Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sajak Rendang

31 Agustus 2019   09:55 Diperbarui: 31 Agustus 2019   10:04 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tubuh kami di potong sedemikian rupa

diraup bersama bumbu-bumbu

wajan memanas

kami tarik menarik pada mangkok-mangkok

sementara, api menyala dengan renyah kami diaduk, rasa mual menyumpal di mulut

kami hanya bisa mengikuti jejak bumbu yang membalut

tubuh kami telah menjelma tubuh terpuruk

hitam, mengilap, berminyak, becek-becek basah

manusia-manusia tersenyum, sedang aku menahan ronta luka yang menga

sementara anak manusia ngowoh sembari membawa piring kosong lengkap sendoknya

tubuh kami,

jadilah rendang di piring-piring

senyum renyah manusia menyantap dengan gelik dialog sembari menikmati tubuh kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun