia langsung meloncat dan hinggap di atas jari saya dan terus berkicau dengan nyaring. Saya sungguh terkesima dan tertawa. Sayang semua terjadi begitu cepat dan dalam waktu yg singkat, sehingga tidak sempat mengabadikannya. Kami selalu ingat kenangan yg indah dengan Willie Wagtail..hehehee
Mengenal Willie Wagtail lebih dekat
Menurut Wikipedia, Willi Wagtail ternyata habitat asli Australia, Papua New Guinea, Indonesia bagian Timur, Kepulauan Solomon dan sekitarnya. Warna bulunya hitam di bagian atas dan putih di bagian bawah badan (dada ke perut). Pejantan dan betina berwarna sama. Mereka pasangan yg setia, bersama-sama sampai mati. Karakteristik tubuh, panjangnya 19-21.5 cm.
Walaupun dia termasuk burung kecil tetapi sangat pemberani dalam mempertahankan teritorinya, dia tak takut mengganggu/ menyerang burung yg lebih besar dari dia seperti Kookaburra dan wedge-tailed eagle.
Di bawah ini gambar Willie Wagtail mengusir Kookaburra.
Willie wagtail sangat luwes, dia bisa hidup di daerah pedesaan atau hutan kecil, tetapi dia juga nyaman hidup di daerah perkotaan. Ternyata membuat sarang di rumah orang memang tidak jarang mereka lakukan. Ini gambar Willie Wagtale interaksi dg manusia:
Willie Wagtail adalah burung pemakan serangga, waktunya banyak di habiskan untuk mencari makan di alam terbuka, di rerumputan untuk mencari makan.
Willie Wagtail termasuk burung yg sangat pintar beradaptasi, sehingga makanan mereka bervariasi, misalnya: serangga, laba-laba, kupu-kupu kecil, ulat, ngengat, lalat, kumbang, capung, kelabang, kaki seribu, sejenis kadal kecil.
Gaya yg dipakai Willie waktu mencari mangsa adalah dg mengibaskan ekornya, seperti menggoyang-goyangkan;Tujuan dari gerakan ini supaya serangga yg ada disekitar terganggu, bergerak dan terbang. Akhirnya mudah untuk ditangkap oleh Willie.
Karena gayanya yg mengibas-ngibaskan ekornya, maka dia disebut Willie Wagtail (Wag artinya mengibaskan, sedangkan Tail artinya ekor). https://en.wikipedia.org/wiki/Willie_wagtail
Willie wagtail sejenis burung yg suka nangkring ( emang ada yg suka duduk ..hahahaha), maksudnya nangkring di mana saja, seperti gambar di bawah ini, dia nangkring di punggung kangaroo sambil lihat-lihat kalau ada makanan yg bisa ditangkap.
Di Indonesia burung ini disebut Burung Kipasan Kebun; menyebar mulai dari Maluku, Maluku Utara, Papua. Di daerah Maluku dikenal dalam bahasa daerah dengan sebutan "Baikole" yang artinya "Pantat yang bergoyang". Karena memang Willie Wagtail selalu menggoyangkan pantat dan mengepakan ekornya, pada waktu mencari mangsa.
Kesimpulan tentang Willie Wagtail adalah, mereka burung yg pintar.
Bagaimana tidak pintar, kalau sebelum mempunyai anak, mereka sudah melihat-lihat properti, dipilihlah properti yg aman untuk keluarga. Mereka sangat luwes, jadi bisa hidup bahagia dimana saja, di desa dan di kota no problem. Mereka pekerja keras, tanpa kenal lelah mencari makan untuk anak-anaknya. Sangat adaptasi sehingga bisa makan sederetan menu, sehingga anak tumbuh dengan cepat dan sehat. Suatu gambaran keluarga yg cerdas, kuat dan bahagia..
Nangkring lagi...
Demikian catatn akhir pekan saya kali ini....
Salam damai selalu.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H