13. Setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihan.
Hidup itu pilihan. Seperti apa, bagaimana, dan mengapa merupakan hasil keputusan dari beberapa pilihan yang ada. Setiap orang mempunyai hak untuk memilih apa yang diinginkan dengan bebas dan sesuai batasannya.Â
Apa yang dipilih tentun sudah dipikirkan secara matang. Memang tidak dapat dipastikan apakah pilihan itu benar. Tentunya, sudah dipikirkan berdasarkan pertimbangan keputusan terbaik yang dibuat sendiri.
Kebebasan  memilih tercermin pada dongeng Jadilah Suporter yang Baik. Sebuah cerita yang mengambil konflik perdebatan tiga orang siswa pelajar. Perdebatan itu terjadi perihal tim sepak bola manakah yang berhak didukung untuk menjadi pemenang. Dalam dongeng, salah seorang tokoh bernama Ziyad memastikan Zamit untuk memilih tim kelas VI B. Sedangkan Zain, memilih kelas VI A.
Beruntunglah Pak Agus datang, dan menasehati bahwa boleh saja mendukung tim mana saja. Jangan memaksa orang. Hormatilah orang yang berbeda pilihan. Dari dongeng tersebut kita ketahui bawa setiap orang memiliki pilihan tersendiri. Dan seseorang berhak memilik atas pilihannya.
14. Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.
Dualisme dunia telah mengajarkan bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Setiap manusia diharuskan untuk melewati ujian hidup yang bernama kegagalan. Karena gagal adalah awal dari keberhasilan yang besar.Â
Dalam pandangan Islam, Â manusia diwajibkan untuk pantang menyerah terhadap kegagalan. Siapa yang mau mencoba, maka ia telah bersiap untuk mengarungi dunia. Apapun resikonya.
Sikap pantang menyerah tercermin pada tokoh Ulo pada dongeng Hombo Batu. Tokoh Ulo bersemangat berlatih melompati bangunan yang disusun bebatuan. Meski sempat cidera pada kakinya, ia tidak menyerah terus berlatih hingga bisa melompati batu setinggi dua meter.Â
Sementara itu, dongeng lain yang juga sama adalah Si Jago Randai. Keinginan turut meramaikan tradisi musim panen membuat tokoh Zul giat dan tekun berlatih Randai secara mandiri. Ia melihat saksama sekaligus mengingat-ingat gerakan-gerakan Randai.Â
Namun, sayangnya tokoh Zul dilarang kakeknya. Meski begitu Zul tidak sakit hati. Zul terus berlatih, hingga akhirnya kakeknya memintanya untuk bergabung.