Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Literasi ala Ponorogo

18 Desember 2018   00:15 Diperbarui: 18 Desember 2018   11:59 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo sahabat pena!

Adakah kegiatan berliterasi di kota kalian? Jika ada, seperti apakah literasi itu diterapkan?

Nah, pada kesempatan ini, saya akan berbagi cerita tentang kegiatan literasi yang ada di Ponorogo. Sebelumnya, saya perkenalkan dulu. Literasi besar yang ada di Ponorogo, pertama kali digerakkan oleh sebuah kampus STKIP PGRI Ponorogo. Kampus yang berada di Jalan Ukel Nomor 39 Kertosari Babadan Ponorogo ini mengadakan program Sekolah Literasi Gratis (SLG) selama satu tahun. Terhitung sejak bulan September 2016, kemudian berakhir di bulan Agustus 2017.

Perlu sahabat ketahui, target dari kegiatan tersebut adalah melahirkan 1.200 penulis di Ponorogo. Ide gerakan mulia ini terlahir dari jiwa suci seorang penulis juga sastrawan asal Ponorogo. Beliau dari Dr. H. Sutejo. M.hum. Selama satu tahun itu, SLG berlangsung setiap minggu dengan menyuguhkan para pemateri homogen. Tidak saja mereka yang berkecimpung di dunia menulis,tapi ada juga seorang pustakawan, budayawan, wartawan, dan lainnya.

Lebih menariknya, mari simak kegiatan literasi yang terekam selama setahun itu. 

Itulah para pemateri yang sempat berbagi di SLG. Namun, ada beberapa foto materi yang tidak tercantum digambar tersebut, seperti Mahroso Doloh, penyair asal Patani Thailand, Hernowo, penulis buku bestseller, Fauzi Baim, tukang jamu yang menyediakan buku gratis membaca, Eni Kusuma, mantan TKW yang mendirikan rumah tulis dan penulis buku Anda Luar Biasa!, dan masih banyak lagi.

dokpri
dokpri
Dr. H. Sutejo, pendiri sekaligus suhu Sekolah Literasi Gratis Ponorogo. Beliau adalah pakar literasi di Ponorogo. Sekitar 30-an lebih buku diterbitkannya dengan tema besar kepenulisan, baik puisi, cerpen, artikel, PTK, inspiratif menulis, dan lain-lainnya. Saat ini, beliau tengah menggarap buku berjudul Menulis untuk Terapi, bersama anak pertamanya Afifah Wahda.

Dokpri
Dokpri
Panitia SLG bersama dua pemateri, Masuki M. Astro, seorang wartawan Antara sekaligus pemenang lomba menulis tingkat nasional (baju putih0, dan Rotmianto Muhammad, pustakawan Ponorogo.

Dokpri
Dokpri
Fauzi Baim, seorang penjual jamu yang menyediakan beberapa buku di gerobak jamunya. Setiap hari keliling untuk menjajankan jamu sambil melakukan perpustakaan keliling. Menariknya, di gerobak miliknya tertulis,"Saiki jamane moco."

Dokpri
Dokpri
Ngainun Naim, seorang dosen IAIN Tulungagung. Sejak kecil oleh keluarganya sudah dikenalkan dengan dunia membaca, sehingga literasi baginya adalah suatu kehidupan kedua.

Dokpri
Dokpri
Sirikit Syah, cerpenis dan sastawan. Cerpennya Perempuan Suamiku adalah satu dari karyanya yang ramai di publik. Menulis bagi Sirikit sudah seperti berbicara. Jari-jarinya seperti lidah. Sejak kecil gemar membaca komik dan majalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun