"Bapak tahu, bagaimana cara membuat kambing Bapak tidak lagi sedih?" tanya lelaki itu.
Parman menampakkan ia akan menjawab pertanyaan sederhana itu. Namun, sesekali ia mengendalikan kambingnya yang mendadak rewel. Dielusnya kepala kambing, lalu Parman bisiki sesuatu. Sakti. Kambing itu langsung nurut.
"Kalau sakit hati ya obatnya hati, Pak."
"Maksudnya?"
"Ya, kambing saya butuh itu!"
Usai itu, kedua kambing Parman mendadak tidur di lantai tanah. Tak berapa lama, menyerang lelaki itu. Parman tertawa. Mana mungkin kedua kambingnya tertarik pada lelaki lutung itu.
"Pak! Pak!"
Terdengar teriakan lelaki paruh baya lagak perlente dari kejauhan. Sementara Parman hanya duduk di gardu sembari memukul-mukul lututnya yang tak henti. Wajahnya mringis, bukan karena sakit tapi tak nyana melihat polah kedua kambingnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H