Alloohu akbar
Alloohu akbar
Alloohu akbar
Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar
Alloohu akbar walillaahilham
Suara takbir di malam lebaran itu terasa begitu merdu di telinga. Berdesir dada ketika berusaha meresapinya. Malam ini malam terakhir kita bersama Ramadan. Ada rasa sedih tapi bercampur bahagia. Sedih karena bulan yang penuh rahmat itu sudah berakhir. Bahagia karena kita sudah bertemu dengan hari kemenangan dan kembali suci di hari Raya Idul Fitri.
Terasa klise kalau kita mengatakan bahwa besok adalah hari kemenangan buat kita. Setelah satu bulan menahan hawa nafsu tidah hanya dari rasa lapar dan dahaga. Tapi juga mengontrol emosi serta banyak berbuat kebajikan. Itulah mengapa di hari lebaran kita di beri kesempatan untuk saling maaf memaafkan? Agar di hari kemenangan kita bisa kembali suci seperti bayi yang baru lahir tanpa dosa, dengan jiwa yang putih bersih.
Pada kesempatan di hari yang fitri ini, kita harus berusaha memaafkan orang yang mempunyai kesalahan terhadap kita. Sebaliknya, kita juga harus meminta maaf apabila merasa mempunya kesalahan terhadap orang lain. Momen yang paling tepat untuk saling memaafkan adalah setelah Ramadan yaitu pada waktu halal bihalal. Di samping ajang untuk menjaga silaturahmi juga untuk bisa saling maaf-maafan.
Kalau membahas tentang memaafkan dan dimaafkan itu maksud dan tujuannya sebenarnya sangat beda. Tapi kalau dipraktekkan akan sama-sama berat. Belum tentu kita mau memaafkan (memberi maaf) apalagi kalau (menurut kita ) yang salah itu belum meminta maaf. Begitu juga kalau kita harus meminta maaf itu bukan perkara yang mudah.
Memaafkan adalah satu hal yang sangat berat. Tapi meminta maaf juga bukan hal yang mudah. Karena belum tentu permintaan maaf kita diterima. Terutama kalau sikap kita yang membuat sakit seseorang itu masih membekas. Padahal sebenarnya meminta maaf itu adalah salah satu cara untuk meredam konflik serta memperbaiki sebuah hubungan yang sedang ada masalah. Membutuhkan kebesaran hati untuk saling mengakuinya.
Jadi kunci utama dari sikap memaafkan dan dimaafkan itu adalah ikhlas. Keikhlasan yang tulus keluar dari hati nurani yang paling dalam. Dimana kita juga harus menyadari bahwa setiap manusia itu tidak sempurna, karena yang sempunya hanya Alloh SWT. Sebagai makhluk ciptaan Alloh, manusia tidak lepas dari salah dan khilaf.