Seperti Teman
Munculnya paham radikalisme di perguruan tinggi sangat meresahkan. Pasalnya, paha, tersebut berpotensi pemicu perbedaan pendapat, yang akhirnya menimbulkan kontroversi skala besar. Apalagi, jika kampus tidak dapat mengontrol semua kegiatan mahasiswa di rumah dan di kampus. Mungkin saja, paham tersebut datang dari pergaulan di luar kampus.
Selain itu, anak muda adalah pengguna aktif internet dan media sosial. Mereka lebih rentan terpengaruh paham radikal. Jadi peran penting perguruan tinggi sangat dibutuhkan. Misalnya, dosen mau bergaul dengan mahasiswa, bertukar pikiran, dan mengetahui kegiatan mahasiswa.
Penerapan hal tersebut akan memberi pengaruh positif bagi kedua pihak. Hal ini dapat mengurangi penyebaran paham radikal yang berpotensi memecah kebinekaan.
Tulisan di atas pernah termuat di koran Kompas kolom Kompas Muda, edisi Jumat, 21 Juli 2017.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI