Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Satu Kunci Buka Ribuan Pintu

12 April 2020   10:30 Diperbarui: 12 April 2020   10:49 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suci Ayu Latifah dan beberapa buku antologinya.(dokpri)

Seakan buku yang belum pernah kita baca, seolah-olah sudah membaca dan kita tahu isi buku. Nah tugas kita adalah mencatat poin-poin yang diutarakan reviewer.

Sebab itulah, saya beruntung memiliki komunitas menulis yang memiliki fokus pada dunia kepenulisan. Dari komunitas membuat saya semakin semangat menulis. Karenanya, bersamalah orang-orang yang memiliki kegilaan sama. Yakin itu akan menular secara perlahan, seumpama virus.

Menulis, sekali lagi menulis. Pokoknya harus mau membaca. Kalau tidak ya apa yang hendak ditulis. Jujur saya mendapat banyak hal dari kecintaan ini, meskipun tidak pernah terbesit menggeluti dunia menulis. 

Selain relasi dari komunitas, saya mendapat penghargaan dari menulis. Di tahun 2016 bulan Oktober mengikuti lomba menulis artikel di Koran Harian Surya. Bersaing dengan ratusan naskah, akhirnya masuk 6 terbaik. 

Penghargaan yang saya dapat berupa piagam, uang, dan pemuatan di koran. Rasanya, senang sekali. Saya berterima kasih kepada Bapak Sutejo, Sri Wahyuni yang sudah membantu merevisi tulisan tersebut, dan teman-teman sosial media yang telah menekan tombol like. Prestasi lain, Juara 1 menulis artikel di Unmuh Ponorogo, dan lain sebagainya.

Menulis, saya mendapat ruang untuk menyampaikan unek-unek. Terkait honor, tidak terlalu dipikirkan. Misal ya kalau ada masuk rekening, alhamdulillah. Karena tujuan utama menulis adalah untuk berekspresi. 

Sejauh ini, saya sudah menulis lebih dari10 media cetak maupun online. Di antaranya, menulis artikel, opini, reportase, cerita anak, cerita pendek, resensi buku, argumentasi, dan lainnya. 

Dari beberapa jenis tulisan itu lebih dominan pada reportase dan opini. Cerita anak, baru belajar tahun 2017. Setelah gagal empat kali, akhirnya tulisan kelima termuat di koran Kompas. Luar biasa senang dan terkejutnya. Hingga di suatu pagi 5 November 2017 menggemparkan keluarga literasi. Hehehe.

Berkat menulis, nilai plusnya adalah honor. Pertama, honor koran dan kedua penghargaan dari kampus. Ya, kampus memberi penghargaan bagi setiap mahasiswa yang tulisannya dimuat. Tulisan muat media bagi saya adalah menoreh sejarah. Sebagai bentuk sejarah, tentu harus diabadikan dengan cara di dokumentasikan ke dalam bentuk klipping. Itu adalah saran dari Bapak.

Dari saya, manjakan diri dengan buku. Janganlah mau menjadi manusia kerdil yang alergi terhadap bacaan. Mantapkan niat, senantiasa terus berlatih menulis. Kebiasaan menulis, kata Steinbeck akan menjadi kekuatan yang jauh lebih kuat daripada kemauan dan inspirasi. 

Percayalah, suatu hari nanti akan datang berkah dari setiap proses. Tentu, hakikat proses tidak pernah mengkhianati hasil. Percayalah! Untuk hari ini, tuliskan jejak hidupmu ke dalam tulisan. Senantiasa ia akan abadi meski kita berada di ruang keabadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun