Kedua, pengembangan alat evaluasi, berfungsi untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi juga sebagai catu balik (feed back) bagi guru. Karenanya, penyusunan dilakukan setelah perumusan tujuan yang dilakukan setiap akhir pelajaran. Ketiga, menentukan kegiatan belajar, guru menetapkan kegiatan belajar yang efektif dan efisien, bisa di dalam kelas maupun di luar kelas. Keempat, merencanakan program kegiatan.Â
Guru dalam pengajaran harus memikirkan materi dan metode yang digunakan. Selain itu, alat bantu pengajaran dan alokasi waktu juga harus dipertimbangkan, sehingga program perencanaan pembelajaran dapat terlaksana hingga sampai tujuan pengajaran. Kelima, pelaksanaan program. Yaitu tes awal (pre-test), proses, dan tes akhir (post-test).
Setiap guru memiliki cara sendiri dalam mengajar, seperti gaya mengajar klasik, teknologis, personalisasi, dan interaksional. Gaya mengajar tersebut mencerminkan cara pelaksanakan pengajaran sesuai pandangannya. Sebagai landasan, guru berpedoman pada kurikulum dan teori belajar. Dalam proses mengajar, akan terjadi yang disebut interaksi, yaitu hubungan timbal-balik antarguru dan siswa.Â
Menurut Muhammad Ali (2000:65), model mengajar guru tergantung kepada falsafah yang dipegang oleh guru. Berdasarkan falsafah pendidikan itu, guru dapat mencari bentuk penerapannya, baik bersifat kurikuler. Harapkannya guru di sini memiliki pegangan filosofis gaya mengajar bervariasi. Tujuannya untuk menemukan gaya mengajar yang cocok untuk dapat membantu siswa belajar.
Kemudian, barulah setelah gaya dan tujuan pengajaran bersinergis, penerapan kurikulum dan psikologis pengajaran pun dilaksanakan. Penerapan kurikulum berkaitan dengan bahan yang diajarkan, peranan guru, siswa, sumber belajar dan proses pengajaran. Sedangkan psikologi berkenaan tentang teori belajar yang dipegang, motivasi, pengelolaan kelas, dan evaluasi haisl belajar.Â
Kemampuan guru dalam mengolah gaya mengajar tergantung pada sikap mental dan upaya guru sendiri. Di samping itu perlunya konservatifisme guru (berpegang pada satu gaya tertentu) dan kreativitas (selalu mencari bentuk gaya mengajar) dapat berdampak belajar lebih efektif dan efisien.
Aplikasi Mengajar
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwa mengajar merupakan serangkaian peristiwa yang dirancang oleh guru untuk memberi dorongan kepada siswa untuk belajar. Dampak dari dorongan belajar yang diterima siswa bersifat individual sesuai kemampuan siswa, tetapi secara nyata proses belajar dilakukan secara kelompok. Karenalah, strategi belajar mengajar yang dapat mengaktifkan siswa belajar kelompok adalah konsep CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif---Student Active Learning). Hakikatnya, CBSA diterapkan krtika guru dalam keadaana aktif mengajar dan siswa aktif belajar. Konsep CBSA bersumber dari kurikulum dengan berpusat pada anak menekankan pentingnya belajar melalui proses pemahaman  atau insight (teori gestalt).
Kurikulum yang berpusat pada anak tersebut seakan-akan siswa sendiri membuat perencanaan, menentukan bahan pelajaran dan corak proses belajar yang diinginkan. Guru hanya bertindak sebagai koordinator saja. Berdasarkan teori Gestalt (insightful learning theory), belajar merupakan hasil dari proses internal; antara individu dengan lingkungan sekitar. Belajar sebagai suatu usaha merespon suatu stimulus. Adapun guna menunjang kegiatan belajar di butuhkan syarat, seperti mengalami, mengerjakan, dan memahami melalui proses belajar.Â
Sederhanya, hasil belajar dapat diperoleh apabila siswa bersifat aktif, bukan pasif dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki setiap individual. Sedangkan fungsi guru adalah pemberi perangsang atau motivasi agar siswa mau melakukan kegiatan belajar, mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu, dan memberi dorongan agar siswa melakukan kegiatan sesuai kemampuan individu untuk mencapai tujuan.Â
Tindakan lain, guru menciptakan upaya bagaimana bentuk pengajaran yang mengaktifkan kegiatan baik oleh guru maupun siswa. Guru mengajar mencerminkan strategi pengajaran, sedangkan siswa menggunakan isi khasanah pengetahuan dalam memecahkan masalah, menyatakan gagasan, menyusun rencana satuan pelajaran.Â