Kurang lebih lima anak muda anggota Palang Merah Remaja (PMR) dari SMAN 1 Sambit, bersama masyarakat membantu korban kebakaran hutan. Mereka menolong, memindahkan korban ke tempat yang lebih aman untuk segera mendapatkan pertolongan.Â
Â
Drama kolosal kebakaran hutan, Minggu (22/9/2019) merupakan ide kreatif anggota PMR SMAN 1 Sambit. Sebanyak 15 pelajar dari  anggota PMR SMAN 1 Sambit itu sendiri berkampanye tentang dampak kebakaran hutan. Mereka beradegan sebagai korban, masyarakat, juga sebagai anggota PMI.
"Anggota PMI memakai baju kebanggaan PMI warna putih," tutur salah seorang pemain drama kolosal.
Adegan tentang korban, masyarakat, dan anggota PMI di kawasan hutan terbakar, menimbulkan riuh ribuan mata. Mereka adalah undangan dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun Palang Merah (HUT PMI) ke 74 tahun 2019.
Bertempat di Balai Desa Grogol Sawoo, drama kolosal itu berceritakan tentang gerak kemanusiaan dan kepedulian PMI terhadap korban-korban kebakaran hutan. Anggota PMI bersama masyarakat langsung terjun lapangan mengerahkan tenaga menolong dan membantu korban. PMI juga, membantu mematikan bara api sebelum menjalar ke wilayah lainnya.
Sementara itu, sebanyak 406 peserta PMR se-Kabupaten Ponorogo, baik tingkat madya maupun wira turut antusias memeriahkan acara. Â Selain menampilkan drama kolosal, ada juga tari jatil, aksi pencak silat, joget komando, dan masih banyak lagi. Acara tersebut juga diwarnai dengan jalan santai sebagai penutup.
"Kami menampilkan joget komando," ungkap salah satu anggota PMR Wira SMKN 1 Sawoo.
Imam Nafsur, Koordinator fasilitator PMR se-Arjowinangun Ponorogo menyampaikan, tujuh prinsip kepalangmerahan salah satunya adalah kemanusiaan. Sebagai anggota PMI wajib saling membantu, memberi pertolongan kepada sesama. Seperti contohnya korban kebakaran hutan.