Mohon tunggu...
Mbak Novi
Mbak Novi Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Rumah Tangga Islami

Bimbingan Profesional Rumah Tangga Silahkan Hubungi 📲 +62 811-2960-044

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suami Berhenti Selingkuh Tapi Istri Masih Sulit Percaya? Itu Was-Was Setan!

23 Agustus 2023   09:56 Diperbarui: 23 Agustus 2023   10:06 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

yang kedua, bunda fokus pada itikad suami dulu ya bunda, bunda hargai dulu itikad baiknya, sihir tafriq akan hilang apabila bunda istiqomah ikhtiar lahir dan batin. ikhtiar lahir seperti dengan cara cobalah membuka hati kembali untuk suami, hargai niat baiknya, buatlah kembali kesepakatan dengan suami agar bunda terlihat tegas , sehingga suami mikir-mikir kalau mau selingkuh lagi. Misalnya, bunda harus membuat perjanjian tertulis dengan suami agar suami bunda tidak selingkuh lagi, di dalam perjanjian tersebut tertulis tidak akan ada lagi wanita lain/perselingkuhan, apabila suami bunda melanggarnya maka bunda akan langsung menggugat cerai ke pengadilan dan semua asset suami bunda akan beralih kepada bunda dan anak-anak bunda, tujuanya agar suami bunda tidak bisa menikmati hartanya bersama pelakor.

Selanjutnya, Bunda bisa melakukan taqorrub dengan menyeimbangkan ikhtiar batiniyah untuk mengikat hati suami dan mengunci kesetiaanya. Karena sebaik-baik penjamin kesetiaan suami adalah Allah. Maka dari itu, bunda perlu melakukan mujahadah untuk meraih ridhoNya Allah. Nah untuk ikhtiar batiniah, biasanya Mbak Novi akan membimbing klien kliennya untuk bertawasul dengan menggunakan wirid khusus agar bunda dan suami bisa dilindungi Allah secara lahir dan batin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun