PENUTUP
Tulisan Asbestos "The Silent Killer" akhirnya sampai pada bagian penutup. Saya sadar bahwa artikel berseri ini bukan laporan ilmiah dan jauh dari sempurna. Ruang lingkup tentang masalah dan bahayanya asbestos, sudah menjadi luas dan mendunia, tentunya penulis tidak bisa menyajikan semuanya dengan sempurna. Â
Kalau ada yg merasa bahwa Artikel ini, seolah-olah membesar-besarkan masalah dan kesannya menakut-nakuti, maka disini saya ingin menjelaskan, bahwa tulisan "Asbestos The Silent Killer" tidak ditujukan untuk menakut-nakuti. Ini bukan imajinasi atau karangan, tetapi suatu referensi dari masalah yg nyata, terjadi di beberapa negara dan korbannya ada, data penderita juga ada, secara resmi semua didokumentasikan oleh pemerintah negara masing-masing. Selain itu, juga ada kasus hukum antara penderita dan perusahaan asbestos.
Bahkan ada satu tempat yg bernama Wittenoom di Australia Barat yg dulunya tambang asbestos, pada tahun 1996 ditutup, karena berbahaya bagi masyarakat, kemudian pada tahun 2007 Nama daerah itu- Wittenoom dihapus dari peta Australia Barat (secara resmi dihilangkan ). Semua informasi ada dan mudah untuk dicari.
Mari kita pikir sejenak, kalau asbestos memang AMAN terhadap kesehatan tubuh, kenapa DILARANG penggunaannya di banyak negara?
Kenapa negara itu repot-repot menghabiskan banyak dana untuk melakukan penelitian dan menyusun regulasi demi untuk MELARANG asbestos?
Bukan tugas saya untuk menyakinkan orang, tetapi tugas orang itu sendiri untuk menyakinkan dirinya, supaya lebih hati-hati dalam menjaga keluarga tersayang. Saya tidak bisa merubah pikiran dan keyakinan orang tentang bahaya asbestos. Tugas saya adalah memberikan informasi yg berguna, kepada orang lain.
Sekali lagi, tujuan penulis adalah ingin memberikan informasi secara umum tentang bahaya asbestos. Juga memberi refensi bagi mereka yg mungkin suatu saat memerlukan informasi ini.
Saya punya beberapa harapan yg bisa kita lakukan bersama. Dalam beberapa points di bawah ini, saya mengajak semua pihak, Kita, Pebisnis dan Pemerintah supaya mau ambil peran aktif dalam usaha mengurangi resiko dari asbestos.
Untuk kita, saya ingin mengajak pembaca untuk mulai memikirkan tentang bahaya asbestos bagi keluarga sendiri.
Yang harus kita lakukan adalah menerima kenyataan bahwa asbestos sudah ada ditengah-tengah kita. Bahkan ada yg mengatakan sudah terlalu banyak. Itu memang benar, tapi jangan sampai ini membuat kita merasa panik, tidak tahu harus berbuat apa, maka lebih baik nggak usah dipikir. Please jangan berpikir begitu.