Â
Siapa yg beresiko kena ?
Â
Ciri fisik serat asbestos yg sangat tipis-panjang, sekitar 1:20 aspect ratio dan 50 - 200 kali lebih tipis dari rambut manusia, membuatnya sangat mudah untuk terbang dan masuk ke dalam tubuh manusia. Ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana kalau kita sudah menghirupnya, apakah kita semua pasti sakit? Terus siapa yg mudah terkena?  Apakah dirinya termasuk yg beresiko kena penyakit ?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua terekspos asbestos di udara yg kita hirup, namun biasanya ini dalam level yg rendah. Lingkungan sekitar, secara umum biasanya mengandung 10 dan 200 serat asbestos dalam setiap 1000 liter udara (meter kubik) atau 0.01 s/d 0.20 serat per liter udara.
Kalau kita terekspos dalam level yg rendah, tidak menjadikan kita otomatis akan sakit.Ada beberapa faktor yg mempengaruhinya, di bawah ini faktor-faktor yg mempengaruhi kenapa orang yg terekspos asbestos bisa sakit:
1. Dosis - seberapa banyak orang telah terekspos asbestos
2. Durasi - sudah berapa lama orang telah terekspos asbestos
3. Ukuran, bentuk dan jenis dari serat asbestos yg terhirup
4. Usia orang tsb pada waktu terekspos
5. Keadaan orang - kondisi tubuh dan kebiasaan.
   misalnya seorang perokok akan lebih beresiko kena kanker paru-paru setelah
   terekspose asbestos.
Jadi semakin sering kita terekspos asbestos dalam jumlah banyak, maka resiko kita menjadi tinggi.
Lalu siapakah mereka yg beresiko kena penyakit?
Berdasarkan faktor-faktor di atas maka orang yang beresiko adalah:
1. Pekerja pada tambang asbestos,
2. Pekerja pabrik pengolahan mineral asbestos,
3. Pekerja manufature products yg mengandung asbestos,
4. Industri konstruksi - berhubungan dg asbestos pada waktu renovasi atau merobohkan bangunan.
5. Pekerja mekanik - melakukan perbaikan pada kendaraan; karena rem dan kopeling kendaraan mengandung asbestos
6. Pekerja insulasi: pemasang insulasi rumah - insulasi mengandung asbestos
7. Tukang pemasang pipa - bahan pipa ada campuran asbestos
8. Pekerja pembuang sampah asbestos, dari renovasi rumah/bangunan
9. Pekerja pada pabrik semen - asbestos dipakai sebagai campuran semen
10. Maintenance gedung tua - banyak bahan bangunan yg masih menggunakan campuran asbestos.
11. Anggota keluarga dari pekerja diatas -
Dari hasil penelitian di Amerika, serat asbestos juga bisa dibawa pulang oleh anggota keluarga yg bekerja di industri asbestos, ini karena pekerja tsb yg secara tak sengaja (krn tak tahu) membawa serat asbestos ke rumah; serat itu bisa menempel di sepatu, baju, kulit dan rambut pekerja tersebut.
Kalau mereka masih tetap menggunakan baju, sepatu dan topi kerja waktu masuk rumah, maka anggota keluarga yg ada di rumah bisa terekspos.
Misalnya anak kecil yg bermain dengan mainannya yg tergeletak dilantai yg terkontaminasi, dan tanpa sengaja serat itu bisa masuk ke dalam tubuh anak.
Isteri yg akan mencuci baju kerja suaminya, karena ketidak tahuan maka akan mengkibas-kibaskan baju sebelum dicuci, padahal baju itu penuh dg debu asbestos.
Â
Renovasi rumah juga bisa menempatkan keluarga dalam resiko. Kegiatan renovasi, umumnya termasuk dalam level Medium, jadi perlu perhatian.
Karena kegiatan seperti: menggergaji, ampelas, ngebor (drill) dg alat listrik bisa melepas serat asbestos dalam jumlah banyak.
Kalau memungkinkan waktu renovasi, usahakan agar anak-anak tidak berada disekitar rumah, tempat renovasi dikakukan.
12. Penduduk sekitar tambang atau pabrik:
Penduduk yg tinggal di sekitar tambang atau pabrik, bisa beresiko juga karena serat asbestos yg tertiup angin, terbang kemana-mana, ke kampung dan sekitarnya, bisa juga terhirup oleh penduduk sekitar. Karena jarak rumah yg dekat, berarti mereka terekspos secara rutin.
Pada waktu cuaca tidak baik, misalnya waktu angin kencang, kita tidak akan tahu berapa banyak serat yg terbang dan hinggap di sekitar kita, juga yg terhirup.
Orang yg sedang jalan-jalan, bapak-bapak, atau ibu-ibu dg bayinya atau anak kecil, tanpa sadar sudah terekspos asbestos dalam kegiatan sehari-hari.
Anak-anak yg tinggal dekat pabrik atau tambang, bisa juga berbahaya, misalnya waktu mereka sedang bermain di luar rumah, main sepak bola, atau main di tempat tumpukan sampah pembuangan pabrik. Tanpa mereka tahu atau sadari mereka sudah bersentuhan dengan serat asbestos, yg bisa terhirup atau menempel di baju, sepatu, kulit dan rambut mereka.
Di bawah ini gambaran tentang seberapa banyak kandungan serat asbestos di udara sekitar kita, yg dipengaruhi oleh kegiatan yg dilakukan.
Â
Pertanyaan berikutnya, dimanakah kira-kira lokasi tambang di Indonesia?
Ada beberapa lokasi tambang di indonesia antara lain :
Jawa Barat - Kuningan
Jawa Tengah - Cilacap
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Lampung
Samarinda
Maluku - pulau Halmahera dan pulau Seram
Papua
(Sumber: pertambangan.blogspot.com.au)
Bagaimana kita bisa mengurangi resiko?
Di tempat tinggal:
- Membasuh muka dan mencuci tangan sebelum makan, merupakan dua kegiatan yg bisa mengurangi resiko. Dengan membasuh muka maka kita melepas debu asbestos yg menempel pada kulit kita. Mencuci tangan sebelum makan, akan menghindarkan debu asbestos masuk ke dalam mulut pada waktu makan.
Â
Kegiatan di dalam rumah juga bisa mengurangi resiko, misalnya:
- Secara rutin membersihkan rumah, mengepel dg lap basah adalah cara lebih baik, karena dg lap basah debu bisa langsung dibersihkan, dan tidak terbang kemana-mana.
- Melepas sepatu sebelum masuk rumah, juga bisa menolong mengurangi resiko.
- Menanami halaman yg kosong dengan rumput, dari pada membiarkan tanah yg berdebu. Rumput bisa menjadi perangkap debu asbestos yg terbang, sehingga mengurangi jumlah debu yg akan terbawa masuk ke dalam rumah.
Â
- Kita harus tahu dibangunan rumah kita, dimana letak produk yg kira-kira mengandung asbestos, misalnya atap, internit, pipa dll. Saya katakan kira-kira, karena di Indonesia belum ada pelabelan, jadi tidak akan tahu persis. Saya pernah tulis tentang hal ini di artikel sebelumnya (arikel ke 2)
Â
- Kalau ragu apakah produk itu mengandung asbestos apa tidak, maka tetaplah berhati-hati. Kalau ada laboratory sekitar daerah Anda tinggal, maka bisa menggunakan jasa mereka.
Usahakan supaya produk yg mengandung asbestos tetap terjaga dalam keadaan baik. Kalau misalnya sampai produk itu retak, robek, maka secepatnya lakukan perawatan, dengan menggunakan cat atau bahan finishing, supaya tidak terekspos.
Â
- Gantilah bila produk yg mengandung asbestos rusak, kalau bisa secepatnya.
Â
- JANGAN menggunakan power tool (alat pertukangan yg punya power tinggi) untuk ngebor, amplas, mengasah dan gergaji, karena bisa melepas serat asbestos dalam jumlah besar. Penggunaan blaster air bertekanan tinggi untuk membersihkan juga bisa melepas serat asbestos.
Bila renovasi rumah dalam skala kecil dan dilakukan sendiri, tetaplah menggunakan alat pengaman untuk melindungi diri dari debu asbestos. Gunakan alat pengaman yg tepat.
Misalnya seperti alat pengaman di bawah ini ada yg efektif dan ada yg tidak, walaupun fungsinya sama.
Â
Masker debu biasa tidak akan efektif digunakan untuk mencegah serat asbestos terhirup. Jenis masker yg menutup setengah wajah yg dilengkapi dengan filter - class P1 atau P2, dan masker yg sekali pakai class P1 atau P2, lebih cocok dipakai. Jenis masker P1 dan P2 sesuai dengan regulasi dari Australian New Zealand Standard 1716.
Pada waktu menggunakan masker tersebut, kalau pemakai berjambang, maka harus mencukur jambangnya sehingga masker itu bisa benar-benar melekat pada muka. Supaya tidak ada gap/celah untuk debu masuk dan terhirup.
Pada umumnya berada disekitar produk yg mengandung asbestos tidak berbahaya, sepanjang produk itu tidak rusak.
Â
Di tempat kerja :
Apa yg harus dilakukan tuk melindungi diri, pada waktu bekerja di industri asbestos.
Ini merupakan kendala tersendiri untuk Indonesia, karena belum ada Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah yg melindungi pekerja. Juga belum ada standard tentang pakaian keselamatan yg harus digunakan pada waktu bekerja di tambang.
Karena sebagian besar negara sudah melarang produksi asbestos di negerinya, maka pekerjaan yg berhubungan dengan asbestos tinggal dibidang: proses pemindahan/ pengangkatan / pembersihan asbestos atau perawatan pada gedung/bangunan lama ( yg dibangun sebelum adanya pelarangan terhadap asbestos).
Di Inggris pengaturan tentang pakaian keselamatan diatur dalam The Control of Asbestos Regulation 2012.
Peralatan Pelindung Respirastory, untuk disposable respirator diatur dalam Standard EN 149 (type FFP3) atau EN 1827 (tipe FMP3) dan semi-disposable respirator EN405 dengan Filter P3 ; Masker setengah wajah Standards EN 140 dengan Filter P3.
Overalls harus disposable, tipe 5 (BS EN ISO 13982-1), bahan dari katun dan untuk kerja di luar ruangan pekerja menggunakan overalls kedap air. Disarankan menggunakan satu ukuran lebih besar, supaya pada waktu dipakai untuk bergerak tidak robek pada jahitannya. kalau ujung lengan longgar, maka perlu direkat dg selotip. Hindari menggunakan atasan yg berlengan panjang, karena akan menyulitkan coverall untuk menutup dg sempurna. Jangan masukkan coveral bagian bawah masuk ke dalam sepatu, karena debu asbestos bisa masuk ke dalam sepatu, jadi kenakan coverall menutupi sepatu. Hoods dipakai menutupi masker wajah. PERINGATAN PENTING, tidak boleh membawa pulang coverall bekas, karena coverall bekas termasuk limbah asbestos.
Sarung tangan, gunakan yg sekali pakai. kalau harus menggunakan sarung tangan latex, maka gunakan yg bebas dari kandungan serbuk/bubuk protein rendah.
Sepatu, aturannya sama dengan regulasi Australia :
Sepatu jenis gumboots lebih baik dibanding sepatu jenis lain, karena mudah dicuci dan di dekontaminasi. Jangan memakai sepatu yg bertali, karena debu asbestos bisa menempel pada tali.
Gambar Peralatan Pelindung Respirastory sekali pakai dan cara pemakaiannya yg benar.
Â
Contoh gambar Re-usable half-face respirator
Â
Â
Â
Di Australia dan New Zealand alat Respirator ada standardnya yaitu Australian Standard AS1716. Nomor ini harus tercantum di tiap respirator.
Ketentuan lain, pekerja harus mencukur jambang, supaya pada waktu alat respirator dipakai, akan melekat (spt kedap udara) dg baik pada wajah, jadi tidak ada gap antara kulit wajah dan respirator.
Secara umum, standard minimum alat perlindungan yg dipakai pada waktu bekerja, memindahkan asbestos dari gedung, adalah: "Semua pekerja harus menggunakan coverall, gumboots yg mudah dibersihkan, dan class P1 & P2 disposable respirator." Â
Coveralls yg sekali pakai lebih baik dibanding dg yg bisa dipakai ulang, karena mengurangi resiko debu asbestos. Disposable coveral harus langsung dimusnahkan setelah pekerjaan selesai. Coverall yg dibuang harus dikategorikan sebagai limbah asbestos. Standard disposable coverall adalah golongan tipe 5, katagory 3 (prEN ISO 13982 –1) atau sejenisnya.
Apabila pekerja menggunakan overall yg bisa dicuci (artinya bisa dipakai lagi), maka pakaian tsb harus dicuci di tempat kerja dan cara penanganannyaharus sesuai dengan standard prosedur.
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan tentang spesifikasi pakaian keselamatan ini:
Coverall harus mempunyai topi yg menyambung dg coverall (hoods) dan ujung lengan dan kaki harus tertutup. Coverall tidak boleh menggunakan velcro karena akan mudah terkontaminasi dan susah untuk normalkan lagi. Coverall juga tidak boleh ada kantung terbuka. Coverall harus dipakai menutupi masker pernafasan. Apabila ujung lengan dan kaki longgar, maka harus dirapatkan dengan perekat (semacam selotip).
Sepatu jenis gumboots lebih baik dibanding sepatu jenis lain, karena mudah dicuci dan di dekontaminasi. Jangan memakai sepatu yg bertali, karena debu asbestos bisa menempel.
Sarung tangan harus dipakai terutama bila banyak debu/ serat asbestos di lokasi tsb. Sarung tangan harus yg disposable, jadi akan dimusnahkan begitu selesai kerja. Apabila penggunaan sarung tangan justru mengganggu jenis kerja tertentu, maka pekerja harus membersihkan tangan dan kuku dengan sungguh-sungguh begitu pekerjaan selesai.
Masker biasa yg untuk debu tidak akan cukup efektif untuk mencegah serat dan debu asbestos terhirup ke dalam alat pernafasan kita.
Di Indonesia masker yg baru-baru ini dipakai untuk asap yaitu masker bedah dan masker N95. Masker N95 mampu menahan partikel dibawah 10PM, namun tidak tahu apakah cukup baik untuk mencegah debu asbestos.
Kalau tidak ada standard aturan yg melindungi pekerja, maka pekerja bisa melakukannya pencegahan sendiri, dengan cara memisahkan antar baju kerja dan baju yg dipakai berangkat/pulang kerja.
Jadi pada waktu dilokasi kerja, maka pakailah baju kerja yg disediakan oleh perushaan. Lalu sebelum pulang, kalau ada fasilitas, lakukan mandi dan cuci rambut dulu sampai bersih, setelah itu pakailah baju yg tadi dipakai tuk berangkat kerja . Sehingga pada waktu sampai di rumah, tidak akan membahayakan keluarga tesayang.
Semoga keterangan yg singkat ini bisa membantu kita untuk mengerti bagaimana menjaga keluarga lebih baik dan mengurangi resiko dari efek asbestos di sekitar rumah dan di tempat kerja.
Salam damai selalu...
Â
Â
Â
Tulisan sebelumnya:
http://www.kompasiana.com/mbakyun/asbestos-the-silent-killer-4_566757e7939373ff18bb6b07
http://www.kompasiana.com/mbakyun/asbestos-the-silent-killer-3_565ba2fa529373820d1cbefb
http://www.kompasiana.com/mbakyun/asbestos-the-silent-killer-2_5643c5f8539773a9048b4570
http://www.kompasiana.com/mbakyun/asbestos-the-silent-killer_563f2acb929373a109a98551
Â
Â
Sumber:
http://www.health.gov.au
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H