Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Keluarga Saya dalam Membangunkan Sahur, dari Masa ke Masa

1 Mei 2021   19:58 Diperbarui: 1 Mei 2021   20:03 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi keluarga saya dalam membangunkan sahur, dari masa ke masa - Tradisi sahur di Indonesia ini memang unik dan beragam. Setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing. Terutama yang tinggal di daerah atau di kota kecil, yang masih memegang tradisi sampai sekarang.

Saya pernah mengalami beberapa tradisi sahur yang berbeda-beda. Seperti yang pernah saya ceritakan disini. Semasa kecil dulu saya menghabiskan bulan Ramadan di kota Kediri ikut nenek. Karena Kediri identik dengan kota santri, jadi suasana keagamaan memang sangat kental banget. Salah satu tradisi membangunkan sahur adalah sekelompok anak remaja membawa alat bunyi-bunyian kemudian keliling desa. Kadang mereka melantunkan takbir atau lagu-lagu islami. 

Suaranya memang keras sekali, karena tujuannya memang membangunkan warga untuk tidak telat melaksanakan sahur. Kalau satu jam menjelang imsak ada rumah yang lampunya masih padam, pasti akan langsung di ketuk-ketuk sama salah seorang dari mereka. Mungkin karena sudah menjadi tradisi dari dulu,  yaitu terbiasa mendengarkan sahur dengan model seperti itu. Jadi warga tidak merasa terganggu. Justru sangat terbantu, makan sahurnya tidak telat.

Ketika sudah menginjak kelas 3 SMP sampai SMA, saya sudah sering menghabiskan bulan Ramadan di Madiun. Berkumpul dengan orang tua dan saudara. Kebiasaan ibu kalau membangunkan kami sahur, biasanya pakai air dipercikkan ke muka. Kalau belum bangun juga, dipercikkan berulang-ulang sampai bangun. Biasanya sih kami langsung langsung merespon. Takutnya kalau nggak segera bangun malah di guyur sama air. Malah berabe, soalnya pasti kedinginan hehehe

Setelah berkeluarga, pasti kebiasaan juga sudah sangat berubah. Kalau dulu saya dibangunkan oleh ibu atau bapak. Tapi setelah mempunyai anak, tanggung jawab membangunkan sahur berpindah ke saya atau kadang suami. Ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Karena harus bangun lebih awal, mempersiapkan makan sahur dan selanjutnya berjuang untuk membangunkan 3 anak cowok yang kadang tidurnya sering telat. Jadinya kadang harus bercampur emosi dan darah tinggi. Jadi ingat waktu masih berkumpul dengan orang tua. Mungkin dulu beliau juga merasakan seperti yang saya rasakan sekarang.

Himbauan Kemenag Agar Membangunkan Sahur Dengan Santun

Beberapa waktu yang lalu media massa sempat heboh dengan berita yang lagi viral tentang keluhan dari istri sutradara Hanung Bramantyo -- Zaskia Adya Mecca yang merasa terganggu dengan panggilan sahur yang dirasa "sangat mengganggu". Meskipun sekarang kotroversi itu sudah mereda, tapi masih ada yang menganggap hal itu wajar dan ada juga yang merasa kurang pantas kalau diprotes.

Akhirnya Kementerian Agama pun turun tangan untuk memberikan pencerahan. Salah satunya adalah bapak Moh. Agus Salim selaku Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) yang mengatakan bahwa trasisi membangunkan sahur harus disampaikan denga cara-cara yang santun, baik, dan sopan. Agar keutamaan dan keberkahan tetap terjaga.

Ketika membangunkan sahur, ada hak kepentingan orang lain yang juga harus diperhatikan. Jadi jangan sampai kegiatan yang tujuannya mendapat pahala tapi malah mengganggu hak-hak orang lain misalkan banyak warga non muslim (pastinya sedang istirahat), ada yang sedang sakit, punya bayi atau anak kecil.

Jadi Takmir Masjid juga disarankan untuk bisa tegas mengatur penggunaan alat pengeras suara atau Toa Masjid. Ada jadwal untuk membangunkan sahur dengan durasi yang tidak terlalu lama dan suara serta cara yang baik. Sehingga kerukunan umat antar beragama dan ketentraman serta kenyamanan hidup berdampingan tetap terjaga.


Sumber : Kemenag: Membangunkan Sahur Perlu Dilakukan dengan Santun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun