Tapi ternyata?
Tahun lalu ketika awal pandemi, peraturan pemerintah sangat super ketat melarang siapapun mudik. Dan memberhentikan semua moda transportasi untuk beroperasi. Tahun ini ternyata masih tetap sama.
Sebagai warga negara yang baik, pasti saya dan keluarga akan taat dan patuh pada peraturan. Walaupun nantinya kami tidak bisa menghadiri peringatan 40 hari berpulangnya ibunda karena bertepatan pada tanggal yang masuk larangan untuk mudik.
Menjalani Ramadan Tahun Ini Dengan Menambah Ekstra Kesabaran, Keikhlasan dan Tawakal
Bulan Ramadan dalam suasana pandemi kali ini merupakan tahun yang ke dua. Menunaikan ibadah puasa dalam suasana tidak biasa. Tapi memang lama-lama jadi biasa karena setahun yang lalu keadaan lebih genting dan darurat ketika awal munculnya 'tamu tak di undang' itu.
Di setiap musibah pasti ada hikmah yang bisa kita petik. Banyak hikmah yang bisa kita ambil setelah selama setahun ini menghadapi pandemi dan 2x bulan Ramadan harus beribadah di masjid dengan sangat terbatas. Diantaranya adalah :
- Kita jadi bisa lebih banyak di rumah sehingga bisa lebih khusu' dan fokus pada ibadah puasa ataupun ibadah yang lainnya. Sesekali ke masjid memang diperbolehkan. Tapi harus melihat juga situasi dan kondisi. Harus menjaga protokol kesehatan dan menjaga lingkungan tetap kondusif.
- Bukber atau buka bersama memang sudah menjadi gaya hidup dan ajang silaturahmi. Tapi semenjak pandemi, resto ataupun tempat makan sudah dibatasi. Kitapun harus membatasi kegiatan bukber meskipun antar saudara. Membatasi bukber bukan berarti membatasi silaturahmi. Karena dana untuk bukber bisa kita alihkan untuk bersedekah atau membelikan makanan untuk buka puasa bagi sesama.
- Tidak mudik untuk tahun ini adalah yang kedua kalinya. Tapi dengan teknologi yang serba canggih dan modern, kita bisa melakukan mudik virtual menggunakan vido call atau zoom. Rasanya dan pahalanya sama kok.
- Mumpung di bulan puasa. Selain beribadah yang wajib, kita juga memperbanyak ibadah sunnah salah satunya adalah sedekah. Karena sedekah itu tidak hanya mendapatkan pahala. Tapi juga memberikan rasa nyaman dan tentram dalam hidup kita.
Begitupun saya dan keluarga besar. Rasa sedih dan kehilangan itu pasti, terutama kehilangan sosok ibunda. Tapi seperti pesan almarhumah yang sering disampaikan kepada kami ketika masih sering berkumpul. Bahwa kami ber-enam bersaudara harus lebih rukun, solid dan kompak sampai kapanpun.Â
Momen ramadan ini bisa juga menjadi ajang introspeksi diri. Baik hablumminalloh maupun hablumminannaas. Hubungan antara kita dengan Alloh SWT maupun dengan sesama manusia.
Selamat menjalankan ibadah puasa buat rekan-rekan Kompasianer dimanapun berada. Semoga puasa kita berjalan lancar dan diterima semua amalan ibadah kita hingga hari kemenangan nanti. Aamiin
Mohon doa untuk ibunda saya tercinta Noer Chosidah binti Moehammad Thoha. Al Fatihah.
Terima kasih :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H