"Mungkin sudah jeng. Tapi beberapa hari ini Ana tidak bisa dihubungi. Sepertinya lagi dinas di pelosok. Jadi sinyalnya susah." jawab bu Cip.
Akhirnya saya minta nomor telponnya mbak Ana, untuk minta informasi lebih lengkap. Saya kasihan juga melihat bu Cip terlihat begitu cemas. Rencana saya mau telpon saja mbak Ana, tapi saya coba sms dulu supaya tidak mengganggu kalau memang beliau lagi sibuk.
Tidak lama ada jawaban dari mbak Ana untuk mempersilahkan saya telpon. Awalnya sih dia sedikit terkejut, takut ada berita kurang menyenangkan tentang orang tuanya. Saya jelaskan kalau bapak dan ibu Cip dalam kondisi sehat. Tapi sedang khawatir karena obat herbal dari mbak Ana kok belum nyampe.
"Maaf Ma, saya minggu ini banyak lembur jadi nggak sempat ngabari kalau obatnya baru saya kirim 2 hari yang lalu." begitu jelas mbak Ana kepada ibunya.
Kemudian saya minta nomor resi paket yang sedang dalam perjalanan itu, untuk bisa dicek lewat tracking JNE. Dia akan kirim lewat WA di telpon mamanya yaitu bu Cip. Saya pun berjanji akan membantu bu Cip untuk bisa memantau keberadaan paket tersebut.
Setelah mendapat nomor resi lewat SMS, sayapun memandu bu Cip bagaimana caranya memakai tracking untuk memantau paket. Karena mbak Ana berdomisili di luar Jawa, jadi butuh proses yang lebih panjang dibanding pengiriman di seputar Jawa.
Bu Cip cukup puas mendengar penjelasan saya dan beliau terlihat lega melihat posisi paket yang ternyata sebentar lagi juga akan tiba. Tidak butuh waktu yang lama, sekarang beliau langsung bisa mempraktekkan bagaimana cara menggunakan tracking online JNE untuk melacak keberadaan paket tersebut.
Saya sendiri juga merasa puas dan lega bisa membantu beliau yang sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri. Karena di jaman yang berteknologi tinggi ini, siapapun bisa menggunakan aplikasi. Yang penting telpon pintarnya mendukung. Kalaupun tadi semisal handphone bu Cip tidak mendukung, saya akan menggunakan handphone saya untuk membantu melakukan tracking.
Selama pandemi ini, semua aktifitas memang banyak dilakukan di rumah. Saya sendiri, entah bagaimana caranya yang penting segala kebutuhan bisa terpenuhi supaya tidak sering keluar rumah. Salah satunya adalah belanja. Sebagai ibu dan istri, kewajiban memasak tetap harus dilaksanakan. Sesekali saya masih ke pasar tradisional. Kalau biasanya keluar setiap hari, untuk saat ini cukup seminggu 2 kali saja. Sedangkan untuk membeli kebutuhan lainnya, bisa lewat online.
Saya sebelum pandemi jarang banget belanja lewat online shop. Tapi sekarang hampir tiap minggu selalu mencari semua kebutuhan lewat marketplace atau online shop. Ternyata banyak keuntungannya, salah satunya adalah bisa membandingkan harga dan  mencari yang paling murah.
Kadang ada rasa khawatir juga, apalagi beberapa waktu marak banget berita tentang online shop yang melakukan penipuan. Kalau saya sih cuman punya 2 tips yaitu lihat bintang penilaian karena tiap shop pasti akan ada bintang sesuai penilaian dari para customer. Kalau bintangnya banyak, berarti banyak pembeli yang puas. Walaupun ada harga yang murah tapi kalau bintangnya cuma satu, biasanya saya skip. Dan yang kedua adlah testimoni dari pembeli. Ini salah satu senjata saya untuk memilih online shop. Dari testimoni itu saya bisa menentukan toko mana yang akan saya pilih.