Mohon tunggu...
Dewi Fatimah
Dewi Fatimah Mohon Tunggu... Guru - guru SD

Saya tipe orang sanguinis, suka mndapatkan ilmu baru yang positif. Saya suka membaca novel-novel islami berbau romansa, juga novel atau cerpen tentang keteguhan seseorang. Saya suka membaca buku nonfiksi daam hal pendidikan, kesehatan dan keagamaan. Konten yang saya sukai, tentang keagamaan, perflm an, shoping yang berdiskon. sayang anak dan suami.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Syukur Ada Dimana-Mana

13 Desember 2023   12:12 Diperbarui: 13 Desember 2023   12:19 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin malam anakku masuk IGD, karena diare. Karena lemas, gemetar, pusing dan mual, maka oleh dokter  diperintahkan untuk opname.

Kamar penuh, kami dikabari tidak mendapat kamar. Oleh petugas TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap) kami ditawari untuk masuk ke kamar Thalassemia. Dijelaskan ruangannya luas, kamarnya banyak, ruangan didesain seperti rumah pribadi, dan saat ini pasien yang masuk hanya 2. Tanpa banyak tanya, kami langsung menyetujui.

Ruang Thalassemia

Kami baru tahu bahwa di rumah sakit daerah ini ada ruang thalassemia. Ternyata ruangan ini diperuntukkan khusus pasien Thalassemia. Benar kata petugas TPPRI, ruangannya didesain seperti rumah sendiri. Kami masuk ruang disambut dengan ruang tamu mini yang indah, ada TV, set maja-sofa, hiasan bunga dalam vas, beserta kata-kata Mutiara yang ditata apik di dinding.  Didalam ruangan ini difasilitasi beberapa AC, sejuk sekali.

Disebelah kanan, terdapat ruang nurse. Di ruang nurse tersebut tidak seperti pada umumnya, tidak ada perawat yang duduk menyambut pasien. Disana terdapat meja, kursi, telepon duduk dan lemari kecil.

Pasien masuk diantar perawat, kemudian perawat menelpon perawat ruangan anak. Barulah perawat tersebut datang ke ruang Thalassemia. Setelah oper tugas, perawat pengantar keluar. Kemudian pasien diambil alih oleh perawat anak. " Bu, mari saya antar ke kamar dik Shabilla!" sapa perawat dengan lembut. Kami pun mengikuti perawat tersebut.

" Bu, saya tinggal dulu ya, nanti jika ada apa-apa silakan hubungi kami menggunakan telepon dimeja nurse. Nomor nya ada di meja. Ada yang ditanyakan bu?" Penjelasan perawat yang lembut membuat kami tersirap. Wajah cantik, bulu mata lentik dan kulit putih terlihat anggun meskipun tertutup oleh masker. " nggak ada mbak, sudah jelas. Terimakasih.

Dua Pasien Hebat 

Kami mendapat kamar kelas 1, berisi 1 pasien. Saya termasuk orang yang gak bisa diam jika ada orang lain Bersama. Akhirnya saya keluar kamar dan menyapa. "Namanya siapa dik?" sapaku pada kamar bangsal. " Nandini bu!"jawabnya lirih. " Sejak kapan masuk sini bu?" tanyaku pada ibunya. "Kemarin siang bu, paling besok sudah  pulang." Jawab sang ibu. "cepat sekali. Biasanya di Rumah sakit kan minimal rata-rata 3 hari." Jawabku ragu. " Iya bu, hanya tranfusi. Setiap bulan kami rutin kesini kok bu. Dah biasa" jawabnya enteng. " oo... semoga lekas sembuh ya bu, putrine."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun